Risa POV
Aku bangun dalam sebuah ruangan bernuansa putih tubuh ku terasa sakit semua, aku melihat wanita cantik dengan gamis yang menutupi tubuhnya dan khimar panjang yang senantiasa menempel menutupi kepalanya dialah tante zahra duduk di sampingku sambil tersenyum dengan tulus ." sayang kamu sudah bangun" ujarnya sambil memgelus kepalaku dengan sayang .
" mamah mana tan ,papah mana ? " tanyaku pada tante walaupun aku tau jawabannya .
"mungkin mereka sedang ada pekerjaan sayang" jawab tante yang ku tau itu hanya lah bohong
"ayo kita pulang tan aku tidak mau di sini ,bosan" Ujar ku dengan wajah memohon membuat tante Zahra tersenyum sambil mengelus kepalaku dengan sayang.
"tidak sayang kamu masih sakit" Jawab tante Zahra yang kini beralih menggenggam tanganku sambil menatapku lembut tanpa menghilangkan senyuman yang terlukis di bibirnya.
"aku tidak mau tante,aku mohon tolong jangan paksa aku tan" Ujar ku pada tante Zahra
"baiklah tante akan bicara pada om mu ya " Ujarnya sambil bangkit dari duduknya dan berjalan menuju keluar untuk menemui suaminya.
Dia tante Zahra yang memiliki nama lengkap Zahra Aisyah dia wanita shalehah yang di nikahi om Dimas beberapa bulan lalu.
***
Akhirnya berkat paksaan ku om Dimas setuju untuk membawaku pulang . jadwal yang seharusnya aku menginap satu minggu di percepat tidak lebih dari satu hari ." Sa hari ini kamu nginap di rumah yah"Ujar om Dimas saat kami tengah berda di perjalanan.
"kasihan mamah dan papah mencariku om "
Jawab ku yang pastinya itu adalah sebuah hal yang tidak mungkin karena kini pastinya kedua orang tua ku pasti tengah sibuk dengan setumpuk berkas berkas dan tak akan memperdulikannya sedikitpun."nanti biar om yang menghubungi mereka"Putus om Dimas membuatku diam tak dapat menyangkal lagi.
"baiklah" Jawab ku akhirnya pasrah.
Setelah percakapan itu kami melanjutkan perjalanan dalam diam. Tak ada yang memulai permbiacaraan, aku yang duduk di kursi penumpang hanya diam memandang luar jendala dengan pemandangan kemacetan jalanan .
* * *
Setelah menempuh kemacetan akhirnya kami tiba di rumah kedatangan kami disambut hangat oleb oma saat melihatku turun dari mobil oma terlihat begitu antusias tapi raut antusias itu seketika sirna kala oma melihat keadaanku yang tidak dalam keadaan baik baik saja.
" Sayang ,kamu kenapa " Tanya oma ketika melihat tangan dan kepalaku di perban .
aku hanya bisa menggeleng lemah. Tak ada niatan sedikit pun untuk aku menjelaskan semua yang menimpaku kepada oma.
"oma,tan ,om aku mau langsung ke kamar aja mau istirahat " Ujarku sambil berlalu setelah melihat anggukan kepala dari 3 keluarga yang selalu memperdulikannya.
" ayo biar tante anter sayang" Ujar tante Zahra saat melihat ku hendak berbalik dan berhjalan masuk kedalam rumah karena saat ini kami masih ada di teras rumah.
"gak usah tante ,,tante juga pasti cape kan dan kaya nya om Dimas masih kangen tuh" Ujar ku sambil berusaha tersenyum kepada tante Zahra.
"kamu apaan sih " Ujar Zahra saat mendengar ucapan ku yang mungkin terdengar tidak enak bagi tante Zahra.
"aku ke kamar dulu ya" Pamit ku untuk yang kedua kalinya dan kembali mendapat anggukan dari 3 keluarga ku .
Aku langsung masuk kedalam kamar ,kamar yang disiapkan om Dimas untuk ku jika sewaktu waktu aku akan menghabiskan libur panjang di rumah nenek ya seperti hari ini.
Aku segera merebahkan tubuhku yang terasa sedikit lelah. Berusaha mencoba
memejamkan mata dan terlelap menuju alam mimpi.Zahra POV
Setelah Risa memutuskan untuk masuk kamar dan beristirat aku memutuskan untuk menyiapkan makan malam serta bubur untuk Risa begitu juga dengan mama dia senantiasa memasak untuk makan malam bedanya mama memasak untuk kami bertiga dan aku memasak bubur untuk Risa.Sedangkan mas Dimas mungkin karena masih cuti jadi dia tengah bersantai - santai. Mas Dimas bercerita kepada ku bahwa dia mengambil cuti selama 1 minggu setelah hari pernikahan kami beberapahari yang lalu.
Setelah makan malam sudah siap. aku berniat untuk memanggil Risa ,karena semenjak datang dia tidak keluar kamar ,mungkin dia terlalu kelelahan.
Tapi saat aku membuka pintu kamarnya aku merasa aneh ,,kamar Risa gelap gulita aku tak bisa melihat apapun yang ada di dalam kamar Risa tetapi di kamar gelap ini aku mendengar suara tangisan yang sesekali di salangi dengan jeritan .
Aku berusaha berjalan dan mencara saklar lampu dalam kegelapan kamar ini ,dan saat aku menemukannya aku segera menyalakannnya .Dan aku mendapati Risa tengah meringkuk di pojok kamar sambil memeluk lutut seperti ketakutan .
" Risa kamu kenapa sayang "Tanya ku panik saat meilihat keadaan Risa yang tidak dalam keadaan baik baik saja.
"jangan ,,jangan ,jangan pukul jangan ," Teriak Risa seakan aku akan menyakitinya sambil menyembunyikan wajahnya .
Aku segera memeluknya berusaha menenangkannya . Tapi dengan tiba - tiba dia mendorong ku untuk menjauh. Aku benar - benar tidak mengerti apa yang tengah terjadi pada Risa.
" tidak Risa disini tidak ada yang mau memukulmu kami semua menyayangimu sayang" Ujar ku berusaha menenangkan Risa yang masih menangis sambil menyembunyikan wajahnya.
Risa menjerit histeris saat aku berusaha mendekatinya, apa yang sebenarnya terjadi aku berusaha mendekat tapi dia semakin ketakutan. Ada apa dengan Risa ?
"jangan ,tubuhku sudah sakit ,,jangan pukul aku lagi " Ujarnya yang terdengar begitu lirih dan setelah itu Risa pingsan semakin membuatku merasa panik.
Mas Dimas dan mama datang dengan wajah cemasnya .Mungkin mereka mendengar jeritan Risa tadi. Mereka langsung menghampiriku yang tengah memangku kepala Risa yang masih pingsan.
" Apa yang terjadi pada Risa " Tanya mas Dimas sambil memangku tibuh Risa dan membaringkannya diatas ranjang.
" Aku tidak tau mas. tadi aku menemukannya dalam kamar yang gelap dan dia sedang dalam keadaan menangis " Ujarku berusaha menjelaskan apa yang terjadi.
" Cepat panggilkan dokter ra " Ujar mas Dimas membuatku segera bergegas pergi untuk menelepon dokter tanpa harus menunggu perintah yang kedua.
Setelah memanggil dokter agar datang kerumah aku langsung kembali ke kamar Risa berharap keadaannya sudah membaik.
Setelah menunggu akhirnya dokter datang dan segera memeriksa Risa. Kami, Aku Mas Dimas dan mama menunggu di luar memberi waktu pada dokter untuk memeriksa Risa .
Dan kami juga menjelas yang terjadi pada Risa sebelum dia pingsan . Lalu dokter memberi resep obat dan menyarankan pada kami untuk membawa Risa pada dokter Kejiwaan.
Apa yang dokter itu pikirkan ,apa dia pikir Risa gila tentu saja tidak .#R22R05
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA CINTA
SpiritualDia yang hidup tanpa pernah mendapat sentuhan dari orang tua ,tanpa mendapat kasih sayang, pelukan dan ciuman dari kedua orang tuanya . Iri ,tentu . menharapkan ,sangat . Tapi perlakuan yang di dapat Risa dari kedua orang tuanya ,membuat Risa sadar...