Jilid 14

4.3K 62 0
                                    

"Apakah Lo Cianpwee menganggap kepandaian kami terlalu rendah dan bisa merepotkan Lo Cianpwee ?" tanya Pek Kiam Hong.

"Bukan begitu, karena yang datang itu disamping berkepandaian tinggi, jumlahnyapun banyak sekali ! Aku sendiripun bisa menghadapi mereka dengan nekad, hidup atau mati terserah kepada Tuhan ! Sedangkan kalian bagaimanapun tak boleh mencampuri urusanku ini !"

"Bolehkah kutahu musuh-musuh dari golongan mana ?" tanya Siau Bwee.

"Yang sudah kuketahui saja sudah tiga golongan, yakni dari Pok Thian Pang, Hek pek siang koay dan lou san siang cat ( dua manusia cacat dari gunung Lou san). Disamping itu masih banyak lagi yang lain dan belum kuketahui dai golongan apa !"

"Dimana letaknya lembah itu ? Dan kapan pedang itu menjelma kedunia ?" tanya Siau Bwee.

"Letaknya tak seberapa jauh , yakni dilembah gunung Huay giok san," kata Liok Jie Hui. "Sedangkan saatnya pedang itu menjelma sudah dekat juga, lebih kurang lima enam hari lagi, atau selambat-lambatnya sepuluh hari lagi."

"Jika Lo Cianpwee tak mau mengajak juga, kami bisa pergi sendiri," kata Siau Bwee. "Toako mari kita berangkat sekarang juga." Pek Kiam Hong tak ayal lagi segera bangkit dari tempat duduknya.

Melihat keadaan ini hati Liok Jie Hui menjadi geli, karena siasatnya berhasil baik. Tapi wajahnya seperti kaget dan cemas, buru-buru mencegah. "Kalian jangan berlaku gegabah, aku mencegah kalian dengan maksud baik...."

"Hm," Siau Bwee tersenyum dingin. "Kami sebagai anggota dari Thian liong bun bagaimanapun mempunyai kewajiban untuk mencegah agar pedang wasiat itu tidak jatuh ditangan orang jahat."

Liok Jie Hui yang licin dengan perkataannya yang lemah lembut, berhasil membuat kedua muda mudi itu duduk kembali dikursinya: "Jika kalian memaksa juga, apa boleh buat, ikutlaah denganku, sebab pedang yang bakalan diperoleh itu untuk diserahkan pada In Siau hiap yang menjadi Ciang bun jin kaum Thian liong bun !"

"Bilamana kita berangkat ?" tanya Siau Bwee tak sabaran.

"Sebenarnya lebih cepat lebih baik," kata Liok Jie Hui. Ia terpekur sejenak seperti berpikir keras. "Tapi aku masih mempunyai sesuatu urusan yang perlu diselesaikan dulu. Kalian duduk-duduk dulu disini, aku hanya sebentar."

"Silahkan," kata Siau Bwee, "kami akan menunggu disini !"

"Ah, pikiranmu bagaimana sih ? Liok Jie Hui adalah jago kang ouw yang lihay, bilamana rahasianya dipecahkan itu akan gusar dan kita bisa dibunuhnya, mengerti ?"

"Takut apa, lawan saja !"

"Ketakutan kita ditambah selipat lagipun tak bisa menang !"

"Jika begitu mumpung ia belum datang kita pergi buru.....'

'Jika kita pergi sama dengan melepaskan begitu saja pedang wasiat itu bukan ?"

"Sebenarnya apa sih yang engkau akan perbuat ?" tanya Pek Kiam Hong.

"Aku mempunyai siasat baik menghapinya, tolol !" bisik Siau Bwee.

"Duduklah yang tenang, tak lama lagi dia akan kembali..."

Benar saja dari arah tangga terdengar derapan langkah-langkah berjalan. Disusul dengan munculnnya Liok Jie Hui dan seorang laki-laki yang membawa bungkusan besar dipunggungnya. Orang yang membawa bungkusan bukan lain dari sipedagang barang pecah belah yang bernama Oey Toa Gu.

"Wah mungkin kalian kesal menantikan aku bukan ?" kata Liok Jie Hui.

"Lo Cianpwee pergi begitu lama dan kembali membawa orang kasar ini untuk apa ?" tanya Siau Bwee.

Perguruan Sejati - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang