Eshajori (n.)
People meet, always part; a concept that every human relationship will end someday due to transient nature of life.
[JAPANESE]
-----
[Al's POV]
What were you thinking, Al?
Aku mengaduk-aduk es teh manis yang ada di hadapanku. Tidak jauh dari tempat aku berdiri mematung ketika melihat Rei kemarin, ada sebuah kedai mie pangsit yang lumayan enak. Aku beberapa kali kesini dengan Bi Uda, atau Kania, sepupuku yang kecil itu. Biasanya aku selalu bersemangat kesini, tapi, hari ini, mengingat tujuanku kesini, aku benar-benar terlihat tidak bertenaga.
Bahkan Biring, – nenek yang berjualan disini, dan sebenarnya masih sepupuan dengan nenekku, dan sudah mengenalku karena dikenalkan Bi Uda sejak pertama kali kami makan kesini 2 minggu lalu, – menegurku ketika mengantarkan mie pangsitku barusan.
"Lemas kali kam Al, sakit kam, Nakku? Ja*4* Bik Uda?" tanyanya. Aku hanya menggeleng.
"Enggak kok Biring, ini karna kelaparan. Untung udah dateng pangsitnya. Bi Uda di rumah dia, gabisa keluar, banyak pelanggan," kataku memaksakan senyum. Biring ikut tersenyum, sambil menggeser botol kecap dan sambal.
"Ndi ndi*5*, makan yang banyak biar gak lemas-lemas. Gak bagus anak gadis loyo-loyo ah, ndauh kari rejeki ras jodoh*6*," katanya lagi. Aku hanya mengangguk. Untuk pembicaraan Bahasa Karo, aku masih lumayan mengerti karena sering digunakan di rumah, dan kalau aku bicara dengan nenek atau tante-tanteku yang lain. Dari kami bertiga, Bang Nu mungkin paling lemah bahasa Karo-nya. Dia lebih fasih bahasa Jepang.
"Ue*7* yah, bujur*8* ya Biring," kataku, dan Biring tersenyum sambil meninggalkanku ke belakang. Warungnya lumayan ramai, karena selain ini sudah menjelang jam makan siang, anak sekolah sudah pulang, juga karena tidak jauh dari sini, adalah pangkalan angkot.
Masih 15 menit sebelum jam 11. Aku memang sengaja datang lebih awal; setengah jam lebih awal, lebih tepatnya. Aku sudah mengirim pesan kepada Rei, menyebutkan nama warung ini, dan penjelasan bagaimana menemukannya, dari tempat kami bertemu kemarin.
Kembali aku menarik napas. Kemarin, ketika sms nya masuk, aku perlu waktu untuk akhirnya membalas dan mengiyakan pertemuan ini.Aku sendiri tidak tahu kenapa akhirnya aku mengatakan iya, tapi, toh pada akhirnya, aku setuju. Aku hanya akan duduk disini, mendengarkan, dan memberinya waktu 1 jam. Toh, alasanku kesini adalah karena dia mau menjelaskan semuanya, kan? Jadi, dia yang berbicara, aku yang mendengarkan. Rasanya, aku diam sepanjang waktu pun harusnya bisa dipahami.
Aku mencoba untuk tidak mengingat hubungan kami sama sekali, tapi jelas itu sangat sulit, bahkan hampir dibilang, sedikit mustahil. Sejak melihatnya kemarin, semua kenangan beberapa tahun yang lalu, langsung muncul di kepalaku, seperti sebuah film yang otomatis diputar ulang. Semua kenangan manis, lucu, sampai pahit dan menyedihkan, terputar cepat seperti trailer film berdurasi pendek namun mencakup semua hal.
Dua tahun lebih berpacaran dengan Rei, dengan masa penjajakan selama hampir 6 bulan. Aku pertama melihatnya saat jalan pulang ke kosan, di daerah simpang dago. Kosanku dengan Bang Nu sebenarnya sebelahan, karena papa mau aku tinggal di kosan khusus wanita, sedangkan Bang Nu di kosan khusus pria. Pemiliknya masih orang yang sama, untuk 2 kosan itu. Hanya memang bangunannya dibedakan, dan ada lahan kosong sekitar 1 meter yang digunakan sebagai taman kecil.
Rei ternyata 1 kosan dengan Bang Nu, tapi beda lantai. Karena aku tidak pernah main ke kosan Bang Nu – dia sesibuk itu. Kuliah di ITB, tapi lebih sering ada di kampus daripada di kosan. Belum lagi dia juga anak UKM, dan anggota AIESEC. Aku sendiri hanya setahun bertahan di AIESEC, itu pun karena hasutan teman-teman Bang Nu awalnya, – Rei dan aku tidak pernah benar-benar ngobrol. Sampai kemudian seminggu saling papasan atau jalan beriringan ke arah kosan, dia akhirnya memulai dengan basa-basi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alleindra
Storie d'amoreDulu, seorang wanita datang ke Al dan mengatakan bahwa dia hamil, anak Rei. Itu membuat dia putus dengan Rei, dan membuatnya tidak berhubungan dengan pria manapun selama 5 tahun lebih. Sampai kemudian Bas datang. Sekarang, seorang wanita datang ke...