Lima

6.2K 465 4
                                    

" Semakin ingin ku genggam, semakin inginku miliku, semakin ku rindukan namun semakin pula ia menjauh.
Yaa... Apalagi kalau bukan kebahagian " Curhatan Juno di buku hitamnya

Happy Reading Guys 📖🍦🍦

Senyumnya mengembang saat melihat tetes demi tetes darah miliknya kini mengalir menuju kedalam tubuh wanita itu. Bukan tanpa sebab kenapa justru darahnya yang kini menetes disana. Hal itu karena hanya dialah anggota keluarga yang memiliki golongan darah yang sama yaitu O. Dengan setia ia mengamatinya , meskipun hanya dari luar jendela namun baginya itu sudah cukup.

" Jun ... " panggil seseorang yang kini berada dibelakangnya.

Juno pun lalu menoleh dan seketika tubuhnya menegang. Senyum yang ia sunggingkan tadi langsung berubah menjadi tatapan sendu.

" Gue mau ngomong sama lo " ucap cowok yang tak lain adalah Leon kakaknya.
Cowok itu lalu duduk dikursi panjang yang tersedia didepan kamar rawat pasien.

Juno melangkah mendekat, ia kemudian ikut duduk di sebelah kakaknya.

" Disini gue bukan mau berterimakasih karna lo udah mau donorin mama darah lo " Leon sama sekali tidak menatap wajah adiknya ia lebih memilih menatap tong sampah yang tepat berada disebrangnya.

" Tapi gue mau nanya kenapa lo bisa celakain mama gue ? " ucapnya lagi yang kini bahkan menyebut bahwa wanita yang dimaksud adalah ibunya sendiri bukan ibu Juno juga.

Juno memejamkan matanya mencoba mencari pertahanan agar ia tidak merasakan rasa sakit.

" Apa lo masih bisa percaya ama pembunuh kaya gue " ucapnya lirih pada sang kakak.

" Gue rasa apapun yang akan gue bilang ke lo itu akan percuma. " Juno terkekeh menghalau perih yang mendera hatinya.

" Harusnya semalem gue biarin mama buat nyekek gue.. Harusnya beliau sekarang bisa tersenyum bahagia liat gue mati. Tapi sayang gue terlalu bego gak biarin itu semua terjadi. " Juno lalu berdiri menatap lurus kedepan.

" Gue nyesel kak.. " ucapnya lagi lalu berlalu meninggalkan Leon yang kini menatap punggungnya yang kian menjauh.

---- Perdonami -----

" Yaa ampun Ron muka lo kenapa? " Ucap Bado sambil menatap wajah Ronald yang kini nampak menyedihkan karna banyak lebam di wajahnya.

Posisi mereka sekarang adalah dikamar Ronald. Kamar yang identik dengan warna putih dan banyak stiker club bola Real Madrid didalamnya. Ya mereka sedang menjenguk cowok yang tidak masuk sekolah hari ini dengan alasan sakit.

" Kenapa, tambah ganteng ya ? Ya gue taulah mau gimanapun kegantengan Ronald Adelardo itu gak akan berkurang" Ronald lalu berpose ala foto selfie para selebgram yang ngehits saat ini.

" Hueek sumpah lo ama kang cireng depan sekolah aja gantengan dia Ron. Tobat Ron tobat" Bado lalu berlagak seakan mau memuntahkan isi perutnya.

" Bado tumben pinter ya Jun " Gerri tertawa lalu menyenggol lengan Juno mengode agar Juno yang dari tadi diam ikut tertawa bersama. Namun nyatanya 0 besar. Juno masih saja diam bahkan bibirnya masih mengatup rapat.

" Temen kampret lo pada !. Jun liat deh mereka nistain gue " Wajahnya yang sudah menyedihkan dibuat tambah lebih menyedihkan.

" Gue setuju kok sama mereka " akhirnya Juno mengeluarkan suara sambil terkekeh.

" Ganyangka gue punya temen titisan dedemit semua. Anakan setan semua lo pada " dengan murka Ronald yang awalnya berbaring kini terduduk langsung memukuli ketiganya dengan bantal-bantal di dekatnya.

Perdonami ( Forgive Me )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang