Remadancy (n.):
the act of loving the one who loves you; a love returned in full.
[LATIN]
-----
[ Rei's POV ]
Al muncul sekitar sejam kemudian sejak dia meninggalkanku. Well, 52 menit lebih tepatnya. Dan aku, yang dari tempatku duduk, bisa melihat ke arah private room itu, langsung menyesuaikan gerakanku dan berpura-pura sibuk dengan ponselku.
"Rei, maaf ya lama." Katanya, sambil duduk di kursi di depanku. Aku menggeleng, sambil kemudian mengunci ponselku dan meletakkannya di atas meja.
"Gak, santai aja. Aku juga kan sambil main game. Kamu udah selesai beneran?"
"Udah kok."
"Kok yang lain gak keluar?" tanyaku, mengerling ke area private room.
"Mereka emang masih ngobrol disini, sekalian ngomongin persiapan pernikahan Epin."
"Epin mau nikah? Sama pacarnya yang dulu?" tanyaku, dan Al mengangguk dua kali.
"Ngomongin Anas sih bentar doang, dan itu juga cuma kayak nyesuaiin jadwal buat kesini. Abby dapet tugas buat ngubungin keluarga Anas gitu, nah aku sama Ella ntar kayak nyariin dekornya gitu. Trus ngegosip bentar deh."
"Gosipin aku?"
"Ge-er amat!" kata Al, dan aku tertawa.
"Gak, persiapan nikahannya Epin, trus ya dia kan udah kasi bahan buat seragaman gitu. Tapi kita semua belum ada yang jahit sama sekali, hahaha." Kata Al sambil tertawa. Aku hanya tersenyum.
Kira-kira, Al bakal jahit pakai ukuran siapa? Pacarnya? Atau aku?
Apa sih isi kepalamu, Rei?
"Udah yuk? Mau jalan sekarang?" tanya Al, dan aku mengerjap, menghilangkan pikiran aneh di kepalaku ini.
"Aku bayar dulu ya." Kataku sambil bersiap mengangkat tanganku untuk meminta bill.
"Aku udah bayar kok."
"Al?" kataku, dengan cepat menoleh ke arahnya, dan menunjukkan wajah tidak suka.
"Ya anggap aja buat uang makasih karena udah nyetirin aku dari kemaren." Katanya sambil tersenyum. Aku menggeleng.
"Berapa bayarnya tadi?"
"Rei, apaan sih!?"
"Gabisa gitu dong, Al?"
"Bisa! Udah ah, yuk?" Al dengan cepat beranjak dari kursinya, sementara aku masih memandanginya. Tapi kemudian menggeleng sedikit, dan tersenyum.
"Makasih ya. Tapi next-nya mesti aku yang bayar."
"Iya sama-sama. Nih."
Dia dengan cepatmengulurkan kunci mobil, sementara aku mendelik. Tapi Al tertawa saja sambilberjalan di sampingku.
= = =
Kalau aku pergi sendiri kesini, tentu aku hanya akan melihat satu dua pakaian, membawanya ke ruang ganti, mencobanya, dan kemudian memilih salah satu. Biasanya sih, yang memang menurutku paling aman. Mencoba ke ruang ganti pun, pasti hanya untuk memastikan potongannya benar-benar pas di badanku. Tidak kesempitan, atau bahunya terlalu ketat. Jadi, biasanya memang satu model yang sama, namun berbeda ukuran.
Tapi, karena aku pergi dengan Al, aku harus pasrah melihat dia menenteng shopping bag berisi enam kemeja – dua soft blue, satu dark blue, satunya putih bersih, satu hitam karena memang aku yang meminta, dan bahkan satunya, baby pink. Yang terakhir, Al yang memaksa untuk dicoba, meskipun aku menolak mentah-mentah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alleindra
RomanceDulu, seorang wanita datang ke Al dan mengatakan bahwa dia hamil, anak Rei. Itu membuat dia putus dengan Rei, dan membuatnya tidak berhubungan dengan pria manapun selama 5 tahun lebih. Sampai kemudian Bas datang. Sekarang, seorang wanita datang ke...