Author POV
Empat hari sudah Risa menjalani Ujian Nasionalnya dan dia mampu melewatinya dengan mudah. Hari ini dia harus datang ke sekolah untuk menyerahkan formulir pendaftaran ke perguruan tinggi, tapi sampai saat ini Risa masih belum menentukan kemana dia akan melanjutkan pendidikannya.Di sekolah Risa tergolong anak berprestasi buktinya dikelas sebelas dia terpilih untuk mewakili sekolah dalam olimpiade Matematika dan dia berhasil menjadi juara ke 1tingkat DKI Jakarta. Hari ini, setelah 2 minggu menyelesaikan Ujian Nasional Risa dipanggil kepala sekolah ke ruangan nya, saat masuk ternyata didalam sudah ada kepala sekolah dan wali kelasnya juga bu Emil.
"Duduk sa " Ujar bu Emil saat melihat sosoK Risa yang baru saja datang dan memasuki ruangan kepala sekolah.
" ada apa ya bu pak " Tanya Risa yang bingung tiba tiba dipanggil oleh kepala sekolah langsung, Risa mencoba mengingat ingat kelakuannya beberapa minggu lalu sebelum Ujian Nasional rasa rasanya dia tidak melakukan hal yang bisa membaut sekolah memanggilnya. Pikir Risa.
" santai aja gak usah tegang ,saya manggil kamu kesini mau tanya kamu mau lanjut pendidikan dimana,kata bu Emil sampai hari ini kamu belum mengumpulkan formulir" Ujar pak Anton selaku kepala sekolah setelah Risa duduk tepat dihadapannya.
"saya gak tau pak " jawab Risa seadanya karena dia benar - benar bingung. Bingung memilih kampus tapi yang paling membuatnya bingung apakah dia harus melanjutkan pendidikannya atau cukup hanya sebatas SMA saja.
" kamu anak cerdas sa,sayang kalau misalkan tidak melanjutkan pendidikan ,kenapa?" Tanya pak anton ketika melihat raut ragu ragu yang terpancar dari wajah Risa.
"kamu tau saya juga manggil kamu karena adakabar baik " Ujar Pak Anton sambil tersenyum penuh arti kepada Risa begitu juga ibu Emil yang tengah tersenyum lembut kearahnya membuat Risa mengerutkan dahinya bingung.
"apa?" Tanya Risa penasaran sambil menatap pak Anton dan bu Emil secara bergantian.
"kabar pertama kamu berhasil menjadi peraih nilai Ujian Nasional terbesar se-indonesia yang ke-dua ada dua universitas yang memberimu beasiswa yang pertama universitas indonesia dan yang kedua universitas dari Singapore" Papar pak Anton membuat Risa sedikit termenung.
Kenapa saat hatinya berusaha yakin untuk menghentikan pendidikannya cukup sampai disini ada dua Universitas bergengsi yang memberinya beasiswa apakah yang disapkan tuhan untukku? Batin Risa sambil menatap sebuah map yang baru saja diberikap oleh bapak kepala sekolah.
"Singapore." Ujar Risa setengah berpikir dengan matanya yang masih fokus menatap map yang masih tergeletak diatas meja.
"tolong pikirkan Risa ini kesempatan emas" Ujar bu Emil dengan senyum lembutnya membuat Risa mendongak mengalihkan pandangannya dari map yang ada di atas meja menjadi menatap bu Emil.
"ini formulir 2 universitas tersebut dan dokumen nilai Ujian Nasional kamu ,isi yang kamu pilih terakhir pengumpulan hari sabtu " Ujar pak Kepala sekolah sambil menyerah kan map berisi 2 formulir universitas yang memberinya beasiswa.
Risa hanya menjawab dengan anggukan kepala ,dan dia segera pamit untuk keluar. Setelah keluar ruangan kepala sekolah pikirannya benar benar tidak dapat beralih dari pembicaraan barusan. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Membicarakannya keoada orang tuanya ? Dan mereka akan datang lalu memeluk Risa dengan penuh bangga dengan prestasi yang diraihnya. Tidak, itu hal yang paling tidak mungkin.
* * *
Diana Merisa (Risa) POV
Aku tidak tau apa aku harus bahagia atau harus sedih setelah mendapat kabar bahwa aku mendapat beasiswa dari 2 universitas sekaligus. Apalagi universitas Singapore memberi ku beasiswa di sana ,tidak kah mereka salah orang. Padahal aku hanyalah Risa yang tidak bisa melakukan apa apa ? Kenapa mereka memilih aku? Masih banyak lagi berbagai pertanyaan yang berkecamuk dalam otak ku
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA CINTA
SpiritualDia yang hidup tanpa pernah mendapat sentuhan dari orang tua ,tanpa mendapat kasih sayang, pelukan dan ciuman dari kedua orang tuanya . Iri ,tentu . menharapkan ,sangat . Tapi perlakuan yang di dapat Risa dari kedua orang tuanya ,membuat Risa sadar...