Liefdesverdri (n.)
The sadness or pain one feels about love unanswered or love that's gone.
[DUTCH]
-----
[Al's POV]
"I'm sorry,"
Aku menatap nanar sosok di hadapanku. Sosok pria yang sepertinya sudah tidak ku kenal sama sekali. Sosok pria yang rasanya, benar-benar asing bagiku. Sosok pria yang seperti orang asing, walaupun berada dalam tubuh orang yang sudah lama bersamaku. Sosok pria yang tidak lagi seperti dulu. Sosok pria yang sudah berubah, banyak.
Sosok pria, yang sebenarnya masih sama, tapi juga sudah tidak lagi sama.
"I really wish I can say that she's lying, but she's not."
Aku masih tidak bersuara. Kepalaku masih mencoba mencerna semua ini.
"And I really wish I can say things to make you stay, but I have nothing. Sama sekali gak ada. Aku cuma mau mengakui aku bajingan, and pray to God that, walaupun aku tau chance nya nyaris nol, tapi aku masih berharap, kamu mungkin mau maafin aku, Al,"
HOW DARE HE!?
"Kamu punya otak gak sih?"
Akhirnya kata-kata itu yang keluar dari mulutku.
Setelah hampir setahun tidak berjumpa sama sekali, dan hanya berhubungan lewat telpon, pesan singkat, atau video call, saking sibuknya jadwal Reindra sejak masuk dan bekerja di sebuah kantor akuntan publik kelas nasional dan merupakan salah satu dari 5 besar di Indonesia, yang mengakibatkan Reindra tidak bisa mengunjungiku sama sekali di Bandung – well, dia bahkan sulit untuk pulang ke kosan, not to mention pulang ke Semarang – selama beberapa bulan terakhir, lalu tiba-tiba kami bertemu karena alasan ini.
Karena seorang wanita datang ke Bandung, menemuiku, meminta maaf, dan memintaku merelakan Reindra.
Karena wanita itu tengah mengandung anak Reindra.
Sekarang bayangkan, kau, seorang wanita berusia awal 20-an, sudah berpacaran dengan kekasihmu, namun kalian terpisah jarak – well, baiklah, Jakarta-Bandung sebenarnya tidak sejauh itu, dan agak sulit disebut LDR, tapi, ya kondisinya lain – dan waktu, dan kesibukan, dan hal lain, yang membuat kalian memang hanya berkomunikasi lewat ponsel, dan lalu kemudian, di suatu hari ketika kau baru saja selesai UTS yang membuat kepalamu hampir pecah, dan ingin segera pulang ke kosan yang nyaman, di depan kosan seorang wanita mencarimu, dan mengatakan dia ingin meminta maaf karena sudah tidur dengan pacarmu.
Apa yang kira-kira akan kau lakukan?
Aku, waktu itu, menatapnya dengan tatapan bingung, lalu menaikkan alis, lalu, setelah beberapa detik, celingak-celinguk mencari kamera.
Jangan-jangan aku sedang dikerjai.
"Alloina pacarnya Reindra, kan? Reindra Nathanael, Akun Unpad, baru lulus tahun kemaren," katanya. Aku menaikkan alis lagi, sementara perempuan itu menyebutkan nama kantor Rei.
"Gue cuma mau lo denger ini langsung dari gue, sebelum mungkin lo denger berita gak enak ini dari orang lain. Kalau memang lo mau denger, gue bisa jelasin. Atau mungkin lo mau denger dari Reindra langsung."
Sekali lagi aku menaikkan alis. Kepalaku yang tadinya seperti mau pecah, sekarang malah terasa ringan. Sedikit terlalu ringan, seperti melayang.
"Sorry, saya masuk dulu. Permisi." kataku akhirnya, karena kami bicara di depan pintu gerbang kosan. Untungnya kosanku memang cukup ketat. Kecuali keluarga, tidak ada yang boleh masuk kalau tidak bersama penghuni kosan. Dan, aku yakin, Teh Ning – penjaga kosan – tidak akan membiarkan dan membolehkan wanita ini masuk. Karena, selain perawakannya tidak lagi mahasiswa, seperti temanku yang lain, dan gayanya juga sangat eksekutif Jakarta masa kini, juga karena dia tidak mungkin dikira keluarga. Aku dan dia sangat tidak mirip.
![](https://img.wattpad.com/cover/101838845-288-k778013.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alleindra
RomanceDulu, seorang wanita datang ke Al dan mengatakan bahwa dia hamil, anak Rei. Itu membuat dia putus dengan Rei, dan membuatnya tidak berhubungan dengan pria manapun selama 5 tahun lebih. Sampai kemudian Bas datang. Sekarang, seorang wanita datang ke...