IF YOU
Apa yang paling aku benci adalah melihat bagaimana dia bahagia saat bersama dengan gadis lain. Sebesar apa pun aku berusaha menghentikan rasaku untuknya, pada kenyataannya tak semudah membalikkan telapak tangan.
Tak semudah itu menyingkirkan perasaan ini. Tak semudah itu melupakannya. Meski menghindarinya sekali pun adalah hal termudah namun sulit untuk dilakukan.
Diantara banyak kemungkinan yang terjadi, percaya lah berada di satu gedung bioskop bukan lah keinginanku.
"Apa lebih baik kita keluar saja?" Imi pertanyaan ke tiga yang keluar dari bibir Jungkook. "Maaf, harusnya aku memilih tempat lain."
Aku menggeleng, "Bukan salahmu. Lagi pula kita sudah membayar."
Aku mengabaikannya, sebisa mungkin. Namun tetap saja mataku beberapa kali melirik ke arahnya, aku tak bisa menyembunyikan sakit hatiku saat melihatnya bermesraan dengan Irene sunbae.
Dia tak mencintaimu, dia tak pernah melakukannya.
Kau hanya alat untuknya mendekati Irene.
Kau tak cukup baik baginya.
Kau tak cukup berharga untuk diperjuangkan olehnya.
Aku menggeleng kecil, mencoba menghilangkan kalimat yang bermunculan di otakku. Kalimat yang hanya bisa menyakiti diriku sendiri. Sebuah kenyataan yang masih saja menampar diriku berkali-kali. Hanya jika apa yang ia katakan adalah kebenarnya, mungkin rasanya tak semenyakitkan ini.
"Lisa," Jungkook sudah berdiri di sampingku, tangannya terulur untuk membantuku. "Ayo makan."
Dan aku meraihnya. Kami melewati dua pasangan yang namanya bertengger di situs pencarian selama seminggu ini. Aku tak tahu apakah Taehyung menyadari keberadaan kami atau tidak. Tapi jika iya pun memang apa yang akan-
BRUG
Tubuh Jungkook tiba-tiba sudah terjatuh di lantai bioskop. Aku menoleh, mendapati Taehyung yang menatap ke arah Jungkook marah. Ada apa sebenarnya?
"Apa yang kau lakukan?" desisku marah. Jungkook tak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini. Aku maju dan berhadapan dengannya. Perbedaan tinggi kami jelas terlihat karena aku harus mendongak untuk bertemu mata dengannya.
Mata cokelat itu tak dapat kubaca. Entah apa yang ada dipikirannya. Aku tak mengerti. Terutama saat ia meraih tanganku untuk keluar dari gedung bioskop. Meninggalkan Irene sunbae dan Jungkook di belakang.
* * *
Taehyung melonggarkan genggaman tangannya saat langkah kakinya berhenti di taman kota. Aku masih menatapnya tak mengerti. Dia masih terdiam tanpa menoleh ke arahku.
"Aku sudah bilang jangan terlalu dekat dengan lelaki lain." Suaranya terdengar lebih rendah dari biasanya.
Taehyung yang seperti ini adalah Taehyung si pecemburu yang aku kenal dulu. Tapi untuk apa Taehyung ini kembali?
"Kau terlihat seperti wanita rendah," tatapan matanya tajam dan menusuk. Namun lebih dari itu, kata-katanya lebih menusuk hingga membuatku sakit sekali rasanya. "Apa kau tak memiliki rasa malu? Kita baru saja putus dan kau menggoyangkan ekormu ke tiap lelaki yang kau kenal? Apa kau serendah itu?"
Aku hanya bisa tersenyum, pedih. "Bagaimana denganmu? Kau bahkan sudah memiliki kekasih lain saat kita berkencan. Jangan lupa bahwa kau membuat hubunganmu diketahui publik sementara kau baru saja putus denganku. Siapa sekarang yang rendah Taehyung-ssi? Bahkan jika aku merendahkan diriku, sekali pun itu bukan urusanmu. Berhenti. Aku mohon berhenti lah. Apa salahku? Apa salahku harus merasakan sakit seperti ini? Apa aku tak boleh bahagia?"
Taehyung tak menatapku, ia malah mengalihkan pandangannya.
"Kau selalu seperti ini. Membuatku terbang tinggi kemudian membuangku seperti sampah. Bersikap manis di depan hyungmu juga Jungkook ,namun memperlakukanku dengan baik hanya untuk mengabaikanku saat kita bersama. Apa salahku padamu? Aku tak pernah meminta lebih darimu. Tak pernah meminta agar hubungan kita diketahui publik. Aku tak pernah memintamu mendekatiku sejak awal. Tapi kenapa kau harus membuatku jatuh cinta hanya untuk membuatku hancur? Apa kau begitu membenciku?"
Aku hanya melihatnya menunduk. "Kumohon berhentilah. Aku harap kau bahagia bersama dengannya."
Dengan itu aku meninggalkannya. Aku tak lagi menoleh karena jika aku melakukannya, detik itu juga aku akan memeluknya. Aku terlalu mencintainya hingga membiarkan diriku terluka berkali-kali. Bahkan meski luka itu belum kering sekali pun aku akan terus berkorban untuknya.
Tapi Taehyung lupa satu hal; orang yang berjuang sekali pun memiliki batas kesabaran. Begitu pula denganku.
I love him but he doesn't dan tak ada untungnya untuk mempertahankan perasaan yang bahkan tak ia miliki untukku. Ia hanya mencintai Irene sunbae. Tak pernah bahkan sekali ia pernah mencintaiku.
Lucunya aku baru sadar jika selama ini ia tak pernah mengatakan cinta padaku. Kadang fakta seperti itu baru disadari ketika semuanya sudah berakhir.
"Lisa," lagi untuk kesekian kalinya seseorang yang memanggilku adalah Jungkook.
Sekali lagi orang yang selalu ada dan menemaniku adalah Jungkook. Jika saja orang yang aku cintai adalah Jungkook dan bukan Taehyung mungkin tak akan semenyakitkan ini. Mungkin jika itu adalah Jungkook ia tak akan membiarkanku sesakit ini.
"Menangis lah."
Dan aku melakukannya di dalam dekapan Jungkook.
* * *
amel di 2018;
woi ini kenapa menye banget sih?
-amel
KAMU SEDANG MEMBACA
if you {1}
Fanfictioni was wrong for choose her, and you was right; im that kind of jerk. * * * ©2017