part 22

11.7K 475 11
                                    

Derek mendengar suara ledakan yang begitu besar dan melihat percikan api keluar dari arah keluarganya pergi. Derek meraung keras sambil membantai kstaria-ksatria batu yang masih terus saja bertambah sedangkan Marsha yang sudah tak mampu lagi untuk membuat belenggu untuk memenjarakan mereka juga melindungi dirinya juga paman Kriss dan paman Rei secara bersamaan ketika mereka menyerang dan terakhir Marsha juga harus tetap bertarung melawan para ksatria itu.

Dalam sisa pertarungan yang ada, selama ini Derek tak prnah berharap akan satu hal namun dalam segala macam bencana dan juga masalah yang menimpanya ia untuk pertama kalinya memiliki harapan. Harapan akan keselamatan seluruh keluarganya agar mereka semua bisa berkumpul lagi dengannya dan juga keluarga yang lain. Tatapan mata Derek jatuh pada Karla yang kini terus menyerang sharma, tubuh Sharma yang memang terlihat sudah hancur sejak awal ia menyerang kini makin terlihat mengenaskan dengan luka pedang diwajahnya tak berbeda pula dengan Karla yang memiliki luka sayatan pedang pada bagian tubuhnya. Harapan Derek kali ini adalah Karla dapat setidaknya menghilangkan kesadaran Sharma agar para mahluk batu sialan itu bisa musnah dan menghilang dan dirinya bisa membatu Smith dan yang lainnya dalam pertarungan yang tak sia-sia seperti ini. Derek memenggal kesatria bati dihadapannya dan terus seperti itu sampai ia tak menyadari dibelakangnya kesatria batu lain menusukkan pedangnya pada perut Derek. Derek yang mulai sadar akan hal itupun meloncat meundur menghindari dua kesatria yang mengepungnya namum tetap saja perut Derek terluka dan mengeluarkan kelam keunguan itu.

Karla dengan tetap berjuang melawan Sharma yang ia yakini sebentar lagi akan kehilangan tenaganya dan sialnya hal itu pun akan terjadi padanya juga. Karla mendesis ketika ujung kuku Sharma dan pedangnya secara bersamaan mengenai tubuhnya. Karla tak memiliki cara apa-apa untuk mengalahkan Sharma, sungguh tak adakah cara untuk mengalahkan Sharma yang sedang dikendalikan ini? erang Karla dalam sisa usahanya melawan Sharma. Saat Sharma mulai kembali menghunuskan pedangnya Karla teringat akan sebuah cara yang pernah dilakukan sang ayah dan Karla yakin Derek mampu melakukannya. Tapi apakah Derek memiliki sisa kekuatan sebesar itu untuk melakukan hal yang sama dengan ayahnya, itulah yang ditakuti Karla. Karla mundur beberapa langkah dari Sharma dan Karla menormalkan dirinya yang terpicu akan adrenalin yang begitu tinggi. Dalam sekali serangan Karla harus bisa merobohkan Sharma minimal mematahkan kaki Sharma. Karena dengan begitu ia memiliki cara menghancurkan belenggu Marsha dan meminta Derek mengikuti caranya.

Karla maju dengan sisa tenaga yang tak seberapa untuk menambah kecepatan langkahnya saat menerjang Sharma. Sharma yang tak bisa melihat kecepatan penuh karla pun terus terpukul mundur. Karla menggunakan keahlian dasar menghindar untuk menyerang Sharma bertubi-tubu ia menggunakan kecepatannya untuk mengecoh dan mengelabui Sharma dan saat lengah Karla mengincar kaki Sharma dan memitingnya denga kedua kakinya dan dengan belati yang ia taruh dipinggangnya ia menusuk paha Sharma hingga mengeluarkan darah yang begitu banyak dan Sharma yang memekik kesakitan.

Melihat rencanya berhasil tanpa mengindahkan Sharma, Karla menerjang belenggu yang dibuat Marsha dan dengan mulus belenggu itu terpecah belah karena hantaman pedang Karla. Dan belenggu yang dibuat dari mantra itu seketika diubah kembali oleh Marsha menjadi serpihan pisau tajam yang langsung menundukkan hampur sebagian ksatria batu itu. Sungguh kerjasama yang tak terduga. Melihat itu Karla tersenyum pada Marsha yang mendelik marah pada dirinya.

"Derek!" panggil Karla sambil menebas kstaria batu yang tengah melawan Derek. "Aku punya rencana, tapi aku takut kau tak mampu menggunakan rencana itu."

Derek memberikan tatapan kesal pada Karla "Disaat begini bisa-bisanya ka-"

"Dengar dulu rencanaku!" sergah Karla kesal.

"Apa?!"

"Gunakan kemampuanmu untuk memanipulasi keadaan dan diri seseorang secara bersamaan dan arahkan pada Sharma. Kunci Sharma dengan kemampuanmu itu dan aku akan menghabisinya. Kau bisa melakukan itu?" tanya Karla yang kembali mulai bersiaga saat para kesatia batu mulai berdiri kembali bersamaan dengan Sharma yang menatap garang pada semuanya.

Prince vampire and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang