Panggung aula tampak menjadi pusat perhatian seluruh siswa maupun para guru dan orang tua yang datang saat ini. Apalagi kalau bukan karena sang juara umum yang mendapat gelar siswa dengan nilai tertinggi dan terbaik sedang berdiri di sana.
Dengan setelan seragamnya yang rapi dan sedap dipandang. Itu Taehyung, yang sebelumnya tidak menduga sama sekali bisa mendapat kehormatan untuk menaiki panggung dan berbicara di podium.
Pidatonya singkat namun maknanya terlalu mendalam. Para guru tersenyum bangga melihatnya, para orang tua kagum akannya, dan seluruh teman-teman seangkatannya menangis haru setelah mendengar pidato darinya.
Lalu suara riuh tepuk tangan dan pekikan riang terdengar begitu Taehyung turun dari panggung aula, berjalan dengan senyum tampannya yang merekah ke arah keluarganya yang menyambutnya dengan suka cita.
"Selamat Tae! Kita akan bertemu lagi di kampus yang sama hahaha," ucap Jimin sambil merangkul pundak sahabatnya.
Seluruh siswa di sana kini tengah berbahagia, menikmati hasil perjuangan mereka selama tiga tahun ini. Tak jarang Taehyung selalu dihampiri para adik kelas maupun teman seangkatannya yang sekedar memberikannya hadiah berupa bunga dan semacamnya.
Risiko siswa famous. Uhuk.
Tapi sebenarnya Taehyung menunggu kedatangan seseorang sedari tadi, orang yang sangat berharga baginya hingga saat ini dan selamanya. Namun sepertinya orang itu tidak akan datang.
"Jim, apa kekasihmu datang?" tanya Taehyung pada Jimin yang sedari tadi tengah bermain dengan ponselnya.
Jimin menoleh ke arah Taehyung kemudian berkata, "Hu-um, dia sudah di parkiran. Aku duluan ne." Lalu Jimin mulai pergi meninggalkannya bersama yang lain.
Sejujurnya Taehyung merasa sedikit kecewa. Ia pikir istrinya akan datang ke acara kelulusannya, tapi rasa kecewanya mulai hilang saat teman-teman terdekatnya mengajaknya untuk berkumpul terakhir kali dengan status dengan seragam SMA.
Ya, hari yang cukup menyenangkan!
.
.
.
.
.
.
.
Sore menjelang, senja sudah terlihat pekat di ufuk barat. Taehyung berjalan pulang ke apartementnya, sebenarnya ia tidak sabar ingin melihat reaksi istri dan kedua anaknya nanti. Apalagi jika tahu jika ayahnya ini sudah mendapat juara umum dan gelar siswa terbaik.
Tapi kenyataan malah berkata lain, Taehyung membuka pintu apartementnya yang tidak terkunci dan tidak menemukan siapa-siapa di sini.
Terlihat kosong dan sepi.
"Mommy?" ucap Taehyung mencoba memanggil istrinya.
Ia pun melepas kedua sepatunya lalu menaruh di rak sepatu. Taehyung berjalan menelusuri apartementnya dan tidak menemukan siapa pun, lalu ia berjalan ke dalam kamar. Hasilnya sama saja, jadi intinya adalah, Taehyung sendirian sekarang.
"Pada ke mana mereka?" gumam Taehyung lalu ia pun duduk di atas kasur. Membuka blazzer dan melonggarkan dasinya yang membuat sesak sedikit.
Kedua matanya kemudian tak sengaja menatap sebuah note di meja belajarnya. Taehyung lalu bangkit dan berjalan ke sana.
Tunggu hadiahmu malam ini daddy.^^
Jangan lupa mandi!Hadiah? Hadiah apa?
Tak mau ambil pusing, Taehyung memilih segera membersihkan badannya yang sudah terasa lengket.
Seusai mandi, Taehyung kemudian memilih memasak untuk makan malamnya sendiri. Di benaknya masih penuh akan tanda tanya, ke mana sebenarnya istri dan kedua anaknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hier [TAEKOOK]✔
FanfictionA happy family with love and sympathy. Note : M-PREG Chapter rated M diprivat! [ taekook ; yaoi ; au ; ooc ; chaptered ] Part I : start [16/11/11] - end [17/01/01] (Chapter 1-20) Part II : start [17/01/04] - end [20/02/29] (Chapter 21-60) ©leenamarui