Egois 🍂

7.7K 417 19
                                    


Prangg !!

" Astaga Nina ! " Fajar kakak laki-laki gadis yang tengah shock karena piring  yang ia genggam lepas begitu saja dari tangannya itu segera menghampiri adiknya.

" Kok bisa sih ? " Laki-laki itu sudah berjongkok memungut pecahan beling yang berserakan.
" Jangan kebanyakan ngelamun kenapa ! " Sekilas ia menatap adiknya yang masih mematung ditempatnya.
" Udahin galau lo itu, gue gak mau piring jadi pecah semua gara-gara lo gak fokus " Fajar berdiri membawa pecahan itu untuk dibuang ke tong sampah.

" Kak... " ucap Nina dengan pandangan kosong.

" Kenapa ? " Fajar membalikan badannya. Pemuda itu lalu menepuk-nepuk kedua tangannya menghilangkan serpihan lembut beling yang menepel.

" Perasaan Nina gak enak "

" Abis diputusin Juno perasaan lo kan emang gak enak terus. Galau mulu kerjaannya "

" Kak Nina serius ! " ucap gadis itu dengan nada meninggi,hingga Fajar terjengkit kaget.

" Cepet telpon Kak Leon kak .. "

Fajar sedikit bingung " Ngapain, dia ama keluarganya lagi liburan. "

" Kak !! "

" Iya oke-oke gue telpon sekarang "  Fajar merogoh ponsel disaku celananya  dan dengan cepat ia mendial nomer Leon. Adik perempuannya benar-benar tidak sabaran sekarang.

--------- Perdonami

  Rasanya ingin sekali ia melangkahkan kakinya kedalam ruang dihadapannya ini. Rasanya ia ingin ikut memeluk tubuh sang ibu seperti yang ayah dan kakaknya lakukan. Tapi .. ia cukup tau diri, ia tak pantas. Pemuda itu hanya mampu berdiri dibalik kaca yang menapakkan suasana dalam ruang itu.

" Mama gak mau butaa... !! " Ibunya berteriak histeris mengguncangkan tubuhnya sendiri yang ditahan oleh kakak dan  ayahnya.

" Udah sayang.. Udah " Ayahnya memeluk tubuh ibunya erat menciumi pucuk kepalanya beberapa kali.

  " Mama tenang ya kita bakal cari donor mata buat Mama. " ucap lembut sang kakak yang juga ikut mendekap ibunya.

Papanya mengangguk " Aku janji Fir,  kamu pasti bisa liat lagi " Sang Papa mengelus punggung Mamanya, mencoba memberikan ketenangan.

Sakit Juno benar-benar merasakan sakit luar biasa.
Kenapa Tuhan memberikan cobaan seberat ini untuk hidupnya.
Ia sudah ikhlas jika ia harus menerima penderitaan karena  ibunya setiap saat tapi kenapa Tuhan seperti tak jengah untuk terus mengujinya.

" Jun.. "
Asih Bibi yang sudah seperti ibu keduanya itu menhampirinya yang kini sudah teronggok seperti manusia tak berguna di dekat pintu ruang rawat Fira.

Dengan cepat Juno menghapus air matanya. Lalu ia melempar senyum pada Asih " Kok Bibi disini, ayok Jun anter ke ruang rawat Bibi. Nanti Bibi kenapa-kenapa "

" Jun.. " panggil Asih pelan.

" Jangan ditahan, Bibi tahu ini terlalu berat. " Asih memeluk erat Juno, wanita tua itu menumpahkan air matanya.

" Bi.. Maafin Juno " Juno membalas pelukan Asih, ia kini kembali mengeluarkan air matanya lagi.

"Juno ini pembawa sial Bi. Kalo aja Juno gak ikut. Pak Cipto gak akan meninggal, dan Mama pasti gak buta " Juno tergugu " Kenapa bukan Juno aja Bi.. "

Asih menggeleng cepat " Kamu bukan pembawa sial nak, sekalipun jangan pernah berfikir seperti itu. Ini takdir dari yang Kuasa. Bibi udah ikhlas bapak pergi. Kamu harusnya juga ikhlas untuk semuanya. "

Asih melepas pelukannya mengelap air matanya kemudian kedua tangannya memegang erat bahu Juno. " Kita harus kuat "

" Tapi Jun gak kuat Bi.. "
Pemuda itu menangis tertahan.

---- Perdonami ----

" Dek lo udah diperiksa belum sih ? " Kakak laki-lakinya itu mengamati dengam seksama wajah adiknya yang semakin pucat.

" Mama gimana ? " Leon berdecak sebal, selalu saja begitu. Adiknya selalu membalas pertanyaan dengan pertanyaan yang sama sekali tidak nyambung. Ia jadi sedikit ragu apakah adiknya benar-benar juara umum atau hanya membeli piala dipinggir jalan saat itu.

" Kalo ditanya tuh dijawab bukan balik nanya " ucapnya sedikit geram. Leon lalu berdiri dengan mengangkat tubuhnya dari kursi panjang yang ia dan Juno duduki.

" Ayo ikut gue ! " tangan kirinya menarik tangan Juno sedang tangan kanannya memegang tongkat yang membantunya berjalan. Kecelakaan yang terjadi membuat kakinya cedera.

" Kemana ? "

" Meriksain lo lah "
Juno menggeleng.

" Buat apa ?, gak usah bawa gue ke ruang dokter. Gue gak mau " tolak Juno mentah mentah yang langsung saja membuat Leon dongkol setengah mati.

" Sekali aja nurut ama kakak kenapa si, Kepala lo luka tangan lo lecet-lecet. Gue gakmau ada apa-apa sama lo "

Juno membuang asal arah pandangnya. Ia sama sekali tak peduli dengan luka itu meskipun sedari tadi ia sangat tersiksa dengan denyutan dikepala, dan rasa mual yang ia rasakan .

" Yon " Juno kembali menatap wajah Leon yang diperban sana-sini. Sebersit ide tiba-tiba muncul diotaknya.

" Apa lagi ? "

" Kali ini aja turutin gue " ucap Juno meminta.

" Gak. Gue tetep bawa lo ke ruang dokter. "

" Bukan itu, it's ok. Gue mau diperiksa. Tapi setelah itu lo janji harus setuju ama permintaan gue. 
Leon mengehembuskan nafas lelahnya.

" Hmm,Ya terus apa cepetan bilang. Gue udah gedeg ama lo  "

" Izinin gue.. "
Nyuutt
Kepala Juno kembali berdenyut, sebisa mungkin ia menahannya dengan meremas kepalan tangan kirinya agar Leon tak buru-buru menyeretnya ke ruang periksa.

" Buat ? " Leon menaut kedua alisnya

" Donorin mata gue buat Mama ". Ucapnya pelan sambil terus menahan denyutan yang semakin terasa menyiksa.

Seketika tautan alis Leon menghilang. Mulutnya sedikit terbuka matanya membulat.
" Lo gila ?. Kalo lo donorin mata lo buat Mama berarti lo harus mati tolol " ia menghempaskan tangan Juno yang ia pegang.

Ia menggeleng tak percaya " Lo boleh bersikap kaya yang lo lakuin selama ini, tapi lo gaboleh egois. Gue ama Papa sayang banget sama lo, gue gak mau kehilangan lo begitupun Papa. Lo gaboleh egois seenak diri lo sendiri ! "

" Akh "
Juno berdesis pelan perutnya tiba-tiba mual seperti tadi lagi.

" Lo kenapa ? " Leon kembali munculkan ekspresi khawatirnya saat ia mendengar desisan Juno.

Hoeekk
Cairan merah keluar begitu saja dari mulut Juno.
" Jun ! " Leon menahan tubuh adiknya yang membungkuk lemas.

Juno menatap Leon dengan senyum meski mulut dan dagunya sudah berlumuran darah.

" To..long izinin gue egois. Gu--e  pingin Mama bisa liat lagi "

-----
Belum berakhir
Tbc

AN:
Maaf kalo terganggu dengan alurnya yang dibuat terlalu cepat.
Kritik dan saran ya
Ini cerita masih acak kadul, sumpah ini bingung mau gimana endingnya 😣.
Mungkin kedepannya bakal lama diupdate

Keep vommentmeski ceritanya ah sudahlah

Perdonami ( Forgive Me )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang