Hardest goodbye

8.8K 441 8
                                    

Halooo diupdate nihh. Happy reading 👓

Senyum kaku yang tercetak di wajah  adiknya itu justru membuatnya kesal  setengah mati. Bukan kesal sebenarnya, hanya saja pemuda yang menyandang status sebagai kakak itu merasa bahwa statusnya telah gagal.

" Adik anda mengalami cidera dibagian kepalanya. Pembuluh darah diotaknya pecah, pertolongan sudah terlambat. Ia tidak bisa terselamatkan ".

Rasanya Leon ingin merobek mulut dokter yang telah berani megucapkan kalimat mengerikan itu. Ia tahu adiknya itu kuat, tidak mungkin secepat itu.

" Jun lo lagi becanda kan ? Bangun Jun.. Gue gak suka liat lo tidur ! " Leon menatap tajam tubuh yang raga dan nyawanya telah berpisah itu. Berharap adiknya akan takut dengan tatapan tajamnya dan akan segera bangun.

" Gue kan udah bilang jangan tidur ! Jangan tidur tolol ! " kali ini Leon menguncangkan tubuh adiknya, menepuk pipi yang terasa dingin ditangannya beberapa kali.

" Ikhlasin mas, kasihan saudara anda. " ucapan lembut dari salah satu dari  perawat yang ada diruangan itu seketika menarik wajah Leon.

" Apa yang perlu diiklasin dia itu cuma tidur Sus " ucap Leon parau sedikit membentak.

Dua perawat itu saling tatap dan menggeleng penuh prihatin, siapa yang tidak  sedih jika ditinggal oleh orang yang dikasihi dengan cara seperti ini.

" Maaf mas sekali lagi, ikhlasin adik mas. Kami juga harus cepat mengambil tindakan untuk pengambilan kornea adik mas guna operasi mata Ibu Fira, sesuai keinginan saudara Juno sebelum meninggal. "

Leon menghela napas panjang, apa yang barusan ia dengar. Bukankah permintaan Juno tadi hanya mimpi buruk baginya. Bukankah adiknya sekarang ini tengah bersandiwara.

" Sayaa.. Saya.. " Leon seperti kehilangan tumpuannya, tubuhnya melemas air matanya tiba-tiba saja terjatuh.

" Kami yakin adik anda adalah sosok yag paling dikasihi dikeluarga mas, dia bahkan merelakan kedua matanya untuk ibunya. Mas harusnya mas bangga "
Dan kata-kata itu hanya terdengar samar, karna sang empu nyatanya sudah kehilangan  kesadaranya. Leon pingsan.

-------------------- Perdonami ---------------------

" Pahamlah akhir dari penyiaan adalah sebuah penyesalan "  🍂

Rona senyum bahagia mulai terlihat di wajah Fira. Setelah kedua matanya kini benar- benar bisa melihat semuanya dengan jelas.
Ia melempar senyum pada suami yang berdiri disamping ranjang rawatnya.
" Mama bisa lihat lagi " wanita itu semakin mengembangkan senyumnya.

Brian ikut tersenyum, ia lalu mengelus rambut istrinya yang lepek karena belum sempat keramas selama mendapat perawatan. " Jaga mata itu Fir " ia menatap Fira lembut.

Fira mengangguk kecil " Tentu mas, Aku gak ngira bakal secepet ini dapet pendonor. " Tangannya lalu melingkar dipinggang Brian. " Makasih udah  cariin aku pendonor ".

Gak seharusnya kamu berterimakasih sama aku Fir.
" Mas .. "
Fira melepas pelukannya " Leon mana, kok dia gak nemenin mamanya si ? " wanita itu melihat sekeliling ruang rawatnya yang nampak sepi sejak dokter dan seorang perawat yang melepas perbannya keluar.

Brian menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan. " Dia lagi ngurus anak kita yang lain Fir " jawabnya pelan nyaris tak terdengar hingga membuat Fira mengerutkan keningnya.

" Anak kita yang lain. Maksud mas ? " Pertanyaan Fira seperti api yang langsung menyulut dan membakar hati Brian.
Kenapa istrinya bisa bertanya seperti itu, lupakah ia dengan anaknya yang selama ini mengemis kasih sayang padanya.

" Jangan bilang dia malah ngurusin anak sialan yang udah buat pak Cipto meninggal dan aku buta mas  " Seketika ucapan Fira membuat Brian menengadah, mata birunya menatap Fira intens.

" Kenapa kamu bilang kaya gitu ? "

" Karena itu fakta, awas aja kalo aku udah pulang dari sini aku bakalan laporin dia ke polisi "

" Dia harus membusuk dipenjara mas ". Brian menggeleng kasar, iya tau istrinya masih dalam keadaan tidak stabil,tapi ia juga tidak tahan dengan ucapan tanpa saringan sang istri.

" Sebaiknya kamu istirahat,  kamu gak perlu  mikir buat jeblosin anakmu sendiri kepenjara atau apa " Dengan cepat tangannya memperbaiki letak bantal Fira dan menepuknya beberapa kali sebagai isyarat agar istrinya berbaring.

" Karena kamu gak akan bisa. "
Fira memicingkan matanya menatap Brian yang kini memunggunginya.

" Apa maksud kamu mas ? "

" Dia udah pergi " laki-laki paruhbaya itu lalu begegas keluar dari ruang rawat istrinya.

--------

Hello readersss sorry for late post. Udah telat pendek pula, gila padet banget kuliah, ditambah cuma bisa pegang hp 2 minggu sekali. Omg !. Semoga walaupun sedikit bisa jawab lanjutan ceritanya.

Jun meninggal ? Emm iya maaf dia gak bisa aku selametin dari cerita ini, kesannya aneh aja kalo dia bakal idup sampe akhir cerita.

But it's not last chapt, bakal ada lanjutan gak tau kapan bisa update lagi.

Sorry panjang nb. Maaf semuanya !!!
Sayang kalian yang udah dukung cerita ini 💕💕💕💕

Perdonami ( Forgive Me )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang