Chapter XIV

3.7K 397 8
                                        

Ayurnamat (n.):

The philosophy that there is no point in worrying about events that cannot be changed.

[ INUIT]

-----

[Al's POV]

"Halo,"

Aku menekan tombol hijau untuk menerima panggilan Bas, tapi aku tidak menjawab sapaan di ujung sana.

"Halo Al," Bas kembali memanggil, tapi aku masih juga membisu.

Aku sengaja berjalan ke arah luar, taman kecil di samping ruang makan, yang juga dapur di pojokan. Ada pintu geser yang memisahkan taman dan bagian dalam rumah, dan aku bisa melihat mama melihat ke arahku sesekali.

"Sayaaaang?"

Aku bahkan merasa muak mendengar Bas memanggilku demikian.

"Halo," akhirnya aku menjawab.

"Hi, halo. Akhirnya kamu mau jawab telpon aku,"

Aku kembali tidak bersuara.

"Kamu udah di Jakarta?"

"Belum," kataku berbohong.

"Kok tante ngundang aku makan siang di rumah kamu besok, karena aku gabisa dateng makan malam hari ini?"

GAWAT!

Mama kenapa sih? Jangan-jangan tadi mama bilang mau ngomong sama Bas, karena mau memastikan hal ini?

"Hah?"

"Iya, tante whatsapp aku tadi pagi, dan bilang sayang banget aku masih belum di Jakarta, padahal malam ini ada makan malam keluarga di rumah, sama Nu juga. Akhirnya tante minta aku dateng ke rumah besok,"

GAWAT!

"Aku belum bales whatsapp-nya, karena aku mau ngecek dulu ke kamu. Aku... Kamu... Udah ada yang tau soal....?"

Oh.

Tadinya aku sempat berpikir dia lebih mengkhawatirkan soal apa yang harus dibalas, atau mungkin berbohong sedikit ke mama, atau apalah, agar tidak salah omong. Tapi, lihat saja, yang lebih dipikirkannya, adalah nama baiknya.

See? Dia bahkan tidak meminta maaf sama sekali sampai saat ini.

Masih lebih baik Rei kemana-mana.

OH GOD NO!

Jangan Al. Jangan! Jangan sampai pada tahap membanding-bandingkan pria dalam hidupmu.

Apalagi Rei! Jangan!

"Al?"

Mungkin karena aku tidak menjawab apapun, Bas kembali memanggil di ujung sana.

"Belum," kataku.

"Berarti, kamu udah di Jakarta?"

Sekali lagi aku terdiam.

"Al, aku pengen ngomong sama kamu dan jelasin semuanya. Aku pengen semuanya jadi clear, dan gak ada yang salah paham,"

"Maksud kamu, aku salah paham? Atau salah informasi?" tanyaku sinis.

"Aaaaal, ayolah,"

"Ayolah apa?!" tanyaku menantang. Tapi kali ini, ganti Bas yang terdiam. Dan, walaupun sayup-sayup, tapi aku bisa mendengar tarikan napas di ujung sana.

"Kita bisa ketemu dan ngobrol?" tanya Bas akhirnya.

"Gak. Aku gatau. Aku masih gabisa ketemu," kataku, bahkan sudah tidak bisa ber-aku-kamu dengan Bas untuk sementara.

AlleindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang