Jilid 21

3.8K 60 1
                                    

Benar saja salah satu pedang pusaka yang bernama Lie hwe kiam sudah hilang dari tempatnya. "Hweesio itu sangat aneh, ia pergi tanpa pamit dan membawa pedang untuk apa ?" kata Yauw Kian Cee.

"Mungkin firasat buruknya itu dikarenakan ia melihat luka Ceng Ceng," kata Ciu Kong.

"Tapi Toa Gu dan Thian Sek sampai sekarang belum bangun, hal ini mendatangkan firasat buruk bagiku !" kata Bok Tiong.

"Jika begitu sebaiknya Lo Cianpwee coba tengok mereka, jika belum bangun gotong saja kemari !" kata In Tiong Giok.

"Bolehkah aku menemani Lo yacu keluar ?" tanya Ceng Ceng.

Tiong Giok tersenyum sambil menganggukkan kepala. Ceng Ceng cepat-cepat mengikuti Bok Tiong keluar gua, dalam sejenak ia membuat kesan baik pada orang tua itu, sehingga salah paham tadi hilang dalam waktu sekejap.

Seberlalunya kedua orang itu, Tiong Giok berpaling pada Yauw Kian Cee dan berkata dengan serius : "Kuminta Yauw Lo Cianpwee memcapaikan diri pergi ke Siau sa san untuk menemui Hek pek siang yauw, dan mohon pada mereka sepuluh orang yang pandai berenang lengkap dengan alat-alat selamnya. Dan suruh mereka menantikan di Chin San sia dalam minggu ini juga." Ia pun menyerahkan pedang Hong siat kiam pada Yauw Kian Cee. "Jika mereka tak yakin, perlihatkanlah pedang sebagai bukti.." Disamping itu ia pun menyerahkan Thian Lui tiap pada Ciu Kong.

"Kuminta Lo Cianpwee memcapaikan diri membawa buku ini sebagai benda kepercayaan untuk menyambangi Tong Cian Lie di Kiu Yang Shia. Katakan kepadanya aku menghaturkan terima kasih atas kesediaannya menerima ibuku disamping itu minta pula kepadanya untuk menahan Pek Kiam Hong dalam waktu setengah bulan, jangan sampai meninggalkan Kiu Yang Shia."

Yauw Kian Cee dan Ciu Kong saling tatap, dengan wajah guram. Akhirnya Yauw Kian Cee bertanya dengan heran:"
Apakah Siau cu jin sudah bertekad untuk menolong Wan Kounio dari cengkeraman kaum Pok Thian Pang ?"

"Benar ! Tapi niatku pergi kesana semata-mata bukan karena urusan Wan Kounio saja, masih ada yang lebih penting lagi dari itu !"

"Bolehkah kutahu hal yang penting itu ?" tanya Ciu Kong.

"Niatku pergi kemarkas kaum Pok Thian Pang disamping untuk menolong Wan Kounio, yang terpenting untuk menemui orang tua di dalam penjara tanah itu !"

"Apakah Siau cu jin tahu siapa orang itu ?"

"Menurut dugaanku, orang tua itu bukan lain dari pada ayahku sendiri !"

Ciu Kong dan Yauw Kian Cee menundukkan kepala tanpa berkata-kata lagi. Setelah itu dengan berbareng mereka merangkapkan tangan. "Kalau begitu sekarang juga kami pergi !"

"Baik, lebih cepat lebih baik !" kata Tiong Giok yang terus mengantar kedua orang tua itu keluar gua.

Baru Yauw dan Ciu berlalu, tampak Bok Tiong bersama-sama Ceng Ceng, Toa Gu dan Thian Sek kembali ke gua. Diantara mereka tampak Thian Sek paling gembira: "Siau cu jin mungkin engkau takkan percaya dalam waktu semalam aku dapat memahami ilmu Samadhi dari Thian Liong Bun !"

"Betulkah ? Siapa yang mengajarimu ?" tanya Tiong Giok.

Thian Sek menunjuk pada Toa Gu. "Oey Suheng yang mengajari !"

Keruan saja Tiong Giok dibikin melengak karena ia tahu sendiri Toa GU sendiri sangat goblok dan tak bisa memahami ilmu itu, apalagi mengajari orang lain. "Ha ha ha ha betul-betulkah dia yang mengajarimu ?"

Toa Gu merasa jengah sendiri. "Aku tak mengajari apa-apa, hanya menyuruhnya tidur ! Tapi ia mengatakan memperoleh hasil yang luar biasa sekali ! Sebaliknya akupun tidur, dan benar-benar merasakan ada kemajuan ! Tubuh rasanya melar mau meledak saja ! Kalau dipikir lebih mendalam membuatku seram....jangan-jangan tempat ini angker dan kami kemasukan sesuatu jin atau iblis, bisa begitu tidak ?"

Perguruan Sejati - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang