Chapter 89

3.5K 176 6
                                    

Setelah tiga hari mengalami koma, fokter meminta Risa untuk tetap menjalani rawat inap selama lima hari, dan hari ini adalah hari berakhirnya waktu lima hari yang diminta oleh dokter.

Risa pulang dari rumah sakit setelah ba'da ashar bersama Dimas dan Angga, gadis berusia 17 tahun itu terlihat begitu bahagia semua tergambar jelas dari wajahnya yang terlihat berseri - seri dan senyuman yang menghiasi wajahnya.

Perjalanan yang seharusnya ditempuh tidak lebih dari 30 menit  bertambah tiga puluh menit atau menjadi satu jam membuat Risa merasa bosan menunggu kemacetan dan membuatnya terlelap ketiduran.

                             ***
Angga mengendong tubuh Risa ala bridal style dari dalam mobil menuju rumah karena tanpa gadis itu sadari, kejenuhannya menunggu kemacetan jalanan membuatnya terlelap dan betah di alam mimpinya.

Perlahan Angga menidurkan tubuh Risa pada ranjang yang telah menjadi ranjang tidurnya juga sejak beberapa hari lalu, Angga memandang wajah Risa yang masih tertutup cadar kemudian dia membukanya dengan perlahan berusaha tidak membuat Risa terbangun dari tidurnya.

"Saat tanganku berjabatan dengan tangan ayahmu, sejak namamu terselip dalam ucapan ijab kabul dihari pernikahan, sejak saat itu pula kamu memiliki arti penting dalam hidupku, dan sejak saat itu aku berjanji tidak akan membiarkanmu terluka sayang"

Angga masih setia memandang wajah Risa seakan menatap wajah Risa adalah sebuah rutinitas wajib yang sudah menjadi kebiasaannya, tanggannya mengelus kepala Risa kemudian beralih mengelus pipi Ris. Dia mendaratkan sebuah kecupan hangat didahi Risa kemudian turun pada pipi Risa dan beralih pada bibir Risa.

"Aku mencintaimu"

Angga kembali mengecup dahi Risa setelah dia membisikkan kalimatnya cinta kepada Risa kemudian dia hendak beranjak pergi. Namun, sebuah tangan yang melingkar pada tangannya berhasil membuat Angga mengurungkan niatnya untuk pergi. Angga ikut membaringkan tubuhnya disamping Angga dan membawa tubub Risa kedalam dekapannya, hingga tanpa disadari Angga ikut terlelap disamping tubuh Risa dengan posisi tidur mereka saling berpelukan.

Setelah melewati mimpi indahnya, perlahan mata indah Risa menangkap secercah cahaya lampu yang bersinar dilangit - langit kamarnya. Saat Risa hendak bangun dari posisi tidurnya pelukan seseorang yang ada disampingnya membuat Risa menoleh dan mendapati suaminya tengah tertidur di sampingnya. Risa memperhatikan wajah Angga yang terlihat begitu damai saat dia tertidur, rambut hitamnya, kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung, alisnya yang tebal, mata coklat yang selalu menatapnya dengan penuh kelembutan dan cinta, kini mata itu tertutup karena pemilinya tengah tertidur namunn hal itu tidak sedikitpun menghilangkan kadar ketampanan laki-laki itu.

Perlahan mata Angga ikut terbuka dan tanpa sengaja tatapan matanya bertemu dengan mata hitam indah milik Risa yang saat itu sedang menatapnya juga. Keduanya, baik Risa maupun Angga tidak ada yang memutuskan tatapannya seperti dulu sering mereka lakukan saat mereka tanpa sengaja bertatapan, kini mereka membiarkan sepasang mata mereka bertemu sehingga dari tatapan itu tercipta sebuah senyuman dibibir masing  - masing.

"Sayang 15 menit lagi waktu isa, kita belum shalat magrib" 

Angga terperanjat kaget dan bangun dari posisi tidurnya saat tanpa sengaja retina matanya melihat jarum jam yang sudah menunjukkan waktu isa.

'nih orang gak tau momen banget sih ' batin Risa saat Angga terbangun dengan tergesa - gesa dan menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Risa ikut terbangun dan menggelar 2 sejadah untuknya dan untuk Angga,  saat Angga keluar kamar mandi Risa segera masuk untuk mengmabil wudhu.

"Sa cepat 10 menit lagi isa"

Angga berkata setengah berteriak, tangannya masih sibuk mengenakan sarung yang telah disiapkan Risa. Hingga matanya tanpa sengaja menangkap bayang - banyang perempuan berambut panjang hitam legam keluar dari kamar mandi, sungguh demi apapun dia terlihat begitu cantik di mata Angga, rambut hitam itu kini terlihat lebih panjang dari dulu saat pertama kali Angga melihatnya, dan ini kali keduanya Angga melihat perempuan itu berdiri dihadapannya tanpa balutan kerudung memperlihatkan rambut indahnya setelah mereka terikat hubungan halal pernikahan.

CAHAYA CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang