tujuh belas

5.1K 842 44
                                    

can we start it all over again?

Lisa menatap pintu cokelat di depannya dengan gugup. Berkali-kali tangannya mencoba untuk menekan bel, kemudian terhenti. Dia berada di apartemen Bangtan pukul 10 malam. Memang bukan waktu yang tepat untuk bertamu. Namun untuk idol jam ini adalah saat yang tepat untuk berpergian. Lisa berniat untuk kembali, namun pintu di hadapannya terbuka. Park Jimin dengan kaus putih dan celana pendek menatapnya dengan kaget dan bingung.

"Oh? Ada apa kau kemari?" Jimin menggaruk tengkuknya, bingung dengan kehadiran mantan kekasih dari sahabatnya. "Kau ingin menemui Kookie?"

Lisa menggeleng dengan cepat. "Eum, bukan Kookie. Aku ke sini untuk menemui Taehyung."

Alis Jimin terangkat, "Taehyung tak ada di sini."

"Ke mana?"

Jimin semakin gugup, ia bingung. Meski Taehyung melakukan kesalahan, namun fakta bahwa Taehyung pergi menemui Irene tentu bukan lah sesuatu yang baik untuk diketahui Lisa. "Entah lah, dia tak bilang."

Lisa mengangguk, kemudian menatap keranjang kecil di tangannya. "Tolong berikan ini padanya. Kalau begitu aku permisi, maaf mengganggu."

Jimin mengangguk, ia masih berdiri di tempat yang sama untuk melihat Lisa menghilang dibalik lift. Taehyung pasti akan menyesal jika mengetahui Lisa berencana menemuinya. Lihat saja, jika kembali aku pasti akan memukul kepalanya! Begitu pikir Jimin karena tampaknya Taehyung menjadi teramat bodoh akhir-akhir ini.

"Ah! Aku sampai lupa ingin membeli pasta gigi!" Jimin langsung menaruh keranjang tersebut di atas meja makan dan berlari kecil untuk menuju toserba yang berada di lantai satu.

* * *

Aura yang dikeluarkan oleh dua orang itu tampak tak baik. Si pria menatapnya tak berminat dan rasa lelah sementara yang wanita menatapnya penuh amarah serta pandangan tak terima. Dua orang itu adalah Kim Taehyung dan Bae Irene. Taehyung mengakhiri hubungan mereka beberapa waktu lalu namun tampaknya Irene masih belum mau melepaskannya.

"Apa ini karena gadis Thailand itu?" desis Irene tak terima. "Kau brengsek, Kim Taehyung!"

Taehyung memijat keningnya. Dua hari ini dia kurang tidur dan berdebat dengan gadis ini tak masuk ke dalam agendanya. "Terserah apa katamu. Kita putus dan aku pergi sekarang." Taehyung langsung berdiri dan berjalan meninggalkan Irene.

Sementara gadis itu mengepalkan tangannya kuat-kuat, "aku tak akan membiarkan kau pergi begitu saja."

Taehyung berjalan di sepanjang jalan yang masih ramai meski hampir tengah malam. Saat itu matanya menangkap sosok yang ia kenal, "Lisa?"

Gadis itu memang memakai masker juga topi namun Taehyung yakin itu Lisa. Dengan cepat Taehyung menyamakan langkahnya dengan gadis berambut pirang itu. Taehyung berada tepat di belakangnya, mengikuti tanpa gadis itu sadari. Sudah berapa lama ia tak melihat gadis ini? Setidaknya dengan keadaan yang tenang, tanpa teriakan atau tanpa tatapan kebencian.

Taehyung merindukan gadis Thailandnya. Rindu hingga rasanya ia ingin meraih gadis itu. Mereka hanya berjarak beberapa langkah, bahkan Taehyung bisa meraihnya dalam sekejap. Namun ia sadar, ia tak memiliki hak apa pun dan jika ia mengambil langkah yang salah Lisa akan semakin membencinya.

Lisa menghentikan langkahnya. Malam itu, salju pertama turun dan gadis itu menangkap satu yang turun di telapak tangannya yang terulur. Taehyung tahu jika gadis itu tengah tersenyum. Setelahnya Lisa kembali melanjutkan langkahnya, Taehyung paham ke mana Lisa akan pergi: Sungai Han. Tebakan Taehyung benar, gadis itu duduk di atas rumput kemudian merebahkan tubuhnya.

Taehyung berdecak, dengan cepat ia melangkah menuju mini market dan membeli cokelat panas juga payung. Tangan kirinya memegang cokelat panas tersebut, sedang tangan kanannya memegang payung. Belum sempat kakinya mendekat ke arah Lisa, ia malah ragu. Ketakutan muncul. Ia takut jika Lisa menyuruhnya pergi. Tapi bukankah Taehyung tak bisa bersembunyi terus?

Jadi pada akhirnya lelaki itu mendekat dan menyodorkan payungnya untuk melindungi tubuh Lisa yang masih rebah di atas rumput. Mata yang semula terpejam itu kini terbuka, menatap ke arahnya kemudian dengan refleks langsung terduduk. Taehyung meringis, "eum, jangan khawatir. Aku akan pergi setelah ini."

Taehyung berjongkok, mengambil tangan kanan Lisa untuk memegang cokelat panas yang tadi dibelinnya sementara tangan kiri gadis itu memegang payung. "Setelah meminum ini pulanglah. Jangan biarkan dirimu kedinginan, em Lisa-ssi."

Lisa-ssi, pikir Lisa sambil meringis. "Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa lagi."

Lisa tak menahan Taehyung, meski ingin. Toh Lisa tak memiliki hak untuk itu. Sementara Taehyung mati-matian menahan dirinya untuk tak kembali. Ia tak ingin Lisa semakin membencinya. Karena sebelum kembali mendapatkan Lisa, ia ingin berubah. Setidaknya sedikit lebih dewasa dari sebelumnya.

* * *

a.n: gimana gimana? HAHA
wuiihhh #202 fanfiction makasihh
-amel

if you {1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang