BAGIAN 22

50.2K 1.4K 155
                                    

Sudah hampir satu jam Jo, meninggalkanku di dalam kamar. Tapi, aku juga tak lantas bergerak untuk membersihkan diri. Yah, kuakui sejak bangun tadi aku hanya membasuh muka dan gosok gigi sebelum keluar menemui Arta.

Arta si brengsek itu benar-benar minta dibogem. Ia yang menyuruhku datang cepat, tetapi ia juga yang membuatku menunggu. Kalau tidak ingat kami berada di resort, aku pasti sudah menghajarnya. Sialan.

Dan gara-gara itu pulalah, aku tampak sangat buruk di hadapan Jo dan temannya. Okelah, kalau sama Arta sih, aku tidak peduli. Toh, ketika kami latihan, tak ada image yang perlu dijaga. Insting dan refleks kamilah yang menjadi penentu kemenangan ketika latih randori. Yang aku tidak terima adalah penampilanku yang memburuk di depan teman Jo dan membuatnya malu. Aku ini sudah tidak menarik, baik dari wajah dan bentuk tubuh terlalu biasa, ditambah dengan penampilanku tadi, tentu saja semakin membuatku tidak menarik.

Ah, memikirkannya semakin membuatku ingin menghajar si Brengsek Arta.

Tapi, omong-omong Jo tadi ke mana? Dia hanya izin mau keluar, sebentar katanya. Yah, sebentarnya itu hampir sejam. Ah, sudahlah sebentar juga dia pasti kembali. Aku seharusnya memikirkan diriku dulu sekarang. Badanku sudah sangat gerah ditambah dengan rasa emosi terhadap Arta, untung saja badanku tidak bau. Aku tak yakin jika mereka tidak ilfeel. Uh...

Tidak ingin terlalu memusingkan, aku lekas menuju kamar mandi. Tadi aku tidak terlalu perhatikan desain kamar mandi ini, gara-gara pesan Arta. Ah, lagi-lagi manusia laknat itu.

Desainnya sama seperti yang ada di rumah kami. Tidak ada yang luar biasa seperti yang ada di kamar Jo. Hanya saja ada beberapa perbedaan, seperti desain lantainya. Kalau kami menggunakan kerikil supaya terkesan natural, di sini seperti lantai kamar mandi pada umumnya yang menggunakan marmer.

Tapi, tentu saja tidak ada perbedaan dalam hal kenyamanan. Di sini juga nyaman. Aroma terapi dan sabun sudah di sediakan dengan beberapa pilihan wangi.

Aku mendesah ketika melihat tangan-tanganku yang sudah mulai mengeriput. Mungkin karena terlalu nyaman berendam di bathup hingga tak sadar kalau badanku sudah mulai kedinginan.

Ketika keluar kamar mandi, Jo masih belum terlihat. Tapi, itu benar-benar keberuntunganku. Aku lupa bawa pakaian di kamar mandi dan kalau harus keluar dan mengambilnya, otomatis aku akan malu. Kebiasaan dari dulu, aku lebih nyaman menggunakan handuk ketimbang pakaian mandi.

Aku mengambil koper yang masih belum kuatur di lemari pakaian. Sejujurnya, apa yang ada di dalam koper tidak satupun ada yang kutahu. Maksudku, pakaian yang disusun oleh ibu ataupun Kayla tidak kuketahui bagaimana bentuknya.

Dan setelah melihat semuanya, aku benar-benar menyesal. Mereka sangat berambisi untuk mendapatkan seorang cucu. Aku tahu ini bukanlah perbuatan Kayla, dia tidak akan tega melakukannya padaku tapi perbuatan ibu.

Astaga, aku bingung harus menggunakan yang mana. Gaun santai dan gaun malam tidak mungkin. Aku akan terlihat konyol di hadapan Jo. Tetapi, pakaian tidurnya juga tidak bisa kupakai. Aku akan terlihat seperti penggoda di mata Jo.

Aku menghela nafas lelah. Sebenarnya gaun tidur itu, menurut pandanganku tidak bisa dikatakan baju karena modelnya yang transparan. Percuma saja memakai baju itu kalau pada akhirnya tidak ada bagian tubuh yang tertutupi dari pandangan. Tidak mungkin aku menggunakannya. Apalagi tidak ada hotpants atau celana pendek. Bahkan pakaian dalam seperti bra atau pun underwear juga tidak ada, hanya ada lingerie super seksi dengan warna kontras dengan kulitku. Merah, hitam, silver dengan bentuk yang berbeda. Bagaimana aku bisa nyaman?

Tapi, kalau tidak menggunakan salah satunya, aku akan memakai handuk terus. Pakaian mandi juga tidak mungkin. Aku benar-benar merutuki diriku yang terlalu mempercayai mereka untuk mengepak barang-barangku. Seharusnya aku tahu kalau ini semua hanya akal-akalan mereka supaya aku dan Jo bisa cepat-cepat memberikan cucu. Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang? Semakin berpikir, aku hanya akan banyak memakan banyak waktu sampai Jo kembali ke kamar dan melihatku seperti ini.

Marrying To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang