7

4.5K 404 10
                                    

Pukul 22.00, gadis cantik tersebut pulang dari tempatnya bekerja.

'Rookie rookie'

"Iya eonni"

"Kamu dimana Wen? Uda jam berapa ini? Seulgi aja uda pulang, masa kamu belum"

"Yak, jangan bandingkan aku dengan Seulgi dong eonni. Seulgi kan pengacara sedangkan aku hanya-"

"Iyaiya, buruan ya adikku sayang. Eonni hanya takut, ini uda malam"

"Iya eonni, bye"

Gadis itu langsung menutup panggilan dan memasukkan hpnya kedalam tas.

"Huft, dingin banget, pasti bakal turun hujan. Buruan deh daripada kehujanan"

Jalanan sangat sepi membuat sang gadis merasa ketakutan. Ketakutannya pun terbukti ketika melihat 2 orang lelaki hendak menghampirinya.

"Harus ambil ancang-ancang"

Ketika para lelaki itu hampir sampai, Wendy pun berlari ke gang sebelah kanannya.

Merasa belum aman, Wendy terus berlari tanpa mempedulikan rusaknya jalanan.

"Aw" ringis Wendy.

"Itu dia"

'Tuhan, bagaimana ini, tolong aku"

Tiba-tiba sebuah uluran tangan tepat di wajah Wendy.

"Buruan"

"Tapi kakiku-" sosok itu pun menggendong Wendy.

"Apa yang kau lakukan tuan, aku bisa-"

"Berisik"

Pipi Wendy bertemu merah, kenapa? Karena baru kali ini dia digendong oleh seorang pria.

Pria itu langsung menurunkan Wendy ketika mereka sudah sampai di sebuah apartemen.

"Bagaimana kau bisa tahu apartemen, ya Tuhan, tuan Yoongi" kata Wendy setelah mengetahui siapa sosok yang menolongnya tadi.

"Hn"

"Bagaimana anda bisa ada didaerah ini?

"Ada klien yang harus kutemui"

"Sekali lagi terima kasih tuan, kalau anda tidak ada aku tak tahu apa yang akan terjadi"

"Tidak masalah"

"Mau mampir sebentar tuan, aku yakin pasti and-"

"Tidak, terima kasih"

"Kalau begitu aku pulang dulu"

"Ah, iya. Sekali lagi terima kasih tuan"

"Hn"

Akhirnya Yoongi pun meninggalkan Wendy didepan pintu apartemennya.

"Wen" panggil Minah.

"Ah, eonni"

"Siapa tadi? Aku dengar kau berbicara dengan seseorang"

"Oh, bukan siapa-siapa eonni"

"Ya ampun Wen, baju kamu"

"Hehe, habis jatuh"

"Ada yang luka?"

"Tidak ada"

"Noona"

"Sam?"

"Rindunya diriku" kata Samuel menghampiri Wendy.

"Aw"

"Kenapa Wen?"

"Noona"

"Kakiku sakit"

"Kamu sih pijak kaki kakakmu"

"Maaf, habisnya terlalu senang"

"Yaudah, ayo kita masuk sekalian biar eonni kompres kakimu"



•tbc•



Semakin runyam alurnya.
Happy reading😂

NEVER [Complete√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang