part 2

28K 1.3K 7
                                    

Smith menutup pintu kamar Aquarel dan dalam sekali kejapan mata ia telah sampai didepan sebuah pintu. Pintu itu sangat besar dengan warna cokelat khas kayu dan gagangnya yang berwarna perak.

Smith membuka pintu besar itu dengan sekali dorongan dan terlihatlah sebuah ruangan dibaliknya yaitu sebuah perpustakaan. Perpustakaan yang sangat besar dengan ribuan buku dari berbagai macam cerita, sejarah dan juga legenda entah dari berapa ratus tahun yang lalu tapi buku-buku itu masih terawat tanpa ada kerusakan fatal.

Selain tempat Smith beristirahat ataupun tempat penyimpanan buku-buku tua perpustakaan ini juga menyimpan makanan vampir.

Makanan vampir memang adalah darah manusia namun Smith mampu menciptakan darah buatan yang sangat mirip dengan darah manusia dan ia juga meminum darah binatang sesekali.

Smith berjalan tanpa menimbulkan suara sampai ia merasakan adanya keberadaan orang lain. Smith menajamkan indra yang dimilikinya untuk menemukan orang lain tersebut.

Denga penglihatan tajamnya ia bisa melihat bahwa ada seseorang tengah menikmati 'makan siangnya' dengan marah Smith menggunakan kecepatannya untuk sampai pada seseorang itu.

"Yos apa yang kau lakukan!" teriak Smith sambil menarik paksa gadis yang tengah dihisap darahnya. Gadis itu lunglai dengan luka dilehernya yang masih mengeluarkan darah. Dengan perlahan Smith mendudukan gadis itu disofa lain yang tidak diduduki oleh laki-laki bernama Yos itu.

Yos mendengus sambil mengelap darah yang ada sisekitar mulutnya.

"Apa kakak tidak lihat apa yang aku lakukan?"

Smith menggertakan giginya memandang pada Yos dengan tatapan mengintimidasi. "Apa yang sudah aku katakan padamu Yos?!"

"Untuk tidak minum darah manusia lagi." jawab Yos enteng sambil menggangkat pundaknya.

"Lalu apa yang kau lakukan!"

Yos berdiri dan menatap Smith dengan wajah jengkel "Baiklah-baiklah aku hanya makan sedikit, kau lihatkan."

BRUKK PRAK KRAK!!!

Smith memukul wajah Yos dan Yos pun terlempar sampai menyebabkan tembok perpustakaan itu retak.

Yos terbatuk dan memuntahkan darah dari mulutnya, bibirnya pecah juga terdapat luka lebam diwajahnya. Yos menghapus darah yang mengalir dari bibirnya dengan punggung tangan kirinya.

Yos berdiri dan menatap Smith dengan tatapan dingin. Namun berbeda Smith hanya membalas tatapan dingin Yos dengan wajah datar. Selangkah demi selangkah Smith mendekati Yos yang masih memberikan tatapan dinginnya pada Smith.

"Hentikan semua ini Yos."

"Cih kau kira aku mau menghentikan semua ini?! Aku tak akan pernah sudi meminum darah buatan itu! Tak akan pernah Smith!"

Sebutan kakak yang semula dipakai Yos menghilang, kemarahan sudah mengumpul pada kedua mata Yos. Namun Yos sadar berapa puluh kalipun ia mencoba dan berjuang ia takkan pernah menang melawan Smith kakaknya. Dengan susah payah Yos menahan amarahya sampai ia mengatupkan rahangnya kuat-kuat mencegah taring milikmya mencuat keluar.

Smith berhenti melangkah dan melihat perubahan pada tatapan Yos. Dimata itu terlihat kilatan amarah namun Smith paham kalau Yos tengah mengendalikan emosinya.

"Pergilah Yos, tenangkan dirimu."

Smith memberikan anjuran yang tidak lain adalah perintah. Smith mengerang dan memejamkan matanya dan dalam waktu yang singkat Yos telah menghilang dari hadapan Smith meninggalkan jendela yang terbuka.

Smith berjalan mendekati jendela yang terbuka itu dan tersenyum angkuh "Kau masih kurang latihan Yos. Ck!"

Smith menutup jendela itu dan menatap keperpustakaannya yang sangat berantakan. Smith memasukkan tangannya pada saku celana hitam yang dikenakannya dan mengambil belati perak yang selalu ia bawa. Smith memutar badannya dan ia mengernyit karena tak menemukan gadis pelayan yang tadi ia dudukan di sofa merah dihadapannya.

Dalam diam Smith menajamkan indra miliknya dan dapat ia rasakan seseorang tengah mengawasinya. Smith memutar tubuhnya cepat ia melihat keatas rak buku yang paling tinggi disana gadis yang ditolongnya memamerkan mata merah dengan taring yang memanjang sempurna ia menancapkan kukunya yang tajam seolah-olah ia menempel pada rak buku itu.

Smith memberikan tatapan dinginnya pada gadis itu. Gadis itu melepaskan tancapan kukunya pada rak dan langsung menerjang Smith dengan kuku langsung mengarah pada wajah Smith dan wajah gadis itu pucat dengan taring yang siap merobek leher mangsanya.

Smith mengacungkan belatinya dan dengan satu lemparan belati itu menancap dada, gadis itu terjatuh dan mengerang dilantai marmer perpustakaan tangannya berusaha melepaskan belati Smith yang menancap dalam. Smith berjalan mendekat pada gadis itu ia menginjak perut si gadis dengan satu tangan memegang gagang belati dan melepasnya paksa dari dada si gadis

Gadis itu berusaha melawan Smith dengan menggunakan cakarnya tapi dengan cepat Smith mengekang tangan gadis itu dalam cengkraman tangannya yang kuat "Harusnya kau menghindari Yos. Lihatlah dirimu Ai kau hanya mahluk haus darah sekarang." Gadis yang bernama Ai kini berusaha melepaskan cengkraman tangan Smith dan ia berusaha menggigit apapun bagian tubuh Smith yang terdekat. Melihat itu tanpa ampun Smith menghunuskan belatinya sekali lagi pada dada Ai. Jeritan yang kencang terdengar dari tubuh Ai yang terbakar menjadi abu dan yang tersisa hanya pakaian Ai dan belati yang menancap pada marmer lantai perpustakaan.

Smith berdiri dan menghilangkan debu yang menempel pada pakaiannya dan ia menunduk mengambil pakaian Ai dan belatinya yang langsung ia masukan kesaku celananya "Kau bodoh Ai." Smith berjalan kearah perapian yang memang ada di perpustakaan itu Smith menjentikan jarinya api pun menyala seketika dan melahap kayu pada perapian. Smith membuang pakaian Ai dan membiarkannya habis oleh jilatan api.

Smith memandang pakaian Ai yang lama-lama habis dan bee menjadi abu kemudian menghilang ia menatapnya dalam diam.

"Ada apa Armund." tanya Smith pada seseorang setelah beberapa saat ia terdiam.

"Anda selalu membuat saya kaget tuan." jawab Armund sambil membungkuk.

"Kau ini, bukankah sudah 20 tahun lebih kau bekerja padaku?" tanya Smith sambil menghadap pada kepala pelayannya Armund.

"Tepatnya 25 tahun tuan." jawab Armund hormat masih sambil membungkuk.

"Lalu kenapa kau masih belum terbiasa dengan ini semua Armund? Sebelum menjawab angkat kepalamu dan tatap aku ketika kau bicara Armund."

Armund mengangkat kepalanya dan terkaget karena jarak antara dirinya dan Smith sekarang tak kurang dari 3 meter padahal sebelumnya Smith berada didepan perapian yang jaraknya hampir 50 meter jauhnya dari tempatnya berdiri sekarang.

Smith menepuk pundak Armund dan tersenyum padanya "Katakan pada semua pelayan untuk tidak menuruti perintah Yos diluar pekerjaan mereka aku tak mau hal ini terjadi lagi. Aku percayakan semuanya padamu Armund, aku lelah aku mau istirahat." Smith kembali menepuk pundak Armund dan berjalan menuju pintu.

"Baik tuan, selamat beristirahat." Armund membungkuk memberikan salam hormat. Smith melambikan tangannya diudara sebagai tanda kepercayannya pada Armund.

Smith telah menghilang dibalik pintu. Armund memandang keseliling perpustakaan dan menghembuskan nafasnya berat "Lagi-lagi ruangan ini." Armund menekan tombol hijau pada pinggiran pintu dan beberapa menit kemudian datanglah para pelayan yang dengan sigap membersihkan sisa kekacauan yang terjadi.

Armund memandang potret diri seseorang yang ada diatas perapian perpustakaan itu. Dalam potret itu berdirilah seorang laki-laki yang amat dikenalnya tengah bersedekap dan memberikan tatapan angkuh yang tak pernah dilihatnya potret itu berusia 500 tahun namun orang dalam potret diri itu masih ada dan hidup dalam dunia nyata sebagai sebuah mahluk mitos yang melegenda Vampir. Orang dalam potret diri itu adalah keluarga kerajaan Vampir Atreas Smith L'Ordio Atreas.

****

Hore sekarang ketahuan siapa itu Smith ya..
Tapi ya kalian pasti dah bisa nebak kan siapa Smith itu dari awal (author judulnya) *digeplak para readers...

Hahaha oke makasih banget sama yang udah kasih comment maupun votenya.

Dukung aku terus ya kawan..
Makasih...

Prince vampire and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang