Odnoliub (n.) :
Someone who only has one love in their life, or someone who is capable of loving only one at a time.
[RUSSIAN]
-----
[ Rei's POV ]
Akhirnya kami hanya berputar-putar. Setiap kali kami berhenti di perempatan atau lampu lalu lintas menyala merah, aku akan bertanya kemana, dan Al akan memberitahukan apakah aku harus belok kanan, belok kiri, atau lurus. Entah dia memang memikirkan tujuan, atau asal saja memilih, tapi tahu-tahu, sekitar setengah jam kemudian, kami sudah sampai di depan Museum Nasional, meskipun hanya lewat saja, dan aku masih menyetir.
"Kita mau ke Monas?" tanyaku, akhirnya bersuara.
Dari tadi, Al lebih banyak diam. Dia memang terlihat sedang memikirkan sesuatu, entah apa. Dia hanya akan bersuara kalau aku bertanya, mau belok atau lurus. Dan terkadang, dia terlihat sedikit terkejut ketika aku bertanya.
"Hah? Kok Monas?" katanya, dan akhirnya, memandang sekeliling.
"Lah ini sebelah kanan Monas."
"Iya, tapi di depan gabisa ambil kanan, Rei. Kecuali kamu mau ke kantor presiden, yang, kemungkinan besar udah tutup dan gak terima tamu lagi jam segini." kata Al.
"Ya terus ini mau kemana?"
"Lurus aja. Aku juga bingung mau kemana."
Aku bahkan sampai sedikit menoleh ke arah Al.
"Serius Rei. Aku gatau mau kemana. I clearly have no plan."
Dan tiba-tiba, dia tertawa.
Untung, sekarang lampu menyala merah. Mobil mengarah ke daerah Harmoni, kalau aku tidak salah ingat.
"Kamu gapapa, Al?" tanyaku, akhirnya menoleh sepenuhnya ke arah Al, yang baru selesai tertawa.
"Gak kok. Aku cuma baru sadar, belakangan ini, aku memang kayak ga punya rencana sama sekali."
"Maksudnya?"
"You know, aku dari dulu selalu punya plan. Kamu inget kan aku selalu punya rencana. Bahkan, jaman dulu, aku yang bikin rencana kita mau kemana dan ngapain. Tapi, belakangan ini, hidup aku kayak gak punya rencana, sama sekali. Dan, semua rencana yang udah aku susun, hancur berantakan. Ke Kabanjahe itu, termasuk kejadian tidak terencana aku." kata Al.
Sekali lagi aku menoleh.
"Clearly meeting me is also one of it?" tanyaku.
"Of course. Gimana bisa aku ngerencanain ketemu kamu Rei? Dan trus, ketemu lagi sekarang. Entah lagi yang ke berapa."
"Dan mungkin bakal ada lagi yang selanjutnya?"
Al kembali diam.
"Aku gak keberatan kalau ketemunya direncanain."
Al malah menggeleng kali ini.
"You missed the point, kayaknya. Aku udah kayak bukan aku. Well, at least for the last couple of months." kata Al lagi. Kali ini, aku menyerngitkan dahi.
"Maksudnya?"
"Udah ijo, Rei."
Bukannya menjawab pertanyaanku, Al malah menyuruh aku kembali fokus ke jalan, dan lampu lalu lintas yang sudah tidak lagi merah.
Aku kembali sibuk menyetir, sementara ponsel Al berbunyi.
Semoga bukan pria itu.
Aku mengerling, dan melihat Al hanya memandangi ponselnya, meski kemudian, dia me-reject panggilan itu. Tapi lalu, dia terlihat mengetikkan sesuatu, dan kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alleindra
RomanceDulu, seorang wanita datang ke Al dan mengatakan bahwa dia hamil, anak Rei. Itu membuat dia putus dengan Rei, dan membuatnya tidak berhubungan dengan pria manapun selama 5 tahun lebih. Sampai kemudian Bas datang. Sekarang, seorang wanita datang ke...