Jilid 19

3.6K 53 2
                                    

"Ciu Lo Cianpwee kapan tiba ?" tanya Tiong Giok sambil memegang lengan orang tua itu.

"Kami baru saja sampai belum lama," jawab Ciu Kong.

"Mana Yauw Lo Cianpwee dan Toa Gu ?"

"Mereka sedang menantikanmu dipenginapan Hoo Peng !"

"Oh kebetulan sekali Lo Cianpwee menginap disana, tentu sudah bertemu dengan Wan Jie dan lain-lain bukan ?"

"Ya," jawab Ciu Kong. "Bahkan aku mencarimu setelah mendapat tahu dari Wan Jie."

"Ada seorang gadis bernama Siau Bwee apakah sudah pulang ke hotel ?"

"Entahlah, aku terburu-buru mencari Siau cu jin, tidak memperhatikan keadaan di hotel, rasa-rasanya sih belum pulang !"

Dengan cepat mereka kembali ke hotel, Tiong Giok melihat Yauw Kian Cee dan Toa Gu dan lain-lain hanya Siau Bwee yang tidak ada.

"Engkau pergi begitu lama, ketemukah dengan Siau Bwee ?" tanya Wan Jie.

"Sudah kucari kesana kemari, tapi tidak kutemui."

"Kalau begitu urusan yang tidak diinginkan benar-benar terjadi !" kata Wan Jie.

"Soal apa ?" tanya In Tiong Giok dengan heran.

"Lihatlah ini," kata Wan Jie sambil mengambil sehelai surat. "Begitu engkau pergi, ada seorang anak membawa surat ini. Bacalah engkau akan mengerti sendiri."

Tiong Giok melihat surat itu berbunyi : "Kuminta kalian semuannya menggunakan kereta yang tertutup datang ke kota Hong Shia. Soal lainnya akan ditentukan dikemudian. Perintah ini harus dipatuhi bilamana jiwa Siau Bwee dan Pek Kiam Hong terancam kematian. Pikirlah masak-masak, jangan sampai menyesal belakangan."

Surat itu tidak dibubuhi tanda tangan maupun tulisan lainnya.

"Ini pasti surat Liok Jie Hui," kata In Tiong Giok. "Dengan menjadikan Siau Bwee dan Kiam Hong sebagai sandera, ia hendak memaksaku menyerahkan pedang mustika !"

"Kenapa Pek Suheng bisa jatuh ditangan mereka ?" tanya Wan Jie.

"Ia mempunyai janji dengan Siau Bwee," kata Tiong Giok. "Rupanya waktu Siau Bwee keluar mencari bertemu dengan Kiam Hong sehingga lupa pulang. Sedangkan Liok Jie Hui yang mempunyai banyak kaki tangan didalam kota ini mengetahui mereka berdua saja, maka menangkapnya dengan mudah untuk dijadikan sandera seperti yang kukatakan tadi."

"Jika ia menginnginkan hal itu, kenapa tidak melakukannya di Lam Ciong ini ? Dan apapula maksudnya menyuruh kita naik kereta segala macam ?" kata Yauw Jian Cee.

"Liok Jie Hui manusia licik yang aneh, ia sudah memperhitungkan, bahwa kota Lam Ciong berdekatan dengan pulau Hiu, kuatir Hek pek siang yauw mendapat kabar dan mencampuri urusan ini."

"Soalnya sudah begini, langkah apa yang harus diambil ?" tanya Ceng Ceng.

"Hm, apa yang engkau bisa ?" bentak Ciu Kong.

"Soalnya ia menginginkan pedang mustika, sebelum benda itu diperolehnya ia tak mencelakakan Tiat Kounio maupun Pek Kiam Hong. Maka itu ada kesempatan bagi kita mengirim kabar ke Pok Thian Pang. Perserikatan ini pasti mencari Liok Jie Hui untuk membebaskan Siau Pangcu mereka bukan ?"

"Pok Thian Pang menolong Pek Kiam Hong. Lalu siapa yang menolong Tiat Kounio ?" tanya Ciu Kong.

"Tia tia tidak tahu, kalau Pek Kiam Hong bebas, Tiat Kounio pun pasti bebas !"

"Hmm, cara memancing si air keruh bukan kerjaan kita ! Sebaiknya engkau jangan bicara dan pergi jauhan ke sana !"

"Tia tia bisanya memaki dan membentak aku saja," kata Ceng Ceng.

Perguruan Sejati - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang