3

93K 4.7K 59
                                    

"Ada apa, apa yang lucu? Tanya Furqon.

"Maaf pak, saya akan memperkenalkan diri saya. Nama saya Siti Aisyah, panggil saja saya Aisyah. Umur saya 22 tahun. Saya baru saja menyelesaikan pendidikan sarjana saya. Saya anak pertama dari dua bersodara. Bintang saya aquarius. Hobi saya membaca. Makanan kesukaaan saya nasi goreng. Ayah sa...." belum selesai bicara, Furqon malah memotong kata kata Aisyah.

"Sstttt..sudah cukup cukup. Maksud saya hanya cukup nama, umur dan alamatmu Aisyah, bukan semua hal yang kamu sebutkan tadi" ucapnya.

Aisyah merasa sangat malu, karena saking gugupnya Aisyah malah mengatakan yang seharusnya ia tak katakan. Sekarang Aisyah rasa wajahnya sudah memerah karna hal ini . Duh salah lagi, kan kan kan
Terlalu asik dengan pikiranku aku dikejutkan lagi dengan suara pa Furqon.

"Hmm.. aku rasa salah satu hobimu juga melamun Aisyah" ucapnya lagi.

"Maaf..maaf pak.. baiklah kira kira apa ada lagi yang perlu saya ceritakan pada bapak ?"Tanya Aisyah.

"Kamu boleh keluar dan untuk pekerjaan kamu bisa minta tolong pada Juli untuk menjelaskannya " ucap Furqon.

Aisyah langsung keluar dari ruangan Furqon dan mencari Juli. Hari pertamanya bekerja ternyata tak semudah yang dibayangkan.

----

Furqon pov

Aku rasa hari ini orang orang membuat kepalaku sedikit pusing. Bagaimana tidak, pagi pagi sekali Liana datang ke ruanganku dan memohon mohon untuk tidak di pecat. memangnya dia pikir dia siapa? Selama ini aku selalu memaafkannya tapi kelakuannya waktu itu benar-benar kelewat batas. Berani beraninya waktu itu di dalam mobilku dia mencium bibirku.

Flashback on

"Karena hari ini lembur nanti kamu saya antarkan pulang " ucapku pada Liana

"Baik pak, dengan senang hati" balasnya dengan sedikit kedipan mata kanannya.

"Cih, dia pikir aku suka liat dia kaya gitu. Percis kaya orang cacingan. Gumamku

Sebenarnya aku sudah mulai risih dengan kelakuan Liana akhir akhir ini. Waktu itu dia tiba tiba memelukku, dia bilang dia kedinginan. Wow, alasan macam apa itu. Ruangan ini memakai pendingin sejak dulu. Mungkinkah dia belum terbiasa??kurasa bukan karena itu. Tapi aku memaafkannya.
Kemudian dia juga mengelus rambutku dan kali ini dia bilang karena ada sesuatu dirambutku dan dia hanya membantuku untuk mengambilnya.

Setelah aku menyelesaikan pekerjaanku. lalu berjalan keluar dan menghampiri Liana dimejanya

" kamu sudah selesai ? "

"Ah, iya pa saya sudah selesai. Bapa sudah mau pulang ? " ucapnya

"Iya, mari saya antar"

" baiklah pa, saya membereskan meja saya dulu"

Tak lama kami berjalan bersama menuju mobilku.

Di dalam mobil Liana terus saja bicara mulai dari soal pekerjaan, tentang dirinya dll. Aku hanya menjawab sesekali dengan anggukan atau kata "owh" . Aku sangat bosan dengan ceritanya.
Dan yang pasti itu semua ga penting banget. Akhirnya aku menekan tombol untuk memutar Mp3 dan Liana menghentikan semua ceritanya. Akhirnyaa...

Perjalanan menuju rumah Liana berasa Jakarta - Bandung . Kalo ada yang bilang ini "Lebay" mungkin iya tapi memang ini yang kurasakan. Berada bedua dengannya di dalam mobil seperti ini sangat sangat membosankan.
Kalau bukan karena lembur yang mengharuskan kami untuk pulang selarut ini. Ku pastikan ya, aku ga bakal mau nganterin dia. Huft

Apalagi dengan dandanannya yang "over" dan bajunya yang sempit membuatku sedikit risih. Jangan bilang kalau aku tidak memperingatkannya ya. Tapi dia memang keras kepala. Padahal dia baru bekerja padaku 5 bulan tapi dia berasa "sok" akrab dan seolah - olah mengenalku dengan baik.

Aku tidak munafik, laki-laki yang melihat tampilan seperti ini setiap hari pasti akan punya pandangan tersendiri kan. Dan aku bukan laki-laki yang sok suci.

Setelah disibukkan dengan pikiranku sendiri akhirnya kami sampai di depan rumah Liana. Yang aku lihat Liana tertidur. Dan aku membukakan "selt belt" nya. Dia tampak terkejut dengan apa yang aku lakukan.

"Ahh, maaf pa kalo saya ketiduran" ucapnya.

"It's ok, kamu sudah sampai"

Saat aku akan kembali ke posisi semula tiba-tiba Liana menarik kepalaku dan mencium bibirku. Sontak aku langsung mendorong tubuhnya dan melepaskan pegangannya. Liana tampak kaget dan malu

"Ma..ma..maaf pa. Saya khilaf" ucapnya sambil menunduk

Rahangku mengeras dan wajahku memerah. Rasanya ingin aku tampar wajahnya tapi aku tidak sekejam itu pada seorang wanita.

"Keluar.." ucapku

"Ta.. ta..tapi pa. Saya benar-benar minta maaf..saya tidak ber.... "
 
Kata-katanya langsung ku potong

" KELUAARR SEKARANG " suaraku meninggi

Akhirnya dengan air mata Liana keluar dari mobilku. Dan aku langsung melajukan mobilku.

Flashback off

---

Banjarbaru, 2 Juni 2017

Kekasih Halalku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang