#5. S2

11 0 0
                                    

"Ayo ayo Far, cerita" Dwari langsung berkata seperti itu saat sampai di kantin

"Ya cari tempat dulu lah Ri" Febri menjawab, karena benar mereka baru saja memasuki area kantin, dan belum dapat tempat sama sekali

"Iya nih Dwari ga sabaran" Wulan menimpali

"Yeuhh, tapi kalian juga penasaran kan.."

"Eh di pojok situ aja tuh, kosong dua meja muat buat kita, paling tinggal tarik beberapa bangku aja" Dwi melihat dua meja yang kosong di pojokan kantin, dan langsung mengajak teman-temannya agar tidak didahului yang lain

"Udah pada jalan tuh Fa, aa.. yoo(?)" Jauzaa yang hendak mengajak Fafa bingung karena Fafa yang terlihat celingak-celinguk entah mencari apa

"Fa, kamu ngapain celingak-celinguk? Kalo nyari temen-temen mereka di pojok tuh, ayo kita juga kesana"

"Eh engga Ja, aku tau kok mereka di pojok, kan tadi Dwi ngomong kenceng" Fafa menjawab dengan mata yang masih terlihat berkeliling menyusuri seisi kantin

"Trus kamu ngapain?"

"Aku lagi waspada Ja, takut-takut ada di senior sombong lagi" jawab Fafa, mendengar itu Jauzaa spontan ikut memandangi seisi kantin mencari si senior sombong alias Rafa itu.

"Tapi kayanya dia gaada di sini deh Fa" kata Jauzaa setelah dia tidak mendapati adanya Rafa

"Hmm, iya sih kayanya gaada"

"Yaudah yu langsung kesana, biar langsung pesen makanan" ajak Jauzaa

"Yuuu"

#MejaKantin

"Ihh kalian berdua lama banget sih!!" Ucap Dwari dengan nada marah saat Jauzaa dan Fafa baru saja sampai

"Loh kamu kenapa?" tanya Fafa yang tidak tau apa-apa

"Ga-"
"Udah ga penting, Fa.. paling dia kelaperan" jawab Fardit menyela ucapan Dwari

"Ohh"

"Ihh apasih Fardit, bukan tauu.. gara-gara kalian lama Fara jadi nunda ceritanya, katanya nunggu kalian dulu" jelas Dwari dengan wajah cemberut

"Eh iya ya, Fara tadi bilang mau cerita" sadar Fafa

"Udah lengkap nih Far, ayo ceritalah cerita" ucap Dilla dengan nada menggoda, walau sebenarnya dia tidak tau apa-apa soal yang akan diceritakan oleh Fara

"Ehh?? Pesen makanan dulu deh biar enak ceritanya"

"Oke oke aku sama Finda yang beli" ucap Fardit langsung

"Eh kok akuu?" Finda langsung ditarik oleh Fardit

"Udah gapapa, pesenannya wa aja yaa" ucap Fardit dan langsung pergi

"Jangan lama-lama" ucap Dwari dengan sedikit teriak

"Duh kalian, sepenasaran itu kah sama cerita Fara?" tanya Jauzaa yang bingung dengan sikap teman-temannya

"Oh iya dong harus, daripada entar keburu lupa, atau keburu berubah pikiran gamau cerita, mending secepetnya" jawab Dwari antusias

"Eh jangan gitu dong, ceritanya ga penting-penting banget kok"

"Coba aku tebak, soal cowo kah?" tebak Fafa asal, "Hmm" Fara mengangguk

"Tuh kan udah aku duga" tiba-tiba Dilla bicara seperti itu sambil menggebrak meja, untung saja tidak terlalu kencang, sehingga tidak menarik perhatian yang lainnya

"Eh santai dong santai Dil" ucap Febri

"Eh maap maap terlalu antusias" Dilla sambil cengengesan

"Jangan-jangan kamu punya pacar ya Far?" tebak Wulan

"Ih engga kok, kan udah aku bilang, aku punya pacar darimana"

"Ohh gebetan berarti?" Giliran Dwi yang menebak asal

"Ehh, hmm aku gatau deh.. nanti aku ceritain pokoknya, kalian aja yang ambil kesimpulan"

"Eh ngomong-ngomong pesenannya udah kan, Bi?" tanya Fafa ke Febri

"Iya udah aku wa ke Finda, lagi dipesen katanya"

Tak lama kemudian Finda dan Fardit datang membawa makanan dan minuman mereka, dibantu oleh abang-abang.

"Makasih ya bang" ucap Jauzaa yang diangguki dan kemudian abang itu pergi

"Nah udah dateng nih, ayo makan sambil cerita-ceritanya terutama cerita Fara dulu" ucap Finda

"Aku cerita nih, tapi jangan ada yang ketawain atau semacamnya yaa"

"Iya udah cepet cerita" ucap Dwari tak sabaran

"Jadi gini, aku tuh ngerasa.." saat ingin cerita Fara meluruskan pandangannya, sehingga ia berhadapan dengan Fafa.

Namun yang menjadi fokus perhatiannya bukanlah Fafa, melainkan seseorang yang ada di belakang Fafa, orang tersebut berjalan ke arah mereka duduk.

"Fa" Fara tiba-tiba mengucapkan itu. Dwari, Febri dan Wulan yang memiliki posisi sama dengan Fara, mengikuti arah pandangan Fara dan mendapati sesuatu yang membuat mereka berkata "Fa.."

"Fa, nengok belakang!" ucap Wulan melanjutkan

Fafa pun mulai membalikkan badannya, namun sebelum badannya sempurna berbalik...

"Ngapain lu semua di mari?" seseorang langsung berkata seperti itu. Mendengar suara itu tentu saja Fafa tau suara milik siapa itu, dia langsung berdiri dan menyempurnakan posisi badannya langsung menghadap orang tersebut yang tak lain tak bukan tentunya Rafa

"Maaf ka? Barusan nanya ya kita ngapain disini?"

"Iya! Budek lu ya?!"

"Oh masih mending saya dong ka cuma budek, daripada kaka punya otak tapi udah ga berfungsi!"

"Eh apa maksud lu hah?!"

"Iya, kalo masih berfungsi seharusnya ga usah tanya kita ngapain disini. Jelas-jelas ini kantin, orang kesini ya buat makan lah, kalo mau baca buku ya di perpus, kalo mau modol ya di toilet" ucap Fafa tak terkontrol

"Eh dasar junior songong lu ya, gua nanya ngapain lu di meja tongkrongan gua?!" ucap Rafa dengan nada yang lebih tinggi lagi karena tak terima

"Hah? Apa? Meja kaka? Emangnya wahai senior yang sombong, kaka beli meja disini?"

"Maksudnya? Dasar ga jelas!"

"Yang ga jelas tuh situ, ngaku-ngakuin ini mejanya, emangnya udah beli ini meja?! Lagipula, di meja ga tertera tuh kalo ini meja punya situ!"

"Gua ga butuh beli ini meja! Ini emang udah tempat tongkrongan gua, yang laen aja udah pada tau!"

"Alah bilang aja ga mampu!"

"Eh jangan songong lu ya, gua kaya.. gua bahkan bisa buat bayar harga diri lu.. ya tapi udah keliatan sih, gua ga butuh duit banyak buat bayar harga diri lu, udah pasti murahan, paling juga lu udah sering nemenin om-om kan! Dasar bit*h!" ucapan Rafa sudah entah kemana, membuat Fafa menjadi semakin menjadi-jadi

Seketika...

Byurr..

Semangkuk soto hangat dengan sukarela mampir ke wajah Rafa, tentu saja Fafa yang membantunya untuk mampir.

Setelah mengguyur wajah Rafa dengan semangkuk soto, Fafa baru sadar bahwa sedari tadi dia sudah menjadi tontonan seisi kantin. Karena malu, Fafa langsung keluar dari kantin.

Tentu disusul teman-temannya yang membawa makanan milik mereka masing-masing, dan tak lupa Jauzaa meminta maaf kepada Rafa sebelum keluar dari kantin.

Sementara Rafa, hanya bisa mematung karena wajah sudah panas disiram dengan soto, ditambah dia bisa mendengar suara orang-orang yang membicarakannya, dan tentu saja ditambah dengan rasa kesalnya kepada Fafa yang semakin menjadi-jadi.

Hai.. Hai..
Apakabar semua? Semoga masih pada sehat yaa.. semoga juga masih ada yang sabar nunggu cerita ini up
Maaf banget karena jarang banget-banget up

Don't forget to vote and comment
See you on next Chapter
Bye..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Yang AnehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang