Chapter 24

3.6K 231 0
                                    

Author POV
Para tamu pengajian akhirnya mulai berdatangan dan pengajian dimulai sekitar pukul 16:00 .

Risa duduk di tengah tengah antara Zahra dan Anisa. Pengajian di pimpin oleh ustad Malik salah satu materi yang di bahasnya yaitu menutup aurat .

Dari penjelasan yang di paparkannya membuatku yang mendengarkannya membuatku bergidik ngeri . Bagaimana tidak ustad malik menceritakan bahwa neraka banyak di huni oleh kaum perempuan .

Setelah pengajian selesai aku mulai berpikir apakah harus aku mengunakan hijab mulai sekarang .pikir batinku .

Aku duduk di teras depan sambil menatap kosong kedepan sambil berpikir dan tak kunjung mendapat kepusan berhijab atau tidak .

"bengong aja "
Ujar Angga yang baru saja datang dari dalam rumah Risa hanya mendongak kemudian pandangannya kembali lurus kedepan .

"mikirin apa sih ,,mikirin pacar ya "
Tanya Angga setengah menggoda lalu Angga duduk di kursi samping Risa.
Risa menoleh pada Angga yang berada di sampingnya lalu pandang kembali lurus kedepan .

"Saya tuh gak punya pacar "
Jawab Risa dingin tanpa melihat wajah Angga .

"kamu yakin gak punya pacar "
Tanya Angga memastikan sambil menoleh pada Risa.

Risa hanya menggeleng tanpa menatap wajah Angga sebagai jawaban dari pertanyaan Angga.

"gak pernah pacaran"
lanjut Risa yang masih memfokuskan penglihatannya kearah depan .

"kalau perempuan itu emang wajib banget ya pake kerudung "
Tanya Risa ,setelah keheningan yang tercipta diantara mereka beberapa saat.

"bagi setiap perempuan baligh di wajibkan atas dirinya untuk menutup aurat yang berada di sekujur tubuhnya terkecuali wajah dana tangan "
Ujar Angga menjelaskan kewajiban seorang perempuan .

"gimana kalau belum siap"
Tanya Risa kemudian .

"berhijab itu bukan perkara siap atau tidak siap,karena berhijab itu kewajiban yang harus di kerjakan kalau nunggu sampai siap mau sampai kapanpun gak bakal siap "
Papar Angga menjelaskan .

"Allah Ta'ala berfirman,‏"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayan g." (QS.Al Ahzab: 59)."
Lanjut Angga.

"kamu cantik lagi kalau pakek kerudung"
Ujar Angga tanpa menoleh pada Risa.

Sesaat Risa tersenyum sekilas nyarus tak terlihat karena senyuman yang Risa tunjukan nyaris begitu tipis. Entah apa yang membuat Risa tersenyum, ucapan Angga? Entahlah.

"udah berapa cewe yang nyangkut sama gombalan kamu ?"
Ujar Risa kemudian setelah mendengar ucapan Angga .

"tapi sayangnya saya gak akan jadi korban kamu deh "
Lanjut Risa sambil menoleh pada Angga dan Angga pun menoleh pada Risa yang tanpa sengaja membuat manik mata mereka bertemu dalam satu titik, untuk beberapa saat keduanya tetap diam dalam posisi itu seakan menelisik keadaan masing masing melalui pancaran mata mereka .

"Aduh yang lagi ngobrol hati ke hati "
Tiba tiba suara itu muncul dari arah pintu memecah keheningan yang terjadi antara Angga dan Risa. mereka pun segera memutuskan kontak mata di antara mereka sambil beristigfar dalam hati .

"apaan sih om,,yang ada makan ati ngobrol sama dia"
Jawab Risa dengan nada ketusnya yang berhasil membuat tawa Dimas yang mendengarnnya pecah. Terkadang melihat sikap jutek Risa terhadap Angga memang malah membuat orabg orang yang melihatnya merasa terhibur, Risa yang jetus berlawanan dengan Angga yang hanya cukup diam sambil tersenyum tanpa melawan. Meskipun terkadang jika laki - laki itu sudah ikut tersulut api kekesalan yang sama akan menimbulkan perdebatan yang cukup membuat orang lain yang melihatnya tertawa.

Sedangkan Angga dia hanya diam .
Lalu tak lama munculah sosok Zahra yang telah siap untuk kembali pulang kerumah sang suami yaitu Dimas, perempuan yang selalu tampil menawan otu berjalan menghampiri Risa, Angga, dan Dimas untuk berpamitan kepada Angga kerena ketiganya akan segera pulang.

"Ga kakak,mas Dimas ,sama Risa pulang dulu ya ,,jaga mamah dan papah "
Pamit Zahra ketika mereka akan pulang, sedangkan Angga langsung mengacungkan jempolnya.

"Insyaallah kak"
Jawab Angga sambil mencium tangan kakak dan kakak iparnya itu .

"Sa sebelum pulang kamu gak mau cium tangan calon imam kamu dulu "
Tanya Dimas sedikit menggoda Angga dan Risa, jika Risa akan membalas perkataan Dimas dengan mendelik kesal berbeda dengan Angga yang hanya akan diam sambil tersenyum dan menatap Risa sekilas.

"BUKAN MAHROM"
Jawab Risa penuh penekanan dengan wajah judesnya yang berhasil membuat tawa Dimas kembali pecah .

Zahra hanya bisa menggeleng kan kepala melihat tingkah paman dan juga keponkannya itu, sudah bukan menjadi permasalahan bagi siapapun yang menjadi keluarga dekat mereka jika melihat mereka yang selalu beradu mulit seperti itu, sedangkan Angga dia hanya bisa diam dan menunduk.

#R22R05.

CAHAYA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang