Its december and raining
Lalisa berlari dari dorm sambil menutupi kepala dengan telapak tangannya. Meski hujan, dia tetap harus ke toserba yang berada di seberang dorm. Ini minggu ke dua di desember dan hujan turun, untung saja gadis berambut pirang itu membalut tubuhnya dengan mantel tebal dan juga syal. Dia tak tahu akan hujan, lagipula tak ada payung tersisa di dorm ketiga unnienya sudah mengambil persedian payung mereka. Harusnya Lisa tak memberikan payungnya pada Chaeng, jadi dia tak harus berlari menembus hujan seperti ini.
"Selamat datang," Pegawai toko dengan kacamata tebal menyapa dengan ramah. "Silakan coba promo terbaru kami, ramyeon dengan katsu hanya 2 dollar."
Mata gadis keturunan Thailand itu langsung berbinar dan melangkah ke rak berisi ramyeon. Tangannya terhenti kala sebuah tangan dengan cincin hitam di jari tengah berada di sampingnya. Gadis itu menoleh, mendapati seorang lelaki yang juga memakai masker hitam di wajahnya, sama seperti dirinya.
"Apa kau mau mengambilnya?" Lisa bertanya, masalahnya ramyeon yang ia inginkan hanya tersisa satu. Lisa tak ingin memberikannya, tapi ia tak bisa egois.
"Aku rasa kau lebih menginginkannya. Ambil lah, aku akan membeli yang ayam pedas." Suara pemuda itu terdengar berat dan rendah.
Lisa mengangguk, senang. Gadis itu kemudian berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil dua kaleng soda. Ia juga melewati rak camilan dan mengambil beberapa snack rasa keju, choco pie, wafer, pocky, cokelat, juga permen. Keranjang berwarna putih itu penuh dengan makanan ringan. Kalau Jisoo tahu, makanan itu sudah berpindah kepemilikan.
Lisa kini fokus pada ramyeon yang sedang dipanaskan. Belanjaannya masih dihitung dan tangannya memegang sumpit. "Totalnya 87 dollar," gadis itu langsung memberikan black cardnya pada penjaga toko dengan mata yang masih fokus pada microwive.
Lisa meraih plastik putih berisi makanan ringannya. Ia memasukkan tangan kirinya ke dalam celah plastik kemudian membawa ramyeon panas dengan katsu dan telur ke salah satu meja panjang yang mengarah ke taman apartemen. Di luar masih hujan dan membuat kaca berembun. Lisa membuka kaleng sodanya yang pertama sebelum menyatukan tangannya untuk makan.
Sementara di sampingnya duduk seorang pemuda dengan ramyeon yang sudah habis dan air mineral yang tinggal setengah. Pemuda itu sibuk menatap jalan sesekali saat ia selesai membalas pesan pendek dari temannya.
Rencana pemuda itu untuk menemui Baekhyun gagal karena ternyata ia berada di gedung apartemen A, sementara saat ini pemuda bermarga Kim itu berada di gedung F. Lagipula Baekhyun ternyata sedang sibuk syuting drama, padahal pemilik nama Kim Taehyung ini sudah menghubungi lelaki itu sejak pagi. Dengan gusar ia kembali mengambil air mineralnya dan menenggaknya hingga habis.
"Permisi," si gadis berambut pirang yang duduk di sampingnya mencolek lengan kanannya membuat pria itu menoleh dengan satu alis yang dinaikkan. "Boleh tidak aku mengambil tempat bekas ramyeonmu?"
Taehyung tak menjawab, namun ia mendorong piring plastik miliknya itu ke arah gadis bernama Lisa itu. "Terima kasih."
Lewat ujung matanya ia mendapati si gadis pirang memisahkan bagian telur kuning di piring miliknya ke piring bekas milik Taehyung. Entah kenapa Taehyung malah tersenyum. Gadis ini mengingatkannya pada Gee, adik sepupunya yang membenci bagian kuning pada telur. Bahkan meski Taehyung menyuruh Gee untuk memakannya, anak berumur lima itu malah memberengut dan menjauhkan dirinya daru Taehyung.
"Ini aneh karena kita tak tahu nama masing-masing," gadis pirang itu berujar. Kembali, lewat sudut matanya Taehyung melihat gadis itu menurunkan masker hitam yang menutupi wajahnya. Gadis itu mengulurkan tangannya, "Namaku Lalisa, tapi kau bisa memanggilku Lisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
if you {1}
Fanfici was wrong for choose her, and you was right; im that kind of jerk. * * * ©2017