Prince vampire and I

part 21

Melewati berbagai rintangan dari hutan yang begitu kelam itu tak mengurungkan semangat semua vampir yang ikut menyerbu untuk menyelamatkan Aquarel yang saat ini tengah disekap oleh seseorang yang mereka sendiri belum mengetahui lawan macam apa yang akan mereka temui di depan sana, musuh yang menanti mereka untuk tujuan yang tak mereka ketahui penyebabnya.

Semua para vampir yang ikut berjuang menyelamatkan Aquarel kini tengah bersembunyi dibalik rimbunnya pohon. Menanti kapan kira-kira waktu yang tepat untuk menyerang. Smith menoleh kebelakang menghitung jumlah vampir yang ikut bersamanya kekastil hitam ini kelima penguasa kastil ikut bersama dirinya yaitu ayahnya Sam, Kriss, Rei, Cornelius dan Luna mereka ikut berjuang bersama dengan dirinya untuk menyelamatkan Aquarel dan menjaga anak-anak mereka dan keponakan mereka, sedangkan penguasa kastil yang lain sisanya menjaga kesepuluh kastil dari berbagai serangan dadakan yang mungkin akan terjadi. Smith menoleh lagi pada arah yang lain dan menghitung kelengkapan dari para sepupunya ada dua belas anak termasuk dirinya dan itu sudah lengkap. Smith memikirkan Yos adiknya yang begitu ingin ikut dalam penyelamatan ini namun keadaan dirinya yang tak memungkinkan memaksa Smith untuk menggunakan kemampuannya untuk membuat Yos tertidur.

"Smith kapan kita akan menyerang?" tanya Marine yang terlihat tak sabaran.

"Diamlah. Aku sendiripun tengah berpikir soal ini semua."

"Keadaan ini aneh Smith kau sadar bukan?" tanya Sam sambil berbisik pada Smith yang ada dihadapannya.

"Ya aku sadar ayah, ini terlalu senyap untuk sebuah kastil. Ayah bagaimana saat ayah kemari?"

"Keadaannya tidak seperti ini, dulu lebih sedikit ramai karena ada pergantian penjaga pada pintu gerbang itu tiap sekitar satu jam sekali dan selama lima belas menit pintu gerbang tanpa penjagaan."

"Begitu.. aku takut ini adalah jebakan."

"Tapi jika kita terus menunggu kita tak punya waktu lagi bukan?" tebak Derek sambil terlihat angkuh.

"Kalau begitu kita hanya memiliki dua pilihan. Pertama, menunggu hingga kita tahu apa rencana mereka namun dengan resiko Aquarel akan tak terselamatkan atau kedua, kita menerobos sekarang dan menyelamatkan Aquarel dengan resiko kita masuk dalam perangkap mereka." Jelas Cornelius yang memang sejak tadi terlihat memikirkan berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi.

Semua terdiam menunggu pilihan seperti apa yang akan dipilih oleh Smith untuk semua ini. Smith memandang pada bulan yang kini purnama dengan bulat sempurna dan cahayanya memberikan ketenangan pada diri Smith. Smith berpikir bahwa tujuan utama dari penyerangan ini adalah menyelamatkan Aquarel dan bukannya untuk membandingkan masa kini dengan masa lalu saat ayahnya harus berada diposisinya. Jika begitu maka mungkin inilah yang harus ia ambil. "Apa yang kalian semua pilih dari dua kemungkinan ini?" tanya Smith tanpa mengalihkan pandangannya pada bulan purnama.

"Kita sudah terlalu lama menunggu Smith." ucap Tommy.

"Yah lagipula tujuan utama kita kan kemari adalah menyelamatkan Aquarel bukan? Maka tentu saja pilihan kedua yang akan kita pilih." jelas Erla dengan senyum yang penuh keyakinan.

"Kalian yakin?" tanya Smith yang kini melihat kearah keluarganya. Tak ada jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh Smith tapi aura keyakinan yang penuh memenuhi dan memutari semuanya membuat Smith percaya bahwa pilihan kedua yang mereka yakini dan mereka maui. Maka tak ada basa-basi lagi bukan? Mereka semua serempak turun dengan sangat lembut dan halus. Tanah yang becek juga berlumut membuat tiap langkah yang mereka ambil berbunyi cipakan air hingga sepelan apapun pasti ada bekas suaranya.

Dengan sangat perlahan dan penuh kehati-hatian mereka melangkah hingga mereka hampir mencapai pintu gerbang namun tanah berguncang dengan hebat hingga beberapa bagian tanah pun retak-retak dengan ukuran yang besar. Bebatuan yang keluar dari celah celah tanah mulai melayang keudara dan menyatu menjadi batu yang lebih besar. "Kalian telah tiba rupanya!"