Gelap semua terasa gelap hening bagaikan diriku yang sendirian tak tentu arah. Aku mengingikan dirinya untuk bertemu dengannya dan meyakinkan diriku bahwa aku baik-baik saja. Ku ingin membuka mataku namun serasa beban berat menahannya agar aku tak membuka kedua mataku, seperti tiada yang mengijinkan aku untuk menemui dia orang yang aku cintai.
Tersadar dalam pikiranku semua kemirisan dan bencana-bencana ini kenapa harus menimpa diriku. Sebenarnya apa salahku sehingga harus mendapatkan cobaan yang rasanya tak akan ada akhirnya.
Tak adakah secercah harapan hanya untukku, tak adakah sebuah pertolongan yang kudapatkan. Dulu keluargaku menyembunyikanku dari seluruh dunia hanya karena darah yang mengalir dalam tubuhku. Tapi kini di saat ada orang yang mencintaiku menerimaku apadanya dan bersedia melindungi bahkan mengorbankan nyawa untukku kenapa semua masalah ini terus menimpa diriku terus menerus.
Salahkah aku jika dilahirkan berbeda. Salahkan jika aku hanya ingin ini semua berakhir. Andai waktu dapat diputar aku akan menolak nenekku untuk menikah dengan kakekku. Jika waktu bisa diputar aku ingin membawa kembali ibuku yang telah diasingkan entah kemana oleh ayah ketika darah dalam diriku menunjukkan siapa aku yang sebenarnya. Jika aku bisa memilih bolehkah kali ini aku mati, sehingga tak perlu lagi ada yang tersakiti dan juga kehilangan karena menyelamatkan aku. Kumohon kalian jangan menolongku, biarkan ini semua berakhir di masaku.
"Jika kini kau tiada, semua ini takkan pernah berakhir Aqua."
Dengan nyalang mata Aquarel terbuka dan memperlihatkan kembali keadaan yang begitu gelap. Halusinasi itulah yang dipikirkan oleh Aquarel pada suara yang baru saja ia dengar.
"Bukalah matamu Aqua."
Terdengar lagi suara itu, suara seorang wanita yang berbeda dari yang semula. Ketakutan yang sudah ia rasakan sejak tadi membuat Aquarel menutup kedua telinganya dan menggeleng tanpa henti demi untuk membuat apa yang ia dengar hilang. Aquarel tak mau lagi merasakan ini semua ia tak mau.
Tiba-tiba saja Aquarel merasakan tangannya tersentuh sesuatu yang lembut meski sedikit dingin. Cahaya mulai menyilaukan mata Aquarel yang saat itu terpejam.
"Bukalah matamu Aquarel, tak perlu takut. Kami akan menolongmu." ujar seorang wanita meyakinkan Aquarel.
"Tidak!! Pergi! Pergi!!!!!" Aquarel yang masih merasakan ketakutan pun membentak apapun atau siapapun yang ada dihadapannya tak perduli apapun itu.
Aquarel histeris karena merasa mereka belumlah pergi. Aquarel berjongkok dan memegangi lututnya dan membenamkan kepalanya disana. Air mata membasahi wajah Aquarel.
"Kami tak akan menyakitimu Aqua, kami mohon bukalah matamu."
"Aku tak mau!! Pergi kalian semuaaa!!! Jangan ganggu aku lagi!!!"
"Tidakkah kau menyayangi Smith Aquarel?" tanyanya dengan nada yang sangat lembut.
"Kami ingin membantumu dan Smith dan juga Sam Aquarel, bisakah kau percaya pada kami?" ujar sebuah suara lain yang berbeda.
Mendengar suara mereka yang berbeda namun dengan intonasi yang sama Aquarel yakin yang ada dihadapannya adalah dua orang wanita. Dan juga kenyataan bahwa mereka mengenal dirinya, Smith dan juga bahkan Sam membuat hati Aquarel sedikit penasaran. Namun ia masih dirundung rasa takut dan ia belum memiliki keberanian walau hanya untuk mendongakkan kepalanya dan melihat siapakah gerangan yang mengenal dirinya. "Kalian siapa?!!" teriak Aquarel lagi.
"Percayalah jika kau membuka matamu dan melihat kami, kau pasti tau siapa kami Aquarel."
"Kalian janji takkan menyakiti ku?" tanya Aqurel ditengah isakkan tangisnya yang mulai mereda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prince vampire and I
VampireAquarel adalah seorang putri dengan banyak rahasia yang disimpan keluarganya. Dan ada lagi para vampir yang mengincar darah yang mengalir dalam dirinya. Disaat yang tak terduga sang pangeran dunia malam datang dan membawa Aquarel dalam cerita satu a...