Chapter XIII

3.5K 384 18
                                        

Hygge (n.):

An absence of anything annoying; taking pleasure from the presence of gentle or soothing things.

[DANISH]

-----

[Al's POV]


Bang Nu ternyata pulang ke Jakarta sejak dua hari yang lalu.

Aku sempat merasa bersalah, karena aku begitu fokus dengan kehidupan dan masalahku, dan sedikit melupakan keluargaku. Sudah berapa lama aku tidak mengunjungi Kak Ina? Bagaimana bisa aku tidak tahu Bang Nu mau pulang dari Jepang, padahal itu sudah direncanakan sebelum aku pergi kabur ke Medan?

Padahal masalahku bukanlah seperti masalah dunia nomor satu yang bisa mempengaruhi hidup banyak orang.

Aku menghela napas, sementara Bang Nu, yang duduk di sebelahku, bahkan sampai menoleh.

"Kenapa lu?" katanya sambil menyenggolku, membuat aku terkejut.

Kami sedang makan malam. Mama sudah memanaskan rendang Bi Uda yang memang super enak itu.

"Inget Senin kerja, padahal udah mau sebulan gue bisa leyeh-leyeh doang di rumah Bi Uda," kataku asal.

Tapi Bang Nu menanggapinya serius.

"Buset! Gue juga jadi kepikiran mau main ke tempat Bi Uda buat liburan doang,"

"Yeeee, disini juga kan liburan,"

"Udah udaaah, makannya diabisin dulu,"

Bang Nu baru akan membalas, tapi pertengkaran kecil kami, sudah keburu dilerai mama.

"Lo sih gak disini kemaren. Nu pulang-pulang bawa cewek!" tiba-tiba Kak Ina berbunyi.

"Kak!" Bang Nu protes.

"HAH!?" tanyaku kaget.

"SERIUS BANG!?" Sekarang aku sudah meletakkan sendokku, dan memutar tubuhku menghadap Bang Nu.

"Serius?" karena tidak dijawab, aku mengulangi pertanyaanku.

"Belum jadi. Itu kenalnya udah lumayan lama, tapi gue kayak gak pede,"

"Kok?"

"Ih kok gitu!?" Ka Ina juga ikutan protes di sana. Dia bisa bebas makan tanpa perlu menggendong-gendong bayinya yang, minggu depan akan berusia 6 bulan. Bang Sam yang sedang bertugas menjaga anak mereka di kamar.

Kamar Mbak Ina memang masih ada di rumah ini. Begitu juga kamar Bang Nu, dan kamarku, walaupun ketiganya sudah amat jarang main ke rumah. Mama sendiri, hanya berdua dengan papa biasanya, karena mereka memang tidak ingin ada pembantu rumah tangga. Katanya, karena rumah kosong dan hanya ada mereka berdua, mereka masih sanggup mengerjakan pekerjaan rumah tanpa perlu ada bantuan orang lain.

"Dia tuh, tipe anak gaul yang super easy going, dan gue kadang kayak, ga yakin bisa catching up with her life," kata Bang Nu.

"NO WAY! Lo tuh manusia terpintar yang gue kenal. Catching up doang mah gampang," kataku yakin.

"Ya, besok ajak saja Inka-nya makan malam disini, Bang,"

Mama mengeluarkan ide yang bagus. Aku juga setuju. Aku penasaran dengan Inka-Inka ini.

"Jumat besok boleh, weekend juga boleh. Nanti Al bisa sama Bang Bas," kata mama, sambil melihat ke arahku dengan senyum lebarnya.

Nope. This is not a good idea.

Aku hanyamengeluarkan senyum palsuku, dan anggukanku    

===

Kak Ina menginap di rumah hari ini, dan rencananya sampai hari Minggu nanti. Aku sudah lama tidak melihat mama sesenang hari ini. Papa juga.

AlleindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang