part 11

11.9K 610 6
                                    

Mendengar suara berdebum yang cukup keras dari kamar Aquarel mau tak mau membuat Sam yang tengah berbaring di ranjang Smith langsung berlari dengan kecepatan yang tak mungkin dilakukan oleh manusia.

Sampai di depan kamar Aquarel, dengan siap siaga Sam masuk perlahan dan pemandangan yang pertama kali menyapanya adalah bau darah yang sangat dikenal oleh Sam, yaitu darah Smith.

Sam mencari keberadaan Smith dan betapa kagetnya ia saat melihat Smith dalam keadaan tak sadarkan diri dengan luka dan darah yang masih keluar dari beberapa bagian tubuhnnya. Rasa marah menguar dari tubuh Sam, apalagi ketika Sam sadar Aquarel sudah tidak ada lagi di kamar ini dan meninggalkan kamar rusak parah dengan jendela yang terbuka. Menandakan Aquarel telah pergi.

Tanpa basa-basi Sam membopong tubuh Smith dan berlari menuju kamar pengobatannya. "ARMUNDD!!" panggil Sam menggelegar di segala ruangan. Menggambarkan betapa takutnya ia.

Armund yang mendengar suara menggelegar dari tuannya langsung menghampiri Sam yang tengah mengganti pakaiannya dengan jas putih. Pertanyaan yang akan terlontar dari mulut Armund terhenti ketika melihat tubuh Smith yang penuh luka telah dibaringkan di ranjang pengobatan. "Tuan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Armund dengan suara yang khawatir namun tak menhilangkan kewibawaannya.

"Cepat bantu aku, ganti bajumu dan persiapkam semua alat dan obat untuk menolong Smith. Cepat cepar!" teriak Sam.

Armund melepakan jas pelayannya dan mengambil jas putih yang serupa dipakai oleh Sam. Ia lalu menyiapkan semua perlengkapan yang disebutkan oleh Sam dan menatanya di plat kaca.

Sam mengambil satu persatu peralatan yang ditata rapi di atas plat dan mulao menggunakannya untuk mengobati luka-luka yang terdapat pada tubuh Smith.

..

Dilain pihak Aquarel masih tidaklah sadar ketika ia diturunkan oleh Erlos dan disandarkannya Aquarel pada sebuah pohon beringin di tengah hutan.

Erlos memejamkan matanya dan merasakan ada mahluk yang mendekat kearahnya. Senyum mengerikan itu terukir diwajah Erlos yang tampan dan dengan siaga Erlos kembali mencoba untuk mennggendong Aquarel dan pergi dari apa yang akan menghampirinya. Namun sayang Erlos kini telah kalah cepat.

"Lepaskan gadis itu!" terdengar suara seorang laki-laki dari balik pohin beringin yang lainnya saat laki-laki pemilik suara itu memunculkan diri Erlos tersenyum puas.

"Wah wah tak aku kira kau yang datang keponakanku."

"Hentikan semua ini paman, lepaskan gadis itu sekarang!" teriak laki-laki yang ternyata adalah keponakan Erlos.

Erlos menunduk dan menyentuh wajah Aquarel. "Haha.. Eron dia sungguh pengecut. Oh ya dimana saudara kembarmu hai keponakanku?"

"Kau yang pengecut! Kau tahu itu?! Tak perlu kau urusi adikku paman."

"Hahaha... kau sungguh mirip dengan ayahmu itu Ercos lalu apakah adikmu yanh cantik itu mirip dengan ibumu? Aku rasa iya." Erlos bertanya dan menjawab sendiri pertanyaan yanh diajukannya namun dengan tawa sumbang penuh kekejaman juga dengan sorot mata penuh kesadisan.

"Ada apa kau mencariku paman Erlos?" tanya sebuah suara yang sangat merdu dan seketika membuat Erlos terpaku melihat kecantikan dari si pemilik suara merdu itu.

"Kakak sudah bilang bukan agar kau tidak keluar!" teriak Ercon pada adiknya Ersa.

Namun Ersa hanya menutup telinganya dan menatap Ecros dengan raut muka permusuhan. "Hei! Kau kira telingaku ini hanya pajangan! Aku bisa mendengar suara kalian dari radius 100 km juga!"

"He sudah sana pergi, ini urusan para lelaki." jelas Ecron yang kembali membuat Ersa dongkol dan menatap sang kakak jengkel.

"Kau ingin aku cin cang hah Cos!"

Prince vampire and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang