Jilid 22 (TAMAT)

5K 73 2
                                    

"Sudah, lihat nanti !" 

Lagi-lagi Tay Cin Tojin memotong perkataan kawannya. Diambilnya kertas dan pit, cepat-cepat ditulisnya sepucuk surat. 

Dimasukkan kedalam sampul dan dilem. "Kumohon engkau menulis namamu di sampul surat ini."

Han Bun Siang tidak bertanya ini itu, segera menulis namanya di sampul itu. Melihat ini Tong Cian Lie jadi geregetan. "Engkau hidung kerbau itu bilamana tidak segera kusobek suatu saat kau mau main apa ? Han Toako engkau gampang dikibulii, surat itu toh belum kau baca, kenapa mau menulis namamu?"

Tay Cin Tojin tidak menghiraukan dan pura-pura tidak mendengar, ia mengangkat tangan mengetuk-ngetuk meja tiga kali. Tak selang lama datanglah si gadis berparas buruk keatas loteng.

"Ciu Kouw, dalam beberapa hari ini kepaksa kami membuatmu dan ayahmu repot sekali....ini sepucuk surat, sampaikanlah pada In Siau hiap....soal kami bertiga tak perlu engkau tuturkan kepadanya, lekaslah !"

Ciu Kouw menerima surat itu, tapi tidak segera pergi, tampaknya ia sedang bingung.

"Lekaslah jangan ragu-ragu, surat ini penting sekali dan bersangkutan dengan hari untukmu membalas dendam. Bahkan wajahmu yang sebelah itu tak lama lagi akan seperti sediakala, bilamana mendapat obatnya."

"Terima kasih," jawab Ciu Kouw yang terus berlalu.

"Apa yang bisa kukerjakan sudah kukerjakan kini aku mau tidur....aaah..." Tay Cin Tojin menutup perkataannya sambil menguap.

"Sebelum kau jelaskan isi surat itu, bagaimanapun tak bisa kau tidur !" bentak Tong Cian Lie.

"Hei hidung kerbau, apakah aku lupa tabiat Tong Toako ?" kata Han Bun Siang. "Surat itu sudah diantar, sepatutnya kau jelaskan isinya kepada kami."

Tay Cin Tojin tidak menjawab, ia mendorong meja dan terus merebahkan dirinya dibalai sambil menggerendeng. "Sejak dulu berlaku baik tak mendapat balasan baik, dikarenakan didunia terlalu banyak manusia goblok. Lihatlah ! jangan mengganggu aku lagi !"

Han Bun Siang dan Tong Cian Lie melihat keatas meja itu terlihat sederetan huruf yang berbunyi : Pok Thian Pang bisa berswasembada dalam makanan, tapi memerlukan garam dari luar. Jika merasa ada kesulitan, mintalah bantuan Cian bin sin kay."

"Sialan kiranya kau memakai ilmu dalam menembus kertas dan menulis dimeja ini," kata Tong Cian Lie.

"Ya, sewaktu-sewaktu ilmu dalam ini bisa juga mengelabui manusia goblok !" kata Tay Cin Tojin.

Tong Cian Lie menjadi sengit, waktu ia mau membuka mulut lagi, tampak Tay Cin Tojin menempelkan jerijinya kemulut : "Ssssst jangan berisik aku mau tidur !"

Sementara itu Liong Yan Sie dan Cu Yau hui begitu masuk kedalam penginapan Bwee Kie, menerima nasib seperti tamu-tamu lainnya.....tidur terus !

Setelah Tay Cin Tojin pergi, Tiong Giok terpekur terus, ia merasa curiga atas surat Cian bin sin kay yang tiba-tiba saja datangnya. Maka dipanggilnya Sun Ciang kui kedalam kamarnya.

"Kongcu memanggilku ?" tanya Sun Ciang kui.

"Benar, duduklah dulu aku perlu bicara denganmu !" kata Tiong Giok. "Darimana kau dapat surat ini ?"

"Oh...seorang pelayan yang menyampaikan kepadaku, lalu aku menyampaikan pada Kongcu memang kenapa ?"

"Tidak apa-apa, hanya saja...." Perkataan Tiong Giok terputus, karena Ceng Ceng masuk dengan tiba-tiba. "Ada apa ?"

"Ada yang ingin bertemu dengan Siau cu jin," kata Ceng Ceng.

"Suruh tunggu saja dulu...."

"Ia ingin sekarang juga bertemu," katanya.

Perguruan Sejati - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang