"Yes!" Shenna berteriak senang saat ia melihat kekasihnya baru saja mencetak gol untuk sekolahnya.
Di tempatnya, dengan berlari kecil kembali ke timnya, Sena melihat ke arah Shenna lalu tersenyum manis. Shenna hanya bisa membalasnya dengan senyuman pula.
Shenna tiada hentinya untuk menyemangati Sena dari posisinya. Entah mengapa, ia sangat ingin Sena senang dengan adanya semangat dari Shenna. Siapa tau, bisa terbantu kan.
Tim Sena terus mencetak gol, sampai akhirnya peluit yang menandakan waktu habis ditiup. Skor akhir perlombaan kali ini adalah 5-2. 5 dari tim Sena, 2 dari tim lawan Sena.
Setelah perlombaan selesai, Shenna kembali duduk dan masih setia menunggu Sena yang sedang bersenang-senang dengan teman-temannya atas kemenangan futsal sekolah mereka.
Sena yang tak ingin berbahagia sendiri, langsung berlari ke tempat Shenna duduk. Sena melempar senyum ke arah Shenna, "Makasih ya."
"Untuk?" Kedua alis Shenna naik, persis seperti kedua ujung bibirnya.
"Udah nyemangatin aku. Kalau gak, mana semangat aku tadi," Sena terkekeh.
"Sama-sama, Kak," Shenna melempar senyum termanisnya pada Sena.
"Nanti, kita rayain dulu ya berdua, baru pulang," Shenna mengangguk. "Aku ke bawah dulu ya, tunggu," Sena mengelus kepala Shenna, lalu langsung kembali ke tempat teman-temannya berada.
***
"Aku seneng deh, kamu bisa nyetak gol buat sekolah kita. Hampir semua gol lagi, yang kamu cetak," Shenna tersenyum lebar.
"Kamu kan tau, aku jagoannya sekolah kita. Nanti, kalau aku lulus, ya gak ada lagi jagoannya," Sena tertawa karena telah menyombongkan dirinya, pun Shenna yang mendengarnya.
Kini, mereka sedang melangkahkan kakinya bersama menuju parkiran di mana motor Sena terletak. Rencananya, Sena ingin mengajak Shenna untuk nonton lalu makan, untuk merayakan kemenangannya.
"Pegangan yang erat ya," ucap Sena setelah keduanya sudah berada di atas jok motor Sena. Shenna hanya mengangguk.
Sena pun membawa Shenna ke mall terdekat, untuk menonton film Logan. Superhero yang sangat Sena sukai dari dulu, semenjak pemain film itu memainkan film X-Men untuk pertama kalinya.
"Kamu mau beli makanan dulu gak buat di dalem?" Tanya Sena setelah mereka baru saja pergi dari kasir tiket.
Shenna menggelengkan kepalanya dengan wajah gemas.
"Aku mau beli, yakin nih ngga mau?" Goda Sena.
Shenna malah tertawa, "Apa sih, nanti aku gendut taooo."
"Coba liat tangan kamu tuh, tulang semua," ejek Sena.
Shenna hanya melemparkan sebuah pukulan kepada Sena yang malah tertawa dan tersenyum saat dipukul.
"Aku rela dipukul, asal yang mukul kamu," Sena memeletkan lidahnya.
"Tau ah, yuk ke studionya."
Sena mengangguk, lalu langsung saja menarik tangan mulus milik Shenna. Shenna, yang sudah resmi menjadi pacar Sena selama hampir 3 minggu, masih saja merasa deg-degan saat disentuh atau tersentuh Sena. Jangan tanya mengapa, karena tidak ada yang tau kenapa.
***
"Filmnya keren sangat," kata Shenna seraya berjalan keluar dari studio.
"Banget. Sumpah, Hugh Jackman keren banget sih kalau main. Gemes," balas Sena.
"Gemes?" Shenna menatap Sena.
Sena menatap balik Shenna lalu memasang muka keheranan, "Kenapa?"
"Gemes? Cowok gemes sama cowok...?" Shenna bergidik ngeri.
"Kamu cemburu? Ya ampun, sayang, sama artis aja kamu cemburu?" Goda Sena.
"Ih, apa sih!" Shenna memukul lengan Sena, Sena malah tersenyum.
"Kita makan di Pizza Hut ya," kata Sena. Shenna hanya menurut.
Keduanya berjalan beriringan menuju Pizza Hut, ingin menyantap makanan yang ada di sana. Sesampainya, mereka langsung mengambil posisi. Shenna memesan sesuai dengan pesanannya, pun Sena. Setelahnya, mereka menunggu sampai makanannya akan tiba dan siap untuk disantap.
"Gimana? Tadi aku keren gak pas lari?" Sena tertawa.
"Keren ba--"
"Sena?" Tiba-tiba seseorang menginterupsi keduanya.
Shenna dan Sena spontan langsung menoleh ke arah orang tersebut. Kedua alis Sena bertautan, dan air muka Sena terlihat tidak enak.
"Shen, pergi yuk?" Sena menarik tangan Shenna, tapi Shenna tahan.
"Kenapa?" Bingung Shenna.
"Sen...," panggil orang itu lagi.
Sena pasrah. Ia yang tadinya sudah berdiri pun duduk lagi karena Shenna.
"Sen...," panggil orang itu kesekian kalinya.
"Apa?" Tukas Sena dingin.
"Boleh ikut duduk bareng?"
"Riana, lo gak liat, gue sama cewek gue?" Tanya Sena dengan nada pedasnya.
Riana menoleh ke arah Shenna, lalu menatap Shenna dengan tatapan tak enak.
"Dia cewek lo?" Tanya Riana sambil menunjuk Shenna.
Sena hanya mengangguk sekali.
Tanpa aba-aba, Riana langsung berbalik badan dan meninggalkan Shenna dan Sena berdua.
"Kak...," Shenna menyentuh tangan Sena yang tergeletak bebas di atas mejanya.
Sena menoleh.
"Dia, siapa?"
"Temen," balas Sena singkat.
Baru hendak bertanya lagi, makanan pun tiba-tiba datang, membuat Shenna menyimpan pertanyaannya di dalam hatinya.
Dia siapa sih? Batin Shenna.
***
"Makasih banyak ya buat hari ini," Sena mengacak rambut Shenna dengan sayang.
Shenna hanya tersenyum yang membuat Sena sangat gemas.
"Makasih juga kakak kelas favoritku," Shenna memeletkan lidahnya.
Sena tertawa, "Yaudah, aku pulang ya. Kamu jangan tidur larut."
Shenna menganggukkan kepalanya.
Sena menyalakan motornya, lalu langsung menarik gas motornya, meninggalkan Shenna yang berdiri bertanya-tanya di tempatnya.
Kenapa kak Sena gak enak ya pas ada cewek tadi? Batin Shenna.
Buat apa dia balik lagi, kalau dia yang awalnya ninggalin gue? Batin Sena.
***
Jumat, 24 Maret 2017
Yey, Shenna-Sena ada ceritanya lagi. uhuy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Odd Yet Real
Teen FictionSemua memang aneh, tapi ini semua nyata, bukan ilusi. Copyright © March 2017 by Bilbile