Dalam kelam dan gelapnya malam yang tersinari bulan. Disebuah kastil besar berwarna hitam, terpancar aura kegelapan, kekelaman dan kemarahan. Kastil itu berada ditengah-tengah hutan, hutan yang terasa sangat menakutkan.
Hutan dengan pohon-pohonnya yang menjulur dan tumbuh tak beraturan, dengan disetiap dahannya bertenggerlah burung gagak. Suara kepakan dan koakan burung gagak yang terdengar dari dalam hutan maupun yang terbang di atas kastil membuat keseraman yang terasa, semakin mencekam.
Jalan setapak yang licin, bebatuan hitam dan keadaan sekitar bangunan kastil yang penuh retakan dan ditumbuhi tanaman rambat liar yang berduri turut menghiasi keadaan kastil hitam itu.
Tak ada yang tahu ada apa dibalik kastil itu. Tapi kemudian dalam salah satu ruangan kastil berdirilah sesosok laki-laki dengan kulitnya yang sangat pucat dan rambutnya yang berwarna hitam. Laki-laki itu memakai pakaian hitam yang membalut tubuh tegapnya. Laki-laki itu memandang kesebuah peti transparan yang terbuat dari es.Tak ada kata-kata yang terucap dari mulutnya.
"Yang mulia." panggil seorang laki-laki lain yang datang dengan sangat cepat. Laki-laki itu memiliki rambut sebahu yang diikat berwarna cokelat, ia langsung menekuk lututnya dan membungkuk pada laki-laki dihadapannya.
Tanpa berbalik ia bertanya "Bagaimana?"
"Seperti yang anda katakan, saya sudah melaksanakannya yang mulia."
"Lalu?" tanyanya lagi.
"Kita hanya perlu menunggu sedikit lagi yang mulia."
"Baiklah Tiller, tinggalkan aku."
"Baik yang mulia." kemudian laki-laki bernama Tiller ini pergi dengan kecepatan yang sama.
Setelah dirasa tak ada lagi Tiller dibelakangnya. Laki-laki yang tadi dipanggil yang mulia itu kembali memandang peti es transparan dihadapannya. Laki-laki itu menggeser tutup peti es. Di dalamnya terdapat sesosok wanita dengan tenang terbaring, di wajahnya terekah senyuman, wanita itu memejamkan matanya seperti tertidur. Tapi tak ada yang menyangka bahwa wanita itu telah terbujur kaku lebih dari 100 tahun yang lalu dalam keadaanya yang seperti ini.
Laki-laki itu mengulurkan tangannya dan menyentuh kulit wanita itu yang terasa dingin dan sangat kaku akibat pembekuan yang dilakukan demi menjaga tubuhnya agar tetap awet meski dimakan waktu.
Dengan perlahan laki-laki itu menyentuh kening si wanita dan mengecup keningnya pelan. Kesedihan dan kekecewaan terpancar dari mata cokelat si laki-laki. "Sedikit lagi, aku mohon bertahanlah sedikit lagi." ucapnya pelan sebelum, laki-laki itu menggeser tutup petinya krmbali agar peti itu tertutup. Sebelum pergi laki-laki itu mengecup tutup peti yang transparan dan kembali membisikkan sebuah kata. "Bertahanlah sedikit lagi, Tatiana." dan laki-laki itu pun menghilang.
~~
Smith memandangi tubuh adiknya Yos yang terbaring tak berdaya dengan luka diseluruh badannya. Tak ada yang bisa dilakukannya selain melihat dan menunggu perkembangan penyembuhan adiknya.
Smith sadar sejak awal ia menemukan Yos dalam keadaan terluka parah, ada yang berbeda dari luka yang ada ditubuh Yos. Yos memang hanyalah vampir yang dirubah oleh ayahnya, tapi kekuatan dan daya penyembuh yang dimiliki Yos sama seperti vampir lainnya. Tak mungkin dalam waktu hampir satu hari penuh luka-luka itu belumlah menutup.
Smith memperhatikan dibalik kaca ruang ayahnya. Sang ayah menggunakan kemampuannya demi menyelamatkan Yos. Dengan berbagai ramuan juga perban mulai ditaburkan dan dipakaikan pada tubuh Yos yang terluka.
Tak ada kata yang keluar dari mulut Smith selama Yos diselamatkan oleh ayahnya. Smith memejamkan matanya dan kata-kata terakhir yang diucapkan Yos sebelum ia tak sadarkan diri membuat Smith terlempar pada kenyataan. Kenyataan yang menyebabkan Smith tak mempercayai bahwa waktu begitu sangatlah kejam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prince vampire and I
VampirAquarel adalah seorang putri dengan banyak rahasia yang disimpan keluarganya. Dan ada lagi para vampir yang mengincar darah yang mengalir dalam dirinya. Disaat yang tak terduga sang pangeran dunia malam datang dan membawa Aquarel dalam cerita satu a...