Acaronar (v.)
To tenderly pull or draw someone closer - to hold, as for affection, comfort, or warmth; to fondle, to caress, to embrace.[CATALAN]
-----
[Rei's POV]Ponsel Al berbunyi, ketika dia sudah menghabiskan setengah isi mangkuk mie nya, dan sedang menyesap minumannya yang juga hampir habis. Aku bisa melihat sekilas nama Bas, dan 2 emoticon hati di sebelah nama itu, sementara Al masih memandangi ponselnya sebentar. Karena kondisi warung yang cukup ramai, dan suara ponsel Al yang juga tidak terlalu nyaring, rasanya tidak ada yang terganggu, karena kebetulan di sebelah kiri dan kanan meja kami, juga masih kosong.
Well, no one but me. Aku, serta merta, langsung merasa sangat terganggu.
Al menarik ponselnya, setelah benda itu berhenti berbunyi, lalu kemudian pamit kepadaku. Dia akan menerima telpon di luar.
Harusnya disini saja.
Aku hanya mengangguk, sementara Al berjalan dari sisi kiriku. Makananku tiba, diantarkan oleh seorang nenek, yang, kalau tidak salah, dipanggil Biring oleh Al, ketika dia mengantarkan minumanku tadi. Teh tawar hangat.
"Kam teman Al?" tanyanya padaku. Aku hanya mengangguk, dan dalam hati berharap, Biring tidak mulai menggunakan Bahasa Karo untuk berbicara denganku. Selama ini, selama aku di Kabanjahe, itu jarang terjadi. Kata Erik, itu karna wajahku sangat Jawa dan tidak ada potongan Medan sedikitpun.
"Orang apa?" tanya Biring lagi.
"Jawa, Biring," kataku, dan entah mengapa, dia tersenyum lebar. Mungkin karena aku memanggilnya Biring.
"Udah lama disini? Berapa kali Biring tengok lewat sini,"
"Iya, lumayan. Lagi ada proyek bikin film pengungsi Gunung Sinabung kemaren itu, trus sekarang masih disini beberapa minggu lah, sebelum pulang ke Jakarta,"
"Oooh, Al kesini mau ketemu kam?" tanya Biring lagi. Aku menaikkan alis.
"Al kesini udah 2 minggu yang lalu. Biring, sama Biring Al itu sepupuan, jadi masih kenal sama Bi Uda Al disini. Al sama keluarganya jarang-jarang pulang ke Kabanjahe sini, eh kemaren tiba-tiba Al pulang sendiri. Udah 4 kali Al kesini dari sejak datang 2 minggu lalu, tapi hari ini, paling lemas dia Biring tengok. Kalian lagi berantam?" Biring bahkan sudah duduk di sebelahku.
"Oh, eh ehhmm, enggak Biring, justru kami baru ketemu lagi disini,"
"Lho, cemana nya? Tadi katanya kam teman Al," tanya Biring bingung. Aku ikut-ikutan menaikkan alis.
"Iya, teman. Teman jaman kuliah dulu," kataku berbohong.
We were not just a friend, back then. Things that I ruined.
"Eeh, teman kuliah nya? Bukan pacarnya?" Biring malah berdiri. Aku semakin bingung.
Teman itu kata ganti untuk pacar, disini?
"Eh, hehehe, ehm, bukan, Biring," kataku, tersenyum miris. You have no idea how much I want it happen that way.
"Ah, Biring kira tadi kam pacar Al, trus klen lagi berantam makanya dia lesu kali gitu nampak," Biring bahkan memukul pundakku pelan, sedang aku hanya menyeringai kecil.
"Ganteng pula kam, kan. Cocok kian tadi klen dua, cantik sama ganteng," kata Biring, lalu berjalan menjauhiku.
Yeah, we were. We were a match, once.
And I kinda want that thing happen, again.
===
[Al's POV]

KAMU SEDANG MEMBACA
Alleindra
RomanceDulu, seorang wanita datang ke Al dan mengatakan bahwa dia hamil, anak Rei. Itu membuat dia putus dengan Rei, dan membuatnya tidak berhubungan dengan pria manapun selama 5 tahun lebih. Sampai kemudian Bas datang. Sekarang, seorang wanita datang ke...