#3. Alasannya??

59 10 2
                                    

"Assalammualaikum" ucap Fafa saat baru sampai dirumahnya

"Wa'alaikumsalam" jawab Mama

"Gimana sekolahnya?" tanya Mama seperti biasanya ketika Fafa pulang sekolah

"Ma, tau ga? Hari ini di sekolah kelasnya diacak lagi, dan aku yang awalnya kelas VII 9 jadi VII 6" Fafa menceritakan kejadian di sekolahnya hari ini

"Lho kok bisa?"

"Gatau sih kenapa, tapi aku beruntung. Karena diacak aku jadi punya temen. Pas di kelas VII 9, aku ga punya temen sama sekali" beginilah Fafa, dia selalu bercerita kepada Mamanya. Tanpa ada yang ditutupi, kecuali jika dia merasa malu untuk menceritakannya.

"Ga punya temen? Kok bisa? Bukannya dulu pas di SD temen kamu banyak ya? Dan bukannya kamu mudah bergaul ya? Atau jangan-jangan kamu pilih-pilih temen ya?" pertanyaan beruntun yang dilontarkan Mama ditanyakan ke Fafa

Fafa menarik nafas dalam-dalam.

"Huuhh, oke. Iya aku ga punya temen, itu karena yang mereka omongin itu selalu hal yang aku ga ngerti, tentang K-Pop kalo ga tentang kaka kelas cowo yang ganteng-ganteng. Aku emang punya banyak temen di SD, tapi kan itu di SD, temennya beda lagi. Dan aku ga pilih-pilih kok, tapi kalo aku ga ngerti apa-apa gimana aku bisa gabung" jelas Fafa panjang lebar, menjawab pertanyaan beruntun dari Mamanya

"Ohh, terus temen-temen yang dikelas baru ga ngomongin K-Pop atau kaka kelas cowo yang ganteng-ganteng?"tanya Mama lagi

"Ada sih, tapi ga semuanya. Temen semeja aku untungnya ga suka K-Pop" jawab Fafa

"Mama kok jadi banyak nanya sih?" protes Fafa, dan Mama hanya cengengesan

"Udah ah aku mau cerita ke Papa aja, seengganya Papa ga akan banyak nanya" ucap Fafa pamit ke Mamanya

"Kamu kangen Papa ya?"

"Iya, Mama juga kangen kan?"

"Iya.. udah dua bulan"

"Yaudah aku kekamar ya Ma" pamit Fafa

"Iya"

Sesampainya Fafa dikamarnya, dia langsung menaruh tasnya, mengganti pakaian, dan langsung merebahkan diri ke kasurnya.

Fafa mengambil foto Papanya dari atas nakas. Kemudian memeluknya.

"Fafa kangen Papa" ucapnya, dan Fafa pun tertidur sambil memeluk foto Papanya, yang sedang dirindukan olehnya.

* * *

Sudah dua Minggu Fafa disekolah barunya. Pagi ini dia akan kembali kesana lagi, untuk belajar seperti biasa tentunya.

"Fafa.. Sarapannya udah siap nih" panggil Mama karena sampai sekarang, Fafa belum keluar dari kamarnya. Walaupun belum terlambat sih, tapi tidak biasanya Fafa lama seperti saat ini

"Si Fafa ketiduran lagi apa ya?" Mama bertanya pada dirinya sendiri

Akhirnya Mama memutuskan untuk mengecek kekamar Fafa.

"Fafa" ucap Mama sambil membuka pintu kamar Fafa

"Eh, iya Ma?"

"Kamu kok lama banget, lagi ngapain?" tanya Mama

"Ini tempat pensil aku kok ilang ya?!!"

"Keselip kali, emang kamu keluarin?"

"Iya, semalem aku keluarin buat ngegambar" jelas Fafa

"Kamu taruh gambarnya dimana?" tanya Mama lagi

"Disana" ucap Fafa sambil menunjuk kearah dia menaruh gambarnya, dan dia melihat tempat pensilnya
"Ah, itu dia. Makasih Ma" Fafa pun segera mengambil tempat pensil, dan langsung bersiap-siap.

"Yaudah Mama tunggu di meja makan ya" Mama pun keluar dari kamar Fafa

Dan tidak lama kemudian Fafa menyusul, saat merasa sudah siap.

* * *

Yang sedang Fafa lakukan saat ini adalah memperhatikan kegiatan yang sedang dilakukan oleh 'pria yang dia sukai'.

Siapa pria itu? Namanya adalah Rafa. Kok bisa? Hmm, jadi begini ceritanya.

Disekolah Fafa ini, setiap pagi sebelum jam pelajaran dimulai, mereka diwajibkan untuk tadarus membaca Al-Qur'an. Dan karena posisi Rafa yang ada didepan Fafa, membuat Fafa dapat dengan jelas memdengar suara Rafa saat sedang bertadarus, sungguh indah bagi Fafa suara Rafa.

Kemudian setiap istirahat, Rafa selalu mendahului sholat Dhuha, meskipun dia bandel dan jarang serius. Mungkin karena kebiasaan dirumahnya, Rafa memiliki sifat yang alim.

Dan itulah alasan Fafa bisa suka terhadap Rafa. Padahal dulu Fafa sangat tidak suka dengan sifat Rafa yang suka caper, dan sombong.

Ya.. Kalimat yang mengatakan 'janganlah kita melihat sesuatu dari luarnya' ternyata benar adanya. Sekarang Fafa terjebak dalam perasaannya sendiri.

Fafa juga selalu menganggap perasaannya saat ini hanyalah cinta monyet, jadi dia tidak pernah memusingkan perasaannya, walau terkadang dia ingin Rafa mengetahuinya.

Tapi dia pernah melihat disinetron-sinetron, setiap ada orang yang bilang rasa sukanya, pasti orang itu malah dijauhi sama orang yang disukai. Dan dia ga mau hal itu terjadi padanya, sehingga dia hanya memendam perasaannya.

Lagipula dia menganggapnya cinta monyet bukan, dia akan malu pada dirinya sendiri jika dia terlalu serius akan hal ini. Dia akan merutuki dirinya sendiri, jika hal itu benar-benar terjadi.


Hi.. Hi..

Jangan Lupa Vote Ya...
Dan comment buat membantu ide ...
Hehe...

Cinta Yang AnehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang