If you're struggling like I am
Can't we make things a little easier?Aku menggenggam erat cangkir berisi cokelat panas. Di luar hujan dan para unnie sedang keluar dengan kekasih masing-masing. Aku hanya menyandarkan tubuhku dan menatap keluar jendela. Pikiranku berkecamuk, terbelah dengan Taehyung sebagai fokusnya. Baru beberapa jam sejak terakhir kami bertemu. Aku menghela, pada akhirnya aku hanya menaruh cokelat panasku kemudian merebahkan tubuhku di kasur.
Kembali, aku mengulang kejadian sore tadi.
"Bisakah kita memulainya lagi? Kali ini bisakah kita memulainya dari awal?"
Taehyung menatapku. Meski aku tak menatapnya, aku hanya menatap lautan luas. Pikiranku bekerja sangat lambat. Aku tak tahu apa yang harus aku katakan. Sungguh aku masih mencintainya. Berkali-kali mencoba melupakannya tapi tak pernah berhasil. Mencoba untuk menjauh, tapi terus kembali ke tempat yang sama.
Taehyung menangkupkan kedua tangannya di wajahku, namun berkali-kali aku mengabaikan kontak mata. Aku tak dapat melihatnya menangis. Aku tak ingin mengulangi cerita yang sama dengannya.
"Hentikan." Aku berkata, lelah dengan kelakuannya. "Bukankah aku sudah bilang untuk menghentikannya?"
Taehyung terluka. Aku tahu karena matanya bicara seperti itu. Tapi aku ingin berhenti. Ini melelahkan.
"Kau kembali pada Irene sunbae dan aku kembali dengan kehidupanku. Berhenti lah, kumohon." Aku menyatukan kedua tanganku, memohon sepenuhnya pada lelaki yang sampai detik ini masih kucintai.
Aku mencintainya. Tapi aku ingin berhenti. Semua ini sia-sia. Dia bahkan tak tahu bagaimana perasaannya padaku. Bahkan meski ia tahu, ia terlalu bodoh untuk mencari jalan untuk melindungi hubungan ini nantinya. Taehyung selalu seperti itu. Apa yang ada dipikirannya, tak pernah ia pikirkan dampak ke depannya.
"Jika kita kembali lalu apa? Kau akan memutuskan Irene? Kau akan memperkenalkanku pada publik sebagai pacar barumu? Kau akan membuat fansmu dan fans Irene membenciku? Kau ingin agar grupku membatalkan comebacknya lagi?" tuntutku sambil menatapnya tajam. "Hentikan sikapmu ini. Kau hanya akan memperburuk keadaan."
Dengan itu aku meninggalkannya.
"Lisa!" Aku menghentikan langkahku, entah mengapa. "Aku akan membuat kita kembali bersama. Aku akan memperjuangkan kita. Aku akan memastikannya."
Aku juga berharap begitu.
Kuraih ponselku yang bergetar beberapa kali. Sebuah pesan masuk. Dari Taeyong.
Taeyongie: Selamat malam 😊
Apa aku mengganggumu?
Jika tidak, mau jawab pertanyaanku?Aku membacanya perlahan, menimang-nimang sebelum akhirnya membalas pesan dari leader NCT 127 itu.
Lalisa: selamat malam juga!
dan tentu saja kau tidak menggangguku.
apa yang ingin kau tanyakan?Taeyongie: Ada beberapa hal
Pertama, apa kau dan V pernah berkencan?Aku menghela napas, haruskah aku jujur padanya?
Taeyongie: Jika kau tak ingin membahasnya tak masalah. Aku hanya ingin memastikan.
Kau tahu, kekasihku sebelumnya adalah seorang mahasiswa biasa. Namanya Jihee, dia satu tahun lebih muda dariku. Beberapa waktu lalu sempat ada foto yang beredar tentangnya, karena hal itu fansku mulai menerornya. Jihee bukan gadis yang kuat untuk menerima semua perlakuan mereka. Dia akhirnya memutuskanku dan karena hal itu aku jadi membawamu ke dalam masalahku.
Aku minta maaf untuk hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
if you {1}
Fanfictioni was wrong for choose her, and you was right; im that kind of jerk. * * * ©2017