Sembilan Belas 🍂

6.6K 366 13
                                    

'Markas kebesaran' itu adalah sebutan untuk kamar Bado dari tiga cowok yang kini tengah menggeliat berguling-guling tak karuan di kasur
king size milik cowok yang bernama asli Bastian Fernando itu.
Ruang kamar luas, sedia playstation, AC dingin mantep, makanan ah jangan ditanya Bado hobi menyimpan snack berkarung-karung dikamarnya, ditambah lagi banyaknya dvd dari koleksi film kartun Boboiboy hingga film yang disensor. Nah itulah alasan-alasan hingga akhirnya 3 cowok itu menyebut kamar Bado markas kebesaran mereka. Semua ada lengkap.

" Sialan, gue kaya pembantu di rumah gue sendiri " ucap kesal Bado. Tangannya sudah penuh berbagai minuman softdrink yang ia ambil dari kulkas.

" Woyy kadals bantuin peak ! " teriaknya mengumpat.

Ronald, Juno, dan Gerri yang sedari tadi masih bermain adu gulat di atas kasur seketika bersamaan memandang Bado.

" Aduh ijah dah dateng guys, sini-sini jah " Tanpa rasa berdosa Ronald melambai-lambaikan tangannya, menyuruh Bado untuk mendekat.

" Anjir lo Ron " Bado kemudian meletakkan botol-botol minuman ringan itu diatas kasurnya. Lalu dengan gaya alakadarnya ia melompat ikut bergabung dengan ketiganya.

" Baek banget lah lo Do, suka deh " Ucap manja Juno. Entah tiba-tiba saja cowok itu mengikuti ritme lelucon garing diantara mereka. Padahal biasanya cowok itu paling jarang bicara.

" Lah kena sawan lo Jun " Gerri meletakkan punggung tangannya di atas dahi Juno.

" Panas.. Mangkanya " Gerri terkekeh puas saat melihat ekspresi wajah Juno yang kini nampak memberengut.

" Gue diem aja dikatain sariawan lah, apalah. Giliran gue ikut becanda lo malah ngatain gue sawan. Serba salah ya gue "

HAHA
terdengar tawa meledak dari bibir Bado.
" Anjir ..anjir gue sebenernya tadi mau marah, tapi gara-gara lo gue malah ngakak " cowok itu memegangi perutnya yang terasa sait krena tertawa.

" Serba salah ya Jun. Jadi inget mantan " Ronald ikut tertawa ngakak.

" Hah, apaan gue udah lupain Nina "

Gerri yang tadinya hanya terkekeh pelan kini ikut tertawa.

" Ini yang diomingin ngomongin Raisa bangke bukan Nina "

Juno menggaruk kepalanya sialan gue salah tangkep

" Lo kenapa si, jadi gemesin gini " Gerri mencubit gemas Pipi Juno.

" Biar gue tebak " Bado meletakkan telujuknya disamping kepala. Pura-pura mencari jawaban untuk tebakannya.

" Gaperlu, tebakan lo juga selalu salah. Lagian gue lagi mood banget buat ngoceh. Jarang-jarang kan " sanggah Juno.

" Tuh gue rasa gara-gara ujan semalem nih. Sifat kasar,datarnya terkikis. " Ucap Ronald

" Ah brisik lo Ron " Bado menyumpal mulut Ronald dengan remukan kripik ditangannya.
" Gue keburu pengen tau Jun kenapa bisa jadi " cowok itu nampak berfikir.
" Kalo kata Tara si unchh gitu "

Pletak Gerri memukul asal kepala Bado.
" Dasar alay udah tercyduk lo ama cewek gak banget itu " ia menggeliat geli membayangkan cewek yang ia maksud.

" Heh ! Kalian mau gue ngomong gak si. "

" Eh iya dong Jun "

Juno mendengus kasar namun detik berikutnya cowok itu nampak tersenyum cerah.

" Gue akhirnya bisa piknik bareng keluarga gue "

Sebuah kalimat yang membuat ketiga cowok itu terdiam ikut bahagia. Karena mereka tahu hal itu memang salah satu impian Juno. Akhirnya sahabatnya satu itu bisa merasakan berlibur bersama keluarga, tidak lagi datang kepada mereka dengan wajah depresi karena ditinggal oleh keluarganya.

Perdonami ( Forgive Me )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang