Typo, berhati-hatilah!!!
-----
Setelah mengobrol dengan Arvon, Haruna bergegas menuju departemen kebersihan yang disana juga terdapat lokernya.
Tapi baru beberapa langkah berjalan, tiga wanita datang menghampirinya.
Haruna tidak mengenal mereka, tapi dia tau kalau mereka adalah pegawai disini.
"Well, lihat siapa ini?" seorang wanita yang berjalan di sebelah kiri Haruna bertanya sambil menatap jijik. "Si buruk rupa yang jalang!"
"Oh kau benar," wanita satunya lagi bersuara. "Padahal sudah menikah dengan pak Davian, tapi barusan dia mengobrol dengan mesra bersama pak Arvon."
"Cih, dasar jalang tidak tau malu. Seharusnya kau sadar akan posisimu, jelek. Kau tidak lebih adalah hama penggangu disini!" cerca wanita terakhir sambil menunjuk dada kanan Haruna.
Haruna hanya bungkam. Tidak membalas perkataan tiga wanita itu.
Takut? Oh tentu tidak. Dia hanya sudah terbiasa menghadapi kejadian seperti ini sebelumnya.
Maka dari itu lebih baik tidak menanggapi sikap tiga wanita-wanita itu.
"Hei!" salah satu dari mereka menarik bahu Haruna. "Sampah sepertimu tidak pantas berada disini!"
"Ya, lebih baik kau menghilang sebelum yang lainnya tercemar."
"Bila perlu kau mati saja!"
Sebenarnya hati Haruna begitu sakit mendengar jika ada yang menginginkan dirinya mati.
Tapi akal sehatnya berfungsi dengan cepat. Mentalnya sekarang lebih tangguh dari beberapa tahun silam.
Dia menatap tajam ketiga wanita didepannya, "jika sudah selesai, aku akan pergi!"
Haruna berlalu tanpa menoleh kebelakang.
Sementara ketiga wanita tadi hanya berdecak kesal.
"Kalian lihat, dia begitu sombong dan angkuh. Dia merasa dirinya tinggi karena istri dari CEO, tapi aku senang karena kalian mau bekerjasama denganku," ucap seorang wanita menghampiri ketiga wanita yang membully Haruna.
"Kami akan mendukungmu sepenuhnya, Miss,"
Seringaian jahat langsung tercetak pada bibir wanita yang dipanggil Miss itu.
.
.
.
Haruna merapikan seragam OGnya, setelah cukup merasa tenang karena insiden barusan.
Lalu dia berjalan mengambil ember serta pel dan setelahnya dia keluar.
Tapi saat dia berbalik dia menemukan Cassie yang berjalan sambil mengatur napasnya.
Gadis itu terlihat panik.
"Ada apa?" tanya Haruna cepat.
"Haru, oh, syukurlah aku menemukanmu disini. Aku kira kau sudah mulai mengerjakan tugasmu, tapi untungnya belum." Cassie berusaha menormalkan napasnya.
"Hem, memang ada apa? Kau terlihat begitu panik?" tanya Haruna lagi.
"Kau dipanggil pak Davian, tadi Joana yang menyuruhku mencarimu karena dia tidak menemukanmu."
Davian memanggilnya?
Ada apa ini?
Tidak biasanya Davian menyuruh bawahannya memanggil Haruna, karena lelaki itu akan mengirimi pesan langsung jika membutuhkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why You? 🔚
General FictionMereka menikah tanpa didasari oleh cinta. Mereka di satukan karena dijodohkan. Akankah cinta bisa hadir pada dua hati itu? Sementara perjalanan pernikahan mereka dipenuhi berbagai masalah.