Jilid 3

5.7K 72 1
                                    

"Ah benar-benar mengherankan, sedang main apa si kutu buku itu... tapi sedikitnya engkau pernah mendengar apa yang dinamai Bulim Cap sa kie bukan ?"

"Oh yang engkau maksudkan dengan Jiak sie to koey kay sin sian yauw mo kui itu ? aku baru tahu beberapa hari saja dari Pek Kounio, artinya sama sekali tidak jelas !"

"Ya ketiga belas orang ini empat puluh tahun yang lalu merupakan jago dunia persilatan yang tiada taranya !"

"Aku heran sepuluh huruf itu kenapa bisa jadi tiga belas orang ?"

"Antaranya yang disebut Yauw ialah Hekpek Siangyauw suami istri, atau dua jejadian hitam dan putih. Sedangkan To adalah penganut Taois dari Lau Tze bernama Thay Cin Tojin dari pegunungan Hengsan. Kui artinya gadis, yang dimaksud adalah Liap In Eng yang bergelar Piau Hio Kiam atau sipedang semerbak : Sin mewakili Tong Cian Lie yang bergelar Lui Sin atau malaikat petir : Sian adalah Gan Kong Hu dengan gelar Sit bok-sian ong atau dewa bermata hijau, sedangkan Sie mewakili Biku yakni Kay Kong Kiansu : Mo adalah Hiat Mo setan berdarah Kim Kay, sedangkan kui atau setan mewakili Thian Lam Sam Mo, tiga iblis dari daerah selatan yang terdiri dari Siau bin Busiang (iblis tersenyum) , Tok Kay fong, Kiucie Busiang (iblis berjeriji sembilan) Kam Peng Hoo dan Tokpit Busiang (iblis bertangan satu) Ciau Cie Hiong...."

"Engkau hanya menjelaskan artinya delapan huruf, masih ada Jiak dan Kay yang belum dijelaskan !"

"Kedua orang itu sebenarnya tak perlu dijelaskan engkau harus tahu sendiri !" kata si orang tua sambil mengangkat –angkat pundak. "Kelihatannya engkau pintar, nyatanya bodoh dan harus dikasihani : Jiak adalah pelajar, yakni gurumu si kutu buku Han Bun Siang dengan gelar Lo-to sen (sipelajar miskin) dan Kay atau pengemis adalah aku Cu lit dengan gelar manis yakni Cian Bin Sin Kay atau pengemis seribu muka !"

Kaget dan girang bercampur dijiwa Tiong Giok, cepat-cepat ia membungkukkan badan memberi hormat : "Tak kukira bahwa Lo Cianpwee dan guruku adalah Bulim Cap sakie. Boanpwee benar-benar tidak tahu dan maaf atas kekuranganku.

"Sudah jangan berkata begitu," kata Cian Bin Sin Kay,"Sejujurnya dulu bulim capsahkie namanya tenar, tapi untuk kini telah berubah menjadi Bulim Capsahkie Siu (tiga belas keburukan)... untuk apa ?"

Bocah apakah engkau tahu kedatanganku ke sini ?"

"Boanpwee tidak tahu," jawab In Tiong Giok.

"Aku ingin mencari seseorang yang tidak imannya..." mendadak ia diam dan memiringkan kepala mendengari sesuatu. "Sst jangan bersuara dibelakang rumah datang seseorang berkepandaian tinggi !" Hm, ingin kulihat manusia macam apa dia itu !"

Cepar-cepat selaput tipis dikenakan kemukanya, membuatnya menjadi In Hok kembali.

"Lo Cianpwee jangan lupa, pura-pura tidak pandai silat, agar tak ketahuan," kata In Tiong Giok.

"Ya engkau benar, hampir-hampir kulupa dan terbongkar rahasia kita !"

Berdua-dua mereka berdiam dipojok ruangan ssmbil menahan napas, tak perlu lama-lama mereka menanti, dibelakang rumah terdengar suara berkeresek... Cianbin Sinkay dengan ilmu Toan Im (mengirim suara) berbisik pada kawannya "Binatang ini bermaksud tidak baik, dalam keadaan terpaksa akan kutindak, engkau tetap saja berlagak bodoh !"

Sesosok bayangan hitam masuk kedalam, tubuhnya kurus dan mengenakan pakaian warna kelabu, wajahnya tertutup kedok, hanya matanya saja terbuka memancar tajam. Ia bersenjata, gerakannya ringan, dugaan si pengemis tidak salah, tamu tak diundang ini berkepandaian tinggi. Tiong Giok memperhatikan terus gerak gerik orang itu. 

Si baju kelabu seolah-olah mengenal baik keadaan rumah, ia menuju ke kamar In Tiong Giok. Pintu memang setengah terbuka, tubuhnya memiring dan mencelos masuk tanpa bersuara. Tapi dengan cepat pula is keluar lagi dari dalam kamar.

Perguruan Sejati - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang