Chapter 15

4K 247 0
                                    

Dimas POV
Risa sudah di periksa oleh Revan kali ini Risa lebih banyak diam dari pada menolak, sepanjang perjalanan dia hanya diam tidak seperti biasanya yang selalu cerita ini itu atau tanya ini tanya itu meskipun jika hanya bersamaku atau keluaraga terdekatnya saja.

Dan sekarang disinilah kami diruangan Revan. Sejak kedatangan Risa Revan berusaha mengeluarkan lelucon yang bisa membuat Risa kembali seperti biasa, tapi semuanya sia sia, Risa masoh tetap diam dan terlihat murung .

" Om Risa gila ya "
Kalimat itu berhasil membuatku dan Revan tertohok bagaimana bisa di berpikir bahwa dia gila .

"Mana mungkin kamu gila ,,buktinya sekarang kamu gak di suruh tinggal di Rumah Sakit jiwa "
Ujar Revan pada Risa berusaha menjelaskan bahwa apa yang di pikirkannya itu salah .

"Terus kalau aku gak gila kenapa aku harus selalu minum obat penenang ketika aku lagi ketakutan kalau bukan gila, apalagi? "
Ujarnya lagi pada Revan, aku hanya diam tak mampu berucap sepatah katapun.

"Kamu gak gila sa tapi kamu trauma atas kejadian pahit yang terbayang sampai sekarang dan kamu ketakutan ,dan om jamin dalam waktu dekat kamu bisa sembuh asalkan kamu juga mau berusaha ,,apa yang kamu rasakan dan lihat tadi "

"Aku lihat anak kecil yang di marahin awalnya aku berusaha tenang tapi satiap memori pahit di otaku kembali berputar seakan pertunjukan flm " Ujar Risa berusaha menjelaskan apa yang dilihatnya sebelum traumanya kembali menyerang

"nah dari situlah kamu harus bangkit jika kamu melihat adegan kaya gitu kamu tenangin diri kamu ,kalo bisa bantu anak itu jadikan sesuatu yamg pahit di masa lalu sebagai cobaan kebahagiaan yang akan segera kamu gapai jangan sesuatu yang menjadikanmu penakutdan kamu suka mimpi buruk ?" Tanya Revan yang langsung mendapat sebuah anggukan kepala dari Risa.

"dan anggap mimpi buruk itu sebagai bunga tidur yang gak sengaja ganggu tidur kamu sampai akhirnya mimpi itu berubah menjadi mimpi indah jangan terlalu bergantung dengan obat yang slalu membuatmu tenang itu sa ,,,,,tarik nafas minum ,,rilexkan pikiran dan hatikamu sehingga menjadi tenang dengan sendirinya" Ujar Revan membuat Risa terdiam sesaat kemudian menganggukan kepalanya.

Setelah itu kami pamit untuk pulang. Selama diperjalanan kali ini Risa sedikit membuka suaranya. Tidak semurung tadi saat kami berangkat, dan hal itu berhasil membuat hatiku sedikit merasa lega.

"om yang tadi sama Risa siapa "
Tanya Risa membuka suara setelah mereka menempuh setengah perjalanan.

"mm dia ituu,,adiknya ipar om "
jawabku dengan sedikit berpikir.

"adiknya tente Zahra dong "
Ujarnya yang langsung aku angguki.

"emang kenapa ganteng ya "
Tanyaku setengah menggodanya dan dia hanya memutar bola matanya membuatku terkekeh kecil.

"biasa aja "
Jawabnya setelah itu dia krmbali diam.

Setelah menempuh perjalanan aku sampai di Rumah, Dan ternyata Angga mengikuti saranku untuk tetap tinggal dirumah sebelum aku pulang. Semenjak menikah dengan Zahra aku belum pernah bertemu dengan dia, aku mengetahui wajahnya hanya dari foto atau beberapa kali dia pernah melakukan video call dengan Zahra dan aku ikut nimbrung saja. Maka dari itu dipertemuan kami yang pertama kali secara langsung ini aku ingin sedikit mengobrol bersamanya.

"Asalamua'laikum ,,"
Ujar ku saat masuk bersamaan dengan Risa yang berjalan beriringan bersamaku.

"waa'laikumussalam ,,alhamdulilah kalian udah pulang "
Ujar istri ku, terlihat ada segurat raut kelegaan yang terpancar dari wajahnya. Mungkin dia menghawatirkan keadaan Risa .

"Mana buku saya "
Tanya Risa pada angga masih dengan wajah datar nya, membuat Dimas dan Zahra tersenyum sambil menggelengkan kepala saat melihat tingkah Risa yang datar.

"nih mbak ,,saya juga gak bakalan umpetin kok " Ujar Angga kesal dan Risa langsung menerimanya setelah itu Risa hendak kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi.

"Eh sa kenalan dulu napa ,,"Ujar ku pada Ria yang berhasil membuat tubuhnya kembali berbalik .

"iya kamu pasti belum kenal kan ,kenalin dia Angga adik tante "
Ujar istriku Zahra memperkenalkan Risa pada adiknya.

"Saya Angga mbak "
Ujar Angga ramah dan sopan memperkenalkan diri tanpa mengulurkan tangannya, karena dia tau batasan laki laki dan perempuan yang bukan muhrim .

"kamu dari tadi udah dengerkan nama saya itu Risa ,,dan kalau bisa jangan panggil mbak saya bukan tukang jamu " jawab Risa dengan Ekspresi datarnya dan membalikan badan untuk naik ke atas menuju kamarnya, mungkin sikap datar Risa pada orang asing itu sudah melekat pada Risa karena jika bersama orang tidak kenal saja Risa terkesan cuek dan dingin judes, karena jika khusus bersamaku dan Revan sama Zahra dan mama juga sekarang dia mulai bersikap hangat .

"dasar cewe es "
Ledek Angga yang membuat langkah Risa terhenti, mungkin dia kesal dengan sikap Risa yang dingin .

"kamu bawel ,cowo kok bawel "
Risa menimpali perkataan Angga, karena tidak terima diledek cewe es oleh laki laki yang bahkan baru dikenalnya beberapa menit lalu .

Aku dan Zahra hanya menggelengkan kepala, mereka terlihat seperti Tom dan Jerry yang sedang berebut buku.

Setelah selesai berdebat dengan Angga Risa langsung berlalu dan melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti karena perkataan Angga .

#R22R05.

CAHAYA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang