Chapter 57

3.2K 216 2
                                    

Pagi - pagi Risa sudah siap dengan menggunakan celana berwarna mocca dan baju berwarna putih yang dia padukam dengan kerudung berwarna mocca, tidak lupa dia juga menggunakan sepatu warna putih hadia ulang tahun pemberian dari Zahra untuk menyempurnakan penampilannya.

Saat kakinya melangkah tepat didekat meja makan dia sudah mendapati oma, paman bibi dan ... Angga, mengapa akhir - akhir ini dia selalu datang pagi - pagi kesini. Batin Risa dengan tatapan matanya yang masih terpaku pada Angga.

"Om yang mengundang Angga datang untuk sarapan bersama, kebetulan orang tuanya sedang berada diluar kota" Ujar Dimas seakan menjawab pertanyaan yang hanya tersimpan dikepala Risa.

"Hari ini kamu kuliah pagi ?" Tanya Dimas.

Sebelum menjawab pertanyaan pamannya, gadis itu melangkah kakinya  menuju kursi yang dekat dengan kursi yang diduduki omanya, dan bersikap seakan tidak perduli dengan keberadaan Angga dimeja makan pagi ini.

"Hari ini Risa kuliah pagi om, jam satu" Jawab Risa sambil meminum segelas air didepannya.

"Terus kamu mau kemana dulu, jam segini udah siap aja" Ujar Dimas yang justru mendapat cengiran dari Risa.

"Mau jalan - jalan dulu om" Jawabnya

"Yaudah sama Angga aja, dia juga kuliahnya siang" Saran Dimas.

Tidak ada jawaban ataupun kalimat protes yang biasanya gadis itu ucapkan saat Dimas memintanya pulang atau pergi bersama Angga. Ada apa dengannya ? Apakah mungkin kini dia telah mengakui bahwa hatinya telah jatih pada pada Angga, entahlah hanya Risa dan Allah yang tahu.

Setelah selesai sarapan Risa dan Angga langsung berpamitan untuk segera berangkat, mubil yang dibawa Angga langsung melesat membelai jalanan ibu kota yang masih cukup lenggang pagi ini, selama berada didalam mobil tidak ada diantara Risa ataupun Angga yang berniat untuk memulai pembicaraan, bukan karena tidak ada hal yang meanrik untuk mereka bahas  tapi lidah mereka sama - sama kelu untuk memui.

"Kita mau kemana Sa ?" Tanya Angga memecah keheningan dengan matanya menatap Risa melalui kaca spion.

"Toko buku ?" Kata Risa yang lebih terdengar seperti pertanyaan dan hanya dijawab anggukan kepala oleh Angga.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang mereka sudah tiba ditoko buku yang mereka tuju. Angga dan Risa langsung mencari buku yang mereka inginkan, Risa sibuk memilih novel di rak buku yang diksusus untuk novel. Matanya dengan antusias menelisik novel yang berjejer untuk menemukan novel yang menarik perhatiannya.

Sedangkan Angga, laki - laki itu mulanya sibuk memilih buku mengenai hukum, karena itulah dia yang sesungguhnya, meskipun kedua orang tuanya mendidiknya dengan ilmu agama dengan begitu kental, memasukannya kesekolah islam dari mulai sekolah dasar hingga SMA, tetapi ketertarikannya terhadap ilmu dan dunia hukum sudah tidak dapat dilepaskan lagi.

Sudah selesai memilih buku hukum yang dibutuhkannya, Angga memtuskan untuk mencari buku lain, siapa tahu ada yang memikat hatinya hingga tanpa sengaja saat dia sedang memeilih buku, matanya menemukan sosok Risa yang sedang asik membaca cuplikan singkat isi buku yang ada dibelakang bukunya, dibagian rak buku novel.

Melihat Risa yang sedang fokus, jarang sekali Risa bisa melihat Risa seserius ini biasanya dia hanya akan bertemu dengan Risa dingin, cuek dan judes. Tidak ingin kehilangan kesempatan langka melihat Risa yang sedang serius Angga memilih untuk tetap berdiri ditempatnya pertam kali menemukan Risa sambil tetap sibuk memilih buku, sesekali tangannya akan sibuk membuka lembaran buku yang dia ambil secara asal dan kemudian menyimpannya lagi ketempat semula, tetapi berbada dengan matanya sesibuk apapun matanya memilih dan membuka lembaran buku matanya sesekali akan mencuri pandang kearah Risa yang menurut perkiraannya bekum menyadari keberadaannya.

CAHAYA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang