part 5

22.9K 1K 17
                                    

Aquarel melihat kedalam cermin. Ia melihat sesosok wanita dengan gaun berwarna biru dengan sedikit aksen hitam yang melingkar dipergelangan tangan, pinggang juga ujung gaunnya.

2 orang pelayan yang melayani wanita itu sangat sabar dan teliti dalam mempoles diri si wanita. Decak kagum pelayan yang tengah memakaikan kalung mutiara hitam pada si wanita kembali terdengar.

Aquarel menatap wanita dalam cermin itu lama. Seakan tak percaya bahwa wanita cantik dalam cermin itu adalah dirinya.

"Nona, anda sangaaat cantik" kata Tiana.

"Iya Nona, hamba yakin pasti akan banyak laki-laki yang patah hati karena kecantikan Nona." Amber ikut menyahuti godaan yang diberikan Tiana sebelumnya.

Aquarel hanya tersenyum canggung. Karena baru kali ini ia bisa merasa akrab dengan orang lain. "Terimakasih Tiana, Amber." ucap Aquarel sambil bergantian melihat kearah Tiana dan Amber.

"Iya Nona. Sama-sama."

Tiana, Amber dan Aquarel tertawa bersama. Tak ada perbedaan diantara mereka meski memiliki perbedaan status.

"Nona sudah siap untuk tampil malam ini." Tiana kembali menggoda Aquarel. Dengan suara yang dibuat berat Tiana memandang pada Aquarel dengan tatapan menilai.

"Aku rasa kau belum sempurna Aqua."

Suara khas laki-laki terdengar namun bukan dari buatan suara Tiana tapi dari seorang laki-laki sesungguhnya.

Aquarel melihat dari arah datangnya suara dan disana kembali terlihatlah Smith. Aquarel terperangah melihat ketampanan Smith.

Smith memakai tuxedo berwarna hitam dengan kemeja berwarna putih dia juga memakai pita kupu-kupu berwarna senada dengan pakaian yang dikenakannya.

Smith memerintahkan agar Tania dan Amber meninggalkan dirinya dan Aquarel.

Tania dan Aquarel mempersilahkan Smith dan mereka juga mohon ijin dari Aquarel untuk undur diri.

Aquarel gugup jika harus berduaan saja dengan smith tapi akhirnya Aquarel memberikan persetujuan dengan menganggukan kepala. Maka Tania dan Amber meninggalkan Aquarel dan Smith.

Amith memandangi Aquarel dari atas sampai bawah dan hal itu membuat Aquarel jengah. Ia hanya bisa menundukkan kepala menanti apa yang akan dilakukan oleh Smith.

Smith berjongkok didepan Aquarel tangannya mengambil sesuatu dari laci lemari paling bawah. Dalam lemari itu ada sebuah kotak warna hitam dengan lukisan mawar merah sebagai dasarnya. Smith mengambil kotak itu dan membukanya. Dalam kotak itu adalah sebuah sepatu kaca berwarna hitam dengan ukiran mawar merah transparan pada badan sepatunya.

Aquarel memandang takjub pada sepatu yang ditunjukkan Smith. Aquarel harus mengakui ia tidak pernah memiliki sepatu seindah itu, bahkan melihatnya saja baru kali ini.

Smith meminta Aquarel untuk duduk dikursi yang ada disamping tempat tidur. Aquarel hanya menuruti dan duduk dikursi yang ditunjuk Smith padanya. Smith mengambil salah satu kaki Aquarel yang tersembunyi dibalik gaun hitamnya yang panjang. Dengan hati-hati Smith mengambil sepatu kaca itu dan memakaikannya pada kaki Aquarel. Dengan memandang takjub pada sepatu yang kini melekat dikedua kakinya yang indah akhirnya Aquarel memutuskan untuk bertanya.

"Kenapa sepatu ini kau pakaikan untukku Smith?" tanya Aquarel.

"Sepatu itu milik ibuku."

Aquarel kaget, ia mulai memahami situasinya ia pun hendak melepaskan sepatu yang dikenakannya namun tangannya ditahan oleh Smith yang sekarang sudah duduk dikursi yang lainnya. "Kenapa?"

Prince vampire and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang