Typo!!!
-----
Davian dan Haruna berjalan beriringan memasuki lobi kantor Jade Company. Puluhan pasang mata dan sapaan dilayangkan para pegawai disana, ah lebih tepatnya sapaan untuk Davian, tapi lelaki itu sangat angkuh, dia terus berjalan tanpa perlu repot membalas sapaan dari bawahannya.
Lain lagi dengan Haruna, gadis dua puluh tahun itu merasa risih akan setiap matanya memandangnya.
Apalagi dia sempat mendengar beberapa bisikan yang mencemooh dirinya.
Sebagian pegawai wanita disana menganggap Haruna adalah kesialan Davian.
Cih!
Mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, jadi otomatis mereka menuduh Haruna seperti itu.
Haruna mengabaikan mulut besar mereka.
Tidak ada untungnya menanggapi orang-orang seperti itu.
Haruna menatap Davian yang berjalan didepannya, kemudian dia melihat para pegawai disekelilingnya.
Mereka berpenampilan sangat rapi dan sopan.
Pegawai pria dengan setelan berwarna hitam yang terkesan mewah, lalu pegawai wanita terlihat sangat anggun.
Berbeda dengan dirinya yang hanya memakai blouse dan rok pensil sederhana.
Seharusnya Haruna mengikuti saran penjaga butik yang mereka singgahi sebelum berangkat ke kantor, tapi dirinya lebih memilih model pakaian yang sangat sederhana.
Ok. Itu bukan jadi masalah sekarang.
Haruna terus mengikuti langkah tegap Davian hingga sampai diruangan lelaki itu.
"Jadi, apa yang bisa aku kerjakan disini?" tanya Haruna setelah Davian duduk dikursinya dan dia hanya bisa berdiri didepan meja Davian.
Sejenak Davian menatap datar Haruna, seperti sedang berpikir apa tugas yang cocok untuk dia berikan pada gadis itu, "office girl, kebetulan salah satu dari mereka mengundurkan diri kemarin."
"Maksudmu, aku harus bersih-bersih dan semacamnya?" lagi, Haruna.
"Apa kau tidak pernah mendengar posisi seperti itu sehingga masih harus bertanya?" Davian balik bertanya dengan sinis.
Bibir Haruna mengerut kesal. Demi apapun, dia hanya ingin memastikan hal itu saja.
Dasar lelaki sinis makinya dalam hati.
"Kau tidak perlu bertanya sesinis itu, lagipula aku hanya ingin memastikan saja. Aku sudah katakan jika aku belum pernah bekerja didalam kantor seperti ini." Jelas Haruna.
"Memangnya kau hidup di jaman apa? Sampai hal seperti itu harus dipastikan." Balas Davian.
"Tap-,"
"Tidak ada bantahan! Jangan kau pikir karena kau adalah istriku kau mau mengambil pekerjaan dengan posisi yang lebih tinggi? Cih, itu dalam mimpimu!" cemooh Davian.
Haruna mengembuskan napasnya, "aku bahkan tidak pernah berpikiran seperti itu." Bantahnya.
"Kalau begitu turutilah perkataanku dan jangan membantah," Davian terlihat menekan tombol diatas mejanya.
Tak lama, suara ketukan pintu terdengar dan muncul sosok cantik dengan tubuh yang layaknya seorang model.
"Ada apa bapak memanggil saya?" tanya sosok itu.
"Antarkan dia ke departemen kebersihan!" perintah Davian tegas.
Kening wanita cantik itu berkerut heran, seolah kurang mengerti apa yang disampaikan sang atasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why You? 🔚
General FictionMereka menikah tanpa didasari oleh cinta. Mereka di satukan karena dijodohkan. Akankah cinta bisa hadir pada dua hati itu? Sementara perjalanan pernikahan mereka dipenuhi berbagai masalah.