4

93.7K 4.8K 35
                                    

Aisyah melangkahkan kakinya memasuki rumahnya yang terlihat sepi.

"Assalamualaikum.." Aisyah melangkah ke ruang tamu dan benar saja, tak ada satupun orang di dalam. "Ko ga ada jawaban ya?
Ayah..bunda.. Adly.. mereka pada kemana ya. Hmm..untung aku selalu bawa kunci cadangan dalam tas" gumam Aisyah.

"Duh, gelap banget sih" Aisyah melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Setelah menyalakan lampu di semua ruangan, akhirnya Aisyah menuju kamarnya dan "brukk..aahh.. enaknyaaa.. aku kangen kamu kasur empukku"

---

Selesai mandi dan menjalankan ibadah sholat Isya, Aisyah turun ke bawah menuju dapur. Disana sudah ada bunda yang lagi memanaskan makanan.

"Loh, bunda kapan datang?" Aisyah duduk sambil nyomot perkedel yang di atas meja.

"tadi pas kamu lagi mandi. Kamu pulang jam berapa syah ? Terus tadi pas ayah kamu nelpon, hp kamu juga ga aktif?"

"Tadi Aisyah nyampe rumah jam 7 bun. Terus itu hp Aisyah habis batre. Lupa bawa charge.hehee
Ayah sama bunda tadi kemana ?"

"Tadi ada temen satu kantor ayah kamu yang kecelakaan, terus dia itu kan masih bujangan dan jauh dari keluarga. Jadi ayah kamu kasian sama dia, akhirnya ayah dan bunda nyusulin ke RS dan mengurus ini itu deh." Jawab bunda.

"Innalillahi, terus dia parah ga bun?"

"Ga juga sih sayang. Cuman dia harus tetep rawat inap disana.
Oya, orangnya masih muda dan ganteng lo nak." Bunda tersenyum misterius pada Aisyah.

"Hmm.. gitu ya" jawab Aisyah seadanya.

Ganteng mana ya sama atasan aku di kantor ? Ehh.. kenapa jadi mikirin pa Furqon sih. Hustt...hustt.. jauhkan pikiran itu.

"Syah..syah.."
Bunda sambil menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah Aisyah.

"Eh, iya bun ganteng ya?" Jawab Aisyah meringis.

"Kamu kenapa jadi melamun gitu sih. Oya, gimana kerjaan kamu di kantor ?" Tanya bunda.

"Baik bun, alhamdulillah lancarr."

"Syukurlah kalau gitu. Ya udah ayo bantu bunda siapkan makan malam" ajak bunda.

---
Aisyah pov

Pagi ini aku diantar sama ayah. Baru setelah hari ke-3 aku bisa bareng ayah berangkat kerja, itupun karena ayah yang maksa. Katanya sih karena mau tau tempat aku kerja.

"Makasih ayah udah di anterin. Aisyah kerja dulu ya. Assalamualaikum " kucium tangan ayah dan keluar dari mobil.

"Waalaikumsalam nak"

Aku memasuki lobi kantor dan disambut senyum hangat dari resepsionis.

Sesampainya di meja, ternyata pekerjaan sudah menanti, buktinya ada tumpukan map yang tergelatak minta dijamah, "huft, bismillah"

Fokus dengan pekerjaan dan sambil sedikit bersenandung sholawat yang diputar di ponselku ternyata Pa Furqon sudah datang bersama dengan Pa Abi. Buru buru aku berdiri.

"Asslamualaikum. Selamat pagi pa" Ucapku sambil menundunduk.

"Waalaikumsalam. Pagi juga syah. Kamu habis ini tolong ke ruangan saya dan berikan jadwal saya hari ini ya" ucap Pa Furqon.

"Baik pa"

Ku ambil tab ku dan melangkah menuju ruangan Pa Furqon.

"Permisi pa. Saya akan bacakan jadwal bapa hari ini. Pagi ini, jam 10 bapa ada rapat direksi, jam 1 siang bapa ada pertemuan dengan rekan bisnis dari Singapore sekalian makan siang, nanti jam 3 sore bapa ada pertemuan dengan Williams corp dan malamnya, tepat pukul 8 bapa ada makan malam dengan orang tua bapa. Sekian pa" ucapku panjang lebar.

Ku lihat pa Furqon mengerutkan dahinya. Apa ada yang salah ya?

"Makan malam dengan orangtua saya? Ko saya ga tau kapan mereka datang ?" Tanyanya bingung.

"Maaf pa, saya juga tidak tau kapan. Jadwal bapa masih disusun oleh Ibu Juli."

"Owh, ya sudah kamu boleh pergi."

"Baik pa, saya permisi" ucapku sambil melangkah keluar dan kembali ke meja kerjaku.

---

Furqon pov

Mom dan dad datang? Tumben ga kasih kabar dulu. Hmm. Jadi ada perasaan ga enak nih.

Kalau mom datang pasti tak jauh jauh dari masalah pernikahan. Kapan? Kenapa? Dan lain lain.

Ahh, sudahlah mending aku kerja dulu. Setelah ini akan ada rapat direksi, sebaiknya aku harus cepat selesaikan yang ini"
.
.
.
Selesai rapat direksi aku kembali ke ruanganku dan tumpukan map baru kembali datang. Ahh, rasanya hari ini akan melelahkan.

Ku lihat jam di tangan udah menunjukkan pukul 12 siang.

Waktunya aku bertemu dengan orang orang dari Singapore itu.

Saat aku keluar dan menuju meja Aisyah, ku lihat mejanya kosong.
"Loh, kemana Aisyah ?"

Aku menuju meja Juli
"Juli, kamu tau kemana Aisyah ? Saya lihat mejanya kosong"

"Owh, Aisyah ke mushola pa, dia menjalankan ibadah sholat dzuhur" jawab Juli.

"Owh, oke " sahutku.

Hmm. Ga ku sangka, aku kira dia berpakaian tertutup gitu cuman biar bisa kerja disini jadi sekretarisku.
Kalau dipikir-pikir 3 hari ini selama dia bekerja denganku, dia juga tidak pernah bersentuhan tangan dengan ku.

Ternyata dia wanita sholehah. Cocok jadi calon istri. Eh.. kenapa aku tiba tiba kepikiran itu. Sudahlah..

Lebih baik aku susul dia saja ke mushola.

Sengaja aku duduk di kursi depan mushola buat nunggu Aisyah. Sambil buka buka aplikasi sosial media milikku yang sudah hampir 1 bulan tidak pernah aku buka.
Ya memang aku tidak terlalu aktif di sosmed, hanya sebagai penghilang rasa bosan aja, seperti sekarang. Saat aku menunggu Aisyah.

Bersambung

Kekasih Halalku (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang