Fafa sudah memilih tempat duduknya. Tidak lama kemudian ada tiga siswi yang juga masuk kekelas itu. Salah satu dari mereka meminta untuk duduk disebelah Fafa.
"Hi, boleh duduk disini ga?" tanya siswi tersebut. Sementara kedua temannya sudah duduk didepan Fafa.
"Oh, boleh kok" ucap Fafa ramah
Siswi itu pun duduk disamping Fafa. Murid yang lain juga sudah mulai masuk.
"Dif, kita keluar sebentar ya" ucap salah satu temannya yang menggunakan kacamata
"Nama kamu siapa?" tanya siswi itu kepada Fafa
"Nama aku Fafa, nama kamu siapa?" Fafa memberitahu namanya, dan kemudian menanyakan hal yang sama ke teman barunya itu
"Oh, aku Difa" jawabnya
"Kalo yang tadi siapa?" Fafa bertanya lagi, sepertinya Fafa punya teman sekarang
"Yang pake kacamata Harsya, yang ga pake kacamata Alqisna" Difa menyebutkan nama kedua temannya
Di barisan paling belakang, ada seorang cowo yang menurut Fafa sangat caper alias Cari Perhatian, bagaimana tidak? Dia baru saja kenal dengan murid-murid disini tapi dia sudah sok akrab. Mentang-mentang wajahnya tampan, Cihh, fikir Fafa
Tidak lama kemudian bel masuk berbunyi.
"Yah udah bel lagi" ucap Difa seperti menyesal (?)
"Emangnya kenapa?" Fafa bingung, apa Difa ini tipe orang yang malas belajar? Atau karena suatu hal?
"Aku pengen ke toilet, anterin aku yu" Difa meminta Fafa mengantarnya ke toilet
Ah, Fafa salah tebak.
"Tapi nanti kalo gurunya dateng gimana?""Semoga aja lama" Difa langsung menarik tangan Fafa menuju ke arah toilet.
Mereka berdua yang masih murid baru, tidak tahu letak toilet perempuan dimana. Sehingga mereka sempat berkeliling sebentar.
Setelah berkeliling, akhirnya mereka menemukan toiletnya.
"Tunggu disini ya" ucap Difa
Fafa menunggu Difa diluar toilet. Entah kenapa rasanya sekolah ini sangat besar.
Toilet perempuan ini terletak dilantai 2, dan tepat disebelah toilet terdapat taman belakang sekolah, tepatnya disebelah toilet laki-laki yang ada dibawah toilet perempuan.
Taman itu sangat terurus, ada beberapa jenis bunga yang tumbuh disana. Bahkan karena terlalu terkagum-kagum dengan taman itu, Fafa sampai tidak sadar kalau Difa sudah keluar dari toilet.
"Fa" ucap Difa memanggil nama Fafa. Yang dipanggil pun sedikit tersentak, sampai akhirnya dia menoleh kearah Difa
"Eh, udah?" tanya Fafa
"Udah, cepet yu. Takut gurunya udah masuk" ajak Difa
Mereka berdua pun langsung berjalan, kembali ke kelas mereka.
* * *
Saat sampai dikelas, ternyata wali kelas mereka sudah berada di dalam sana.
"Permisi bu" ucap Fafa dan Difa berbarengan
"Ah iya masuk" ucap bu Resa selaku wali kelas mereka.
Saat duduk di kursinya, Fafa kaget karena yang duduk didepannya bukan Harsya dan Alqisna lagi. Melainkan cowo yang ada dibarisan paling belakang tadi, cowo yang tidak disukai oleh Fafa.
Fafa tahu sekarang. Ternyata semenjak dia dan Difa di toilet, Bu Resa datang dan langsung mengacak posisi tempat duduk mereka.
Fafa berharap tidak dipindahkan, karena dia suka posisi duduknya yang sekarang.
"Yasudah, segitu aja yang dipindah" ucap bu Resa. Ah, do'a Fafa terkabul
"Sekarang pemilihan ketua kelas ya" bu Resa menunjuk beberapa kandidat untuk menjadi ketus kelas. Murid-murid hanya perlu voting.
Ada Marsya, Dhina, dan cowo yang Fafa tidak suka, yang ternyata bernama Rafa
Setelah sudah dikumpulkan hasilnya. Akhirnya diketahui bahwa Rafa lah yang menjadi ketua kelasnya, dan Marsya menjadi wakilnya.
"Eh, tau ga sih? Rafa itu temen SD aku loh" ucap Difa berbisik, berniat mengajak ngobrol Fafa
"Oh ya? Dia orangnya kaya gimana di SD?" tanya Fafa menanggapi ucapan Difa
"Ya kaya yang kamu liat sekarang. Humoris, kadang serius, tapi bandel juga padahal Abinya ustadz loh. bla bla bla bla" ucap Difa panjang lebar, sementara Fafa hanya mendengarkan. Sampai ada sesuatu yang aneh muncul.
Pemilihan pengurus kelas sudah selesai. Para kandidat tadi pun sudah kembali ketempat mereka masing-masing.
"Eh makasih ya, udah milih gua" ucap Rafa sombong, sungguh Fafa tambah tidak suka dengan sikapnya
"Gua ga milih lu" ucap Difa
"Gua juga ga milih lu" Fafa pun sama, memang Difa dan Fafa sepakat memilih Dhina.
Demi apa pun saat ini Rafa sedang malu berat. Ditambah Fafa dan Difa menertawainya.
* * *
Kring..
Kring..
Kring..
Bel pulang sekolah berbunyi.
"Dif rumah kamu dimana?" tanya Fafa
"Di perumahan belakang sekolah" jawab Difa
"Oh, deket ya enak banget. Aku juga deket sih, tapi ga sedeket kamu, masih lumayanlah buat jalan mah"
"Emangnya kamu dimana?" Difa pun balik bertanya
"Di perumahan Citra Jaya" jawab Fafa
"Wah, sama tuh, sama si Rafa" Difa memberitahu, sementara Fafa menganggukinya. Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang saling dilontarkan.
Hi.. Hi..
Jangan lupa vote, comment
Jangan jadi Pembaca Gelap !!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Aneh
Fiksi RemajaAku kesal. Tapi, dilubuk hatiku yang paling dalam aku sangat senang, karena Rafa bisa tersenyum lagi bahkan meledekku. * * * Setelah mendengar penjelasan dari Mama, Papa, Umi dan Abi. Sekarang aku mengerti... 'Aku pernah suka sama Rafa, dan pernah k...