Aqra. Nama wanita itu terus berputar dalam ingatan Aqua. Wajah wanita itu, suaranya bahkan setiap inci tubuh wanita itu yang sama persis seperti Aqua. Kata terakhir yang diucapkan Aqra membuat hati Aqua hancur.
Semua orang disekitarnya telah merahasiakan sebuah rahasia besar. Sebuah rahasia yang tak pernah sesikitpun diucapkan oleh keluarganya.
100 tahun yang lalu Aquarel adalah wanita bernama Aqra itu. Seorang wanita dengan darah kehidupan didalam tubuhnya. Darah kehidupan adalah darah yang dapat menyembuhkan berbagai macam luka bagi siapa saja yang meminumnya. Hanya setetes darah dapat menyelamatkan seorang manusia yang sekarat.
Darah yang siperebutkan manfaatnya telah membuat kaum vampir yang haus darah mengincar darah Aqra.
Darah yang dulu mengalir dalam tubuh Aqra membawanya pada ketakutan, kesedihan dan luka yang mendalam. Darah yang mengalir itu membuat para ras vampir yang haus darah mengincar Aqra, dan menyebabkan Aqra harus mati.
Kini setelah 100 tahun kejadian itu berlalu, tak pernah ada lagi berita terlahirnya seorang manusia pemilik darah kehidupan.
Namun cerita itu ternyata salah karena seorang manusia yang memiliki darah kehidupan itu adalah Aquarel sendiri.
Ingatan Aquarel melaju pada kejadian-kejadian yang pernah dialaminya ketika masih kecil. Dimana bukan hanya dirinya tapi juga seluruh keluarganya yang sama-sama terkejut.
Waktu itu musim semi melanda kerajaan yang didiami oleh raja dan ratu yang bijaksana menurut para penduduknya. Raja dan ratu itu memiliki seorang anak bernama Aquarel.
Aquarel bermain dihalaman kerajaan bersama seekor anak anjing. Sekilas tak ada yang aneh dengan mereka. Tapi tak ada yang menduga bahwa anak anjing itu tengah terluka, leher anjing itu terluka terkena cambukan seorang pemburu. Anak anjing itu melenguh seperti menahan rasa sakit.
Aquarel kecil terduduk dihadapan anak anjing itu. Dengan perlahan Aquarel mengangkat kepala anak anjing itu dan memangkunya. Dengan sayang Aquarel kecil mengelus kepala anak anjing itu kemudian ia menyanyikan sebuah lagu. Lagu dengan kalimat yang tak pernah dimengerti ataupun dipelajari oleh siapapun di kerajaan itu. Sebuah lagu yang dilarang untuk dinyanyikan.
Perlahan aura ditubuh Aquarel kecil berubah menjadi kebiruan. Mata hitam milik Aqurel berubah dengan pasti menjadi warna biru.
Aquarel mengambil sebuah batu yang terasa tajam dikulitnya. Dengan yakin Aquarel mengangkat tangannya yang lain dan mengarahkan batu itu pada pergelangan tangannya.
Aquarel melukai pergelangan tangannya darah segar mengalir dari luka yang terbuka itu. Dengan perlahan Aquarel mengarahkan pergelangan tangannya pada mulut anak anjing itu. Satu tetes darah terjatuh perlahan mengalir masuk kedalam tenggorokan anak anjing itu.
Cahaya kebiruan keluar dari celah luka sang anjing. Ketika cahaya itu menghilang luka dileher anak anjing itu menghilang. Anak anjing terbangun dan langsung berlari meninggalkan Aquarel kecil yang masih mengeluarkan aura berwarna biru.
Aura yang semula mengelilingi Aquarel perlahan meredup dan menghilang. Mata yang semula biru perlahan memudar kembali menjadi hitam. Aquarel tersadar dan merasakan sakit pada pergelangan tangannya. Aquarel melihat pergelangan tangannya yang masih berdarah kemudian ia menutup lukanya dengan tangannya yang lain. Dengan segera ia berdiri dan mulai berlari menuju tempat kedua orang tuanya yang tengah mengawasinya.
Aquarel mengatakan tangannya terluka. Orang tua Aquarel khawatir dan memintanya untuk menunjukkan luka itu.
Saat ia ingin memperlihatkan luka itu, Aquarel sudah tak lagi merasakan sakit saat ia membuka tangannya.Yang tersisa hanyalah bekas darah yang perlahan memudar kemudian menghilang.
Karena kejadian itu membuat Aquarel tersadar. Semenjak hari dimana anak anjing dan juga luka dipergelangannya sembuh sendiri. Orang tuanya juga seluruh masyarakat dikerajaan itu melarangnya untuk bermain, bertanya ataupun membaca buku dongeng. Hanya satu hal yang boleh dilakukannya menuruti semua peraturan yang diberikan atau terkurung dikamarnya.
Aquarel yang saat itu hanya seorang anak berumur 10 tahun memilih untuk menaati peraturan yng diberikan kerajaan atas titah ayahnya. Tapi seperti burung yang kehilangan sayapnya Aquarel kecil tak mampu untuk terus mengikuti apa kemauan dan juga perintah yang diberikan padanya.
Sehingga pada suatu ketika ia tak mampu lagi memendam penasarannya untuk menemui dunia luar. Ia keluar dari kerajaan secara sembunyi-sembunyi dan melihat bagaimana sebenarnya keadaan kota. Maka saat itu ia merasakan kebebasannya.
Namun, apa daya hal itu tidak lah berjalan lama. Sebelum pagi Aquarel sudah tertangkap oleh para perajurit yang mencarinya, dan sejak saat itu Aquarel terkurung dikamarnya.
Semua ingatan yang perlahan-lahan memenuhi pikirannya membuat Aquarel jengah. Aquarel bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju salah satu lemari pakaian, berharap ia dapat menemukan beberapa pakaian wanita yang dapat dipakainya.
Saat Aquare hendak membuka lemari pakaian itu, tiba-tba saja pintu kamar terbuka dan muncullah seorang laki-laki.Laki-laki itu adalah Smith.
Smith perlahan menghampiri Aquarel. "Apa yang kau lakukan Aqua?"
"Aammm.... itu aku mau ganti baju.. makannya.. aku..." Aquarel menjawab pertanyaan Smith gugup. Tanpa sadar Aquarel meremas ujung gaun tidur yang dikenakannya.
"Baiklah... Pelayan masuklah." Smith memanggil seseorang yang ternyata adalah dua orang pelayan yang menunggu dibalik pintu itu. Kedua wanita itu tersenyum kearah Aquarel.
"Mereka adalah pelayan yang akan membantumu Aqua. Perkenalkanlah diri kalian."
"Baik tuan muda. Nona Aquarel saya adalah Tiana" kata seorang pelayan yang memiliki rambut hitam dengan kulitnya yang berwarna putih.
"Nona Aquarel nama saya Amber." seorang pelayan memperkenalkan namanya. Amber memiliki rambut berwarna cokelat kemerahan dengan kulit yang juga agak berwarna cokelat.
Tiana dan Amber tersenyum ramah pada Aquarel. Karena keramahan yang ditunjukkan kedua pelayan itu membuat Aquarel juga ikut tersenyum.
Smith memperhatikan perubahan sikap yang diperlihatkan Aquarel. Melihat keakraban yang samar membuat hati Smith tersenyum.
"Baiklah Aqua, mereka akan membantumu untuk mempersiapkan diri."
"Mempersiapkan diri? Untuk apa Smith?" tanya Aquarel bingung.
Smith melangkahkan kakinya sampai ia berdiri dihadapan Aqurel. Smith menaruh tangannya dipuncak kepala Aquarel "Persiapkan saja dirimu Aqua."
"Iya, tapi untuk apa?!" Aquarel memperlihatkan kekerasan kepalanya, ia benar-benar ingin tahu.
Smith menaikkan salah satu alisnya dan berkata "RAHASIA, Aquarel"
Melihat reaksi Aquarel, Smith mengacak rambut Aquarel dengan sekali hentakan ia sudah memegang gagang pintu. Dengan senyum yang mengembang dibibirnya ia menengok kearah Aquarel yang masih saja jengkel pada Smith.
Aquarel tersentak dan meraskan perasaan aneh saat Smith menekankan perkataannya.
Sementara itu Smith tetap tersenyum sampai menghilang dari pandangan Aquarel.
==================
Jeng jeng jeng!!!
New chapter sudah selesai terus beri comment dan votenya ya!!
Oh iya untuk para readers jangan segan-segan memberikan comment ya, apalagi votenya..
wkwkwk...
"Karena aku bukanlah apa-apa tanpa kalian!"
Arigato atas semua yang kalian berikan.
Gomen kalo aku terlambat dalam mengirimkan chapter baru.See you in the next chapter!
AUFWIEDERZEHEN my readers!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Prince vampire and I
VampireAquarel adalah seorang putri dengan banyak rahasia yang disimpan keluarganya. Dan ada lagi para vampir yang mengincar darah yang mengalir dalam dirinya. Disaat yang tak terduga sang pangeran dunia malam datang dan membawa Aquarel dalam cerita satu a...