4 Belas a

5.4K 343 1
                                    

Happy reading

" Kalian jadi ikut jenguk kan ? " Gadis bermata cokelat menatap tiga cowok yang sudah berada diatas jok motor.

Ketiganya mengangguk serempak.
" Jadi dong Nin, bahkan gue bawain Juno ini " Bado yang sudah duduk nyaman di boncengan Ronald mengangkat sekeranjang buah-buahan segar yang ia akui sebagai bawaannya untuk Juno.

" Bisanya ngaku-ngaku lo Do . Itukan bawaan Gerri " ujar Ronald yang tidak suka mendengar ucapan Bado yang selalu seenak dengkulnya itu.

Bado mengangkat sudut bibir atasnya. Laki-laki itu lalu menurunkan keranjang buah kepangkuannya.
" Apasih lo Ron. Gerri yang punya biasa aja bawaannya gue akuin."
Ia lalu melirik Gerri yang sedari tadi ternyata berpangku tangan sambil mencuri pandang pada gadis yang berdiri tak jauh dari mereka.

" Liat ! Gerri aja gak peduli noh malah liatin pacarnya Juno kan dia " Bado menunjuk-nunjuk Gerri yang sepertinya tak mendengar ucapan-ucapan Bado.

" Tuh anak apa gak inget ya Do kalo cewek didepannya udah punya sahabatnya sendiri " Ronald sudah mengabaikan masalah buah tadi ia kini ikut melirik Gerri yang memang terlihat tidak mendengarkan suara-suara Bado dan Ronald.

" Hoii Ger istighfar ! " Seru Ronald menyadarkan cowok yang masih saja pada posisinya.
Gerri lalu tersadar ia menoleh kekanan dimana Bado dan Ronald kini tengah menatapnya dengan tajam.

" Kenapa ? " tanya Gerri polos. Cowok itu terlihat sama sekali tidak tau tentang tatapan tajam yang diberikan dari keduanya.

Ronald dan Bado mendengus " Dasar Gerri salut gak peka " bisik Ronald.

" Keburu sore ayok kita berangkat . " Ucap Bado akhirnya. Ia berfikir nanti saja ia dan Ronald akan menegur Gerri. Karna belum tentu juga Gerri tadi mencuri-curi pandang pada Nina bisa saja kan ia mencuri pandang pada pak satpam yang berdiri tidak jauh juga dari pandangan mereka. Itu pikirnya.

Gerri melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya " Eh iya yaudah ayok " kemudian ia melirik gadis yang sejak tadi diam sambil memeluk beberapa buku cetak.

" Nin lo mau sama gue apa gimana ? " tanya Gerri dan dibalas anggukan oleh Nina.

Gadis itu lalu berjalan mendekat ke motor hitam milik Gerri. " Iya Ger, soalnya kak Fajar gak bisa nganter " jawabnya lesu. Gadis yang biasa terlihat ceria itu kini menjadi sedikit pendiam sejak kabar kekasihnya itu sampai ditelinganya.

Gerri tersenyum " Yaudah naik sini " cowok itu menepuk jok belakangnya.

Nina lalu menurut ia kemudian naik di boncengan.

" Haduh semoga ni anak gak bermaksud buat modus " batin Ronald yang memperhatikan sikap Gerri.

" Berangkat.. " Bado menepuk bahu Ronald memberi kode ala penumpang pada ojegnya agar segera melajukan motor sekaligus menghentikan lirikan mata Ronald pada Gerri dan Nina.

" Kampret lo Do gue bukan Tisna idola lo itu " Bado menyengir lebar tenyata Ronald juga tau nama pemain di salah satu sinetron favoritnya itu.

" Yaudah lo Purnomo deh. Yok kang Pur berangkat " Bado terkekeh dan akhirnya hanya di balas tatapan jengah oleh Ronald.

Mereka pun akhirnya berangkat meninggalkan kawasan SMA Cakrawala menuju Rumah Sakit.

--------- Perdonami

Ruangan bernuansa putih-putih itu nampak cerah dan sejuk karna sinar matahari yang leluasa menerobos jendela kaca ruangan serta Air Conditioner yang bekerja dengan baik.
Namun hal tersebut sama sekali tak dirasakan oleh penghuninya.

Karna yang bisa ia lihat adalah kegelapan dan yang bisa ia rasakan hanyalah rasa sesak dan sakit.

Dadanya amat terasa sesak seakan oksigen sama sekali tak tersedia didalam ruang rawatnya. Hatinya sakit berdenyut perih seperti ribuan belati menusuknya bersamaan.

Ia menangis ia memukuli dadanya sendiri dengan kuat.

" Mamaaa... " Juno kecil berlari sambil menangis menghamburkan tubuh kecilnya ke tubuh sang ibu.

Fira ibunya yang tak tau kenapa puteranya menangis itu langsung memberikan pelukan hangat dan mengusap lembut rambut sang anak.

" Junonya Mama kenapa, kok nangis sih ? " tanyanya sambil menghapus kristal bening yang ada di pipi anak bungsunya itu.

" Kak---kak Leon nakal Ma. Kak Leon rusakin robotnya Juno. " Adunya sambil terus terisak.

" Cup-cup udah superhero gak boleh nangis. Nanti Mama ama Papa beliin robot yang baru aja ya " Bujuk Fira dengan suara keibuannya kemudian ia menggendong anak berusia 5 tahun itu menuju kamarnya.

" Pokoknya jangan nangis lagi ya. Anak cowok itu gak boleh cengeng " Ucapnya sebelum mendudukan anaknya ke atas kasur.

Juno mengelap air matanya saat mengingat hal itu. Momen dimana ia masih bisa merasakan hangatnya kasih sayang Fira dan nasihat ibunya yang mengatakan bahwa dirinya tak boleh menangis.

Tetapi usahanya seperti sia-sia sudah beberapa kali ia mengelap air matanya namun tetap saja air matanya turun kembali.

Tbc

A/N
Ini tadi udah aku publish tapi kepotong jadi aku buat dua bagian 14a 14b semoga gak mengecewakan.

Vote and comment ya guys

Perdonami ( Forgive Me )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang