Dua Belas

6K 414 30
                                    

Happy Reading guys

Brian duduk bersandar pada kepala ranjang. Tangan kanannya sedari tadi memijit pelipisnya.
Sedangkan Fira-- istrinya itu sudah terlelap memunggungi Brian sejak tadi.

Sekilas Brian memandang istrinya itu, memandang punggung wanita yang sangat ia cintai.

" Ma.. tadi Papa ketemu anak itu." Brian bergumam lirih sangat lirih.

Tangannya lalu mengelus lembut rambut panjang milik sang istri.

Kemudian ia kembali bersender pada kepala ranjang memandang langit-langit kamarnya yang berwarna putih bersih.

" Anak itu kerja di kafe, badannya sekarang lebih kurus "

Ia mengusap wajah lelahnya. " Sebenernya Papa gak tega Ma.., Papa gak tega liat dia menderita lebih jauh lagi. "

Bayangan Juno yang ia temui tadi siang benar-benar masih melekat pada memorinya.
Pria parubaya yang dengan tega menyalahkan anak bungsunya karna kejadian masa lalu itu nyatanya masih memiliki rasa sayang pada Juno.
Hanya karna ego yang ia miliki, serta dinding kebencian yang telah berhasil ia ciptakan pada diri sang istri untuk anaknya sendiri membuatnya dengan keras menutupi rasa sayang pada jagoan kecilnya dulu.

Brian menyesal. Tentu saja bahkan dirinya sudah menyadari penyesalan itu cukup lama. Namun ia seperti linglung, ia bingung harus berbuat apa pada keadaan yang ia buat ini.

" Ini semua salah dia ! " Brian menunjuk anak kecil berusia 10 tahun yang bediri ketakutan dibalik tubuh Asih pembantunya.

" Dia yang udah buat kecelakaan itu terjadi. Kalo aja dia gak pake acara nyuruh saya buat liat gambar jeleknya itu. Semua ini gak akan terjadi. "
Jelasnya pada setiap orang yang kini sedang duduk di ruang keluarga.

Ucapannya barusan yang menjelaskan kejadian seminggu yang lalu seketika membuat setiap orang menegakkan kepalanya.
Tak terkecuali pada diri Fara. Dirinya yang terlampau shock karna bukan saja kehilangan putera sulungnya tapi calon puterinya yang harus mati sebelum lahir akibat dirinya yang jatuh dari tangga saat berlarian setelah mendapat kabar buruk dari rumah sakit itu kini juga menegakkan kepalanya. Ia menatap putera kecilnya itu, menatapnya dengan penuh amarah.

Fira lalu berdiri kaki jenjangnya menghampiri puteranya yang terlihat semakin takut.

Perdonami ( Forgive Me )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang