Sebelass

5.3K 350 6
                                    

HAPPY READING

Dua bulan berlalu, kehidupan Juno benar-benar berubah. Tidak lagi seperti dulu. Kebiasaan setelah pulang sekolah seperti nongkrong atau mencari hiburan kini jarang ia lakukan. Cowok itu kini disibukan dengan kerja paruh waktu di sebuah kafe dan menjadi guru privat matematika seorang anak smp. Mungkin bisa terhitung 2-3 kali dalam seminggu saja ia bisa nongkrong dan itu ia lakukan di malam hari, ya .. seperti sekarang ini.

" Sibuk banget si bosku. "  ucap Bado  pada Juno yang terlihat serius dengan ponsel miliknya.

Ronald pun mengangguk setuju " Iya dikacangan kita daritadi. Mana gak ada Gerri lagi sekarang. Ah gak asik banget ! "

Juno yang jengah mendengar protes dari keduanya lalu menghentikan aktifitasnya.

" Wanda ngechat terus daritadi masa gue cuekin " Juno lalu duduk bergabung dengan keduanya pada sebuah kursi panjang. Biasa di basecam tempat mereka nongkrong.

" Wanda ? Anak yang les privat matematika sama lo ?" tanya Ronald yang dibalas anggukan oleh Juno.

" Minta id line nya dong Jun ? Siapa tau jodoh gue dedek gemes ternyata" Juno memutar matanya malas ke arah Bado.

" Namanya Wanda Prayogo lo beneran mau minta idnya ? "

Seketika Bado langsung menjatuhkan rahangnya sedangkan Ronald sudah cekikikan.

" Nyesel gue temenan ama lo Do. Gak normal ternyata "  Ronald begidik ngeri.

" Gue masih normal setan, salahin Juno salah siapa bilangnya Wanda doang kan gue jadi ngiranya dia cewek. "
Ucap Bado tidak terima terima.

" Apaan lo nyalahin gue " balas Juno ketus.

" Eh Ron Gerri emang kemana ? " ucap Juno lagi, kali ini pada Ronald yang tengah menyesap sofdrink.

" Gak tau gue, tadi si gue WA tapi gak dibales. Lo tau gak dia kemana Do? "

Bado membuang muka " Jangan nanya sama gue. Gue lagi marah  sama kalian. "

" Beneran lo marah? Yaudah selamat jalan kaki sampai rumah ya Do nanti. " Ronald menepuk-nepuk bahu Bado yang memunggunginya.

Bado lalu memutar tubuhnya " Kampret! Gajadi gue gajadi ngambek. "

Ronald dan Juno terkekeh berjamaah " Nah gitu dong " ucap Ronald.

-----------------

" Nih Jun. Aku buatin dengan sepenuh hati " gadis itu menyodorkan sebuah wadah bekal berwarna biru pada Juno.

Juno yang duduk dibangku sebelah gadis itu dengan senang menerimanya. Karena tadi pagi ia tak sempat sarapan.

" Keliatannya enak. Yakin kamu yang bikin ? " tanyanya setelah membuka penutup wadah bekal itu.

Tangan Nina lalu memukul keras lengan cowok disampingnya itu.

" Kamu gak percaya aku bisa masak ?!"
Memang ini adalah kali pertama Nina memberikan sebuah bekal untuk Juno.

" Enggak " Jawab Juno datar.

Nina mencebikkan bibirnya, kesal dengan ucapan  Juno. " Ih ngeselin, itu beneran aku tau yang bikin. Subuh tadi bangun biar bisa buatin kami bekel. "

Juno terkekeh melihat tingkah gadisnya.  " Iya deh iya. Yaudah buruan... "

" Buruan apa? "

Juno lalu menunjuk sendokdengan dagunya kemudian membuka mulutnya " Aaa... "

" Aaa.. apa si Jun? " Nina pura-pura tidak paham.

Juno berdecak " Udah mangap sampe ampir ngeces malah gak peka. Susah ya punya pacar 'pinter' "

Perdonami ( Forgive Me )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang