Keadaan Risa sudah jauh lebih baik setelah dia mendapat perawatan dan penanganan dari dokter dirumah sakit, bukan hanya itu kini hubungannya dengan Angga juga sudah kembali menjadi dekat lagi.
Dihari keduanya dirawat dirumah sakit Risa sudah merengek - rengek meminta pulang. Tetapi dengan tegas Dimas melarangnya, alhasil Risa benar - benar harus berdiam diri dirumah sakit hingga tiga hari kedepan.
"Om Risa pulang hari ini ya, Risa pulang ya "
Dimas menggelengkan kepalanya dengan tegas, untuk kali ini Risa benar - benar merasa putus asa membujuk pamannya. Risa tahu niat pamannya itu baik, dia ingin Risa benar - benar pulih dan mendapatkan perawatan hingga keadaan Risa bebar - benar baik. Namun, jika harus terus berdiam diri dirumah sakit berteman televisi yang ada diruang rawatnya, pemandangan setiap hari yang dia lihat orang - orang berwajah pucat atau pemandangan paling indah yang bisa dilihatnya selama dirumah sakit adalah taman rumah sakit, tentu saja hal itu sangat membosankan bagi Risa.
"Sekarang minum dulu obatnya"
Risa melirik kearah Dimas yang tengah menyodorkan segelas air putih dan beberapa butir obat di tangannya, kemudian Risa mengambilnya dengan perasaan kesal yang masih mendominasi didalam hatinya karena pamannya yang masih belum membiarkannya keluar dari rumah sakit.
Suara pintu terbuka berhasil mengalihkan pandangan Dimas dan Risa, diambang pintu berdiri sosok gadis cantik yang tengah menatap kearah Dimas dan Risa pula.
"Aisyah "
Gadis yang Risa gumamkan namanya itu tersenyum, kemudian dia melangkahkan kakinya untuk mendekat kearah Risa.
"Teman Risa ya, yaudah kalian ngobrol aja dulu, om keluar dulu mau keruangan Angga, dia belum sadar lagi setelah kemarin bangun, tenang aja nanti om bagi infonya oke"
Dimas tersenyum jahil kearah Risa, tangannya mengelus kepala Risa dengan sayang. Dimas berlalu pergi meninggkan Risa dan Aisyah berdua saja, tubuhnya menghilang seuring dengan pintu yang kembali tertutup.
"Gimana keadaan kamu Sa ?"
"Alhamdulilah baik, Insya Allah tiga hari lagi pulang Syah"
Aisyah tersenyum, dia mengangkat kepalanya manatap Risa tepat dimatanya. Risa bisa melihat sorot mata Aisyah yang perlahan berubah terlihat sendu, tangannya bergerak menggenggam tangan Risa membuat Risa kebingungan dengan sikap Aisyah.
"Kabar hubungan mu sama Angga bagaimana ?, sekarang Angga kaya menjauh sama aku"
Aisyah menundukan kepalanya, Risa tahu dibalik tundukan itu ada air mata yang keluar tanpa suara. Tangis itu tanda sebuah kesedihan mendalam yang Aisyah rasakan karena laki - laki yang dicintainya menjauh, dan lebih dekat dengan perempuan lain, parahnya perempuan yang seakan telah mengambil Angga dari Aisyah itu adalah dirinya. Risa merasa malu pada Aisyah dan kepada dirinya sendiri yang tidak bisa menepati ucapannya pada Aisyah untuk menjauhi Angga dan kini dia telah berhasil menyakiti hati seorang perempuan yang mencintai Angga, dia telah menjadi penghalang hubungan Aisyah dan Angga.
"Aku sama Angga baik Syah "
"Maafkan aku sa, dengan segala kecintaanku pada Angga aku memintamu menjauh dari Angga, tapi semua itu ku lakukan demi ibu Sa"
Mata Aisyah terlihat berkaca - kaca, antara bingung dan prihatin Risa mengelus punggung tangan Aisyah yang tengan menggem tangannya.
"Ibu"
Risa berkata dengan kepala dan hatinya yang masih dipenuhi oleh rasa kebingungan. Kadua alisnya saling bertautan, tanda bahwa dia benar - benar tidak mengerti dengan maksud Aisyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA CINTA
SpiritualDia yang hidup tanpa pernah mendapat sentuhan dari orang tua ,tanpa mendapat kasih sayang, pelukan dan ciuman dari kedua orang tuanya . Iri ,tentu . menharapkan ,sangat . Tapi perlakuan yang di dapat Risa dari kedua orang tuanya ,membuat Risa sadar...