Haruna masih terpaku, terdiam melihat bagaimana cara Davian mengusir Viona. Ia memang terkejut, tapi lebih terkejut saat mendengar perkataan Davian.Dia, si angkuh Davian dengan mudahnya mengakhiri hubungan dengan kekasihnya. Padahal yang Haruna tahu jika Davian sudah lama menjadi sepasang kekasih dan ia juga dengar mereka saling mencintai, hanya saja karena pertentangan dari pihak keluarga Jade, akhirnya Davian dan Haruna memilih menutupi hubungan mereka.
Tapi hari ini ia sudah mendengar keputusan final dari lelaki itu dan tentu ini sangat mengejutkan bagi Haruna.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Davian setelah menutup pintu dan kembali duduk di sofa.
"Seharusnya pertanyaan itu untukmu?" ucap Haruna.
"Why?" tanya Davian.
"Kau baru saja memutuskan kekasihmu dan kau masih bertanya!" ujar Haruna. Ia tahu jika Davian mengerti apa yang ia maksud.
"Tadi kau mendengarkan aku berbicara. Tidak mungkin kau tidak paham atau jika kau tuli baru aku maklumi," ucap Davian.
Haruna mendengus, "aku hanya bertanya. Kenapa kau malah marah?"
"Aku tidak marah, tapi malah yang aku dengar ada nada kecemburuan dalam kalimatmu," tuduh Davian.
Haruna terperangah, "aku," ia menunjuk dirinya sendiri. "Cemburu?" kemudian tertawa kecil. "Tidak sama sekali, Davian."
"Aku tau kapan kau berbohong, nyonya Jade," ucap Davian dengan senyuman miring.
"Kapan?" pekik Haruna tidak terima.
"Tentu saja tadi," jelas Davian. Ia mendekat dan meraih pinggang Haruna, kemudian menyatukan kening mereka.
"Ak..."
"Alasan aku mengakhiri hubungan kami adalah karena aku sadar bahwa tidak ada lagi cinta untuknya," bisik Davian. "Dan ada satu hal lagi yang baru aku sadari, ada cinta baru di hatiku, dan di sana tertera namamu!"
Haruna kaget, ia menjauh dan meneliti wajah Davian. Tidak ada raut kebohongan di sana. Lelaki ini bersungguh-sungguh.
Apakah bisa secepat itu?
Bahkan selama ini Davian tidak pernah menganggap dirinya ada. Jangankan untuk peduli, melirik Haruna saja lelaki itu enggan.
Ia ragu.
"Kau tidak percaya. Ya, aku tau itu. Bahkan di hatimu tidak ada rasa sedikit pun untukku, tapi ingat Haruna, walaupun begitu aku akan membuatmu jatuh cinta padaku,"
Davian membenturkan bibir mereka, tidak peduli jika Haruna masih bingung dengan kata-katanya.
Lelaki itu semakin dalam mencium Haruna, mengecap rasa manis dari bibir istrinya. Bahkan ia tidak pernah merasa bosan jika melakukan hal ini terus menerus.
Davian sengaja mengigit bibir bawah Haruna, membuat perempuan itu terkesiap dan reflek membuka mulutnya. Kesempatan bagi Davian melesakan lidahnya, mengaitkan lidahnya dengan milik Haruna, mengabsen gigi serta seluruh bagian mulut istrinya.
Detik demi detik berlalu, Davian dapat mendengar Haruna meleguh. Segera ia melepaskan tautan bibir mereka. Ia menatap Haruna senang. Istrinya itu terengah dengan mata yang sedikit terbuka dan sudah berbaring di sofa dengan dirinya berada di antara kaki Haruna.
"Balas aku, sayang," ujar Davian dan kembali mencium Haruna.
Tentu saja Haruna gelagapan karena tidak siap dengan serangan lanjutan dari Davian. Kepalanya begitu pusing dan suhu tubuhnya semakin memanas akibat ciuman dari Davian. Tapi entah kenapa ia begitu menikmati apa yang Davian lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why You? 🔚
General FictionMereka menikah tanpa didasari oleh cinta. Mereka di satukan karena dijodohkan. Akankah cinta bisa hadir pada dua hati itu? Sementara perjalanan pernikahan mereka dipenuhi berbagai masalah.